Saat ini aku sedang menuju ke sebuah lapangan. Oh iya saat ini sedang hujan, aku tidak tahu apa yang sedang aku pikrkan sekarang, hanya saja badanku membawa diriku menuju ke lapangan itu saat hari sedang hujan. Ah iya dulu aku sering ke lapangan yang penuh dengan bunga liar nan indah itu. Sekarang sudah lima tahun berlalu sejak aku pergi dari lapangan itu karena pindah kota. Benar dulu aku pindah kota karena urusan kerja ayahku, namun sejak nenek meninggal aku kembali ke sini sendirian sedangkan ayahku tetap di kota.
Sejak tiba di rumah nenek aku merasa nyaman, terutama karena aku bisa kembali menuju ke lapangan yang selalu aku suka main disana sejak aku masih kecil. Di lapangan itu aku terduduk sembari menerima hujan yang membasahiku. Bau hujan tercium membuat diriku semakin nyaman untuk menetap di lapangan tersebut. Aku menikmati hujan itu karena untungnya tidak ada petir.
“Hei kau kenapa disana” Aku pun menengok ke orang itu, ah ternyata seorang pria. “Tidak pergilah, aku ingin disini”
Pria itu kemudian pergi bersama sepedanya. Dan aku kembali menikmati hujan di lapangan itu. Dari dulu aku memang suka sekali menikmati hujan di lapangan itu. Beberapa saat aku kembali ke rumah karena hari sudah sore, meski begitu hujan tetap turun dengan deras. Di rumah aku segera mandi agar aku tidak sakit.
Keesokan harinya aku bersepeda untuk berolahraga. Aku pun bersepeda hingga menuju ke sebuah bukit, rasanya jika aku pergi ke bukit itu aku teringat akan nenek yang selalu mengajakku ke bukit ini saat aku masih kecil. Lalu saat aku ingin pulang tidak sengaja saat aku mengendarai sepeda, sepedaku tersandung sesuatu yang membuatku kehilangan keseimbangan lalu menabrak seseorang yang juga sedang mengendarai sepedanya.
“Ya tuhan kau tidak apa-apa” Tanyaku “Tenang saja aku tidak apa-apa” Jawab orang itu Aku melihat orang yang baru kutabrak adalah seorang pria yang kemarin memanggilku di lapangan. “Ah bukannya kamu kemarin yang di lapangan” Kata pria itu “Iya halo”
Kami berdua pun berjalan karena sepeda kami rusak akibat tabrakan tadi. Kami berjalan ke rumah, saat tiba di depan rumah aku melihat pria itu terkejut.
“Kenapa?” Tanyaku “Kau tinggal di rumah ini?” Tanyanya “Iya ini rumah nenekku” “Waw berarti kau adalah cucunya” “Ya iyalah, tapi serius memangnya kenapa?” “Enggak hanya saja dari dulu aku ingin bertemu denganmu” jawabnya “Denganku?” “Iya dulu aku sering bermain ke rumah nenekmu, dia selalu bercerita mengenai dirimu” “Lalu apa hubungannya?” “Bolehkah aku menjadi temanmu?” “Tentu saja tidak, aku kan tidak kenal kamu”
Tiba-tiba saja bunyi petir terdengar, lalu hujan turun membasahi kami berdua. Aku pun menenggok ke arah lapangan yang ada di depan rumahku.
“Kau pasti mau lapangan itu kan?” Tanyanya Aku tidak menjawab aku langsung menjatuhkan sepedaku lalu berlari ke arah lapangan itu dan tertidur di lapangan itu. Cukup lama dalam posisi tidur sembari memandang langit sembari menahan air yang masuk ke dalam mataku.
“Apa kau menyukai hujan?” “Sangat” jawabku “Kau pasti memiliki masalah yang berat bukan?” Aku hanya terdiam. “Bisakah aku menolongmu?” “Tidak, aku hanya ingin sendiri di lapangan ini menikmati hujan” Jawabku “Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu”
Pria itu tidak mengenalkan Namanya dirinya hanya langsung pergi. Sedangkan aku masih tiduran di lapangan ini sembari menikmati hujan. Aku sangat rindu suasana ini.
Cerpen Karangan: Shofa Nur Annisa Deas Blog / Facebook: lovinpluie Terima Kasih sudah berkunjung dan membaca ceritanya. Perkenalkan namanya Shofa Nur Annisa Deas. Saat ini dirinya sedang mencari cerita hidupnya karena menurutnya setiap hidup itu adalah cerita
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 27 Maret 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com