Aku tidak pernah membayangkan aku akan hidup di masa pandemi. Awalnya aku hanya mengira pandemi itu sebuah cerita agar orang-orang lebih memperhatikan kebersihan dan juga Kesehatan. Hingga tahun 2020 pandemi virus corona sudah tiba di Indonesia.
Tepat pada bulan Maret di tahun 2020 merupakan awal puncak virus tersebut membuat negara Indonesia terpuruk karena virus tersebut sudah menjadi pandemi. Memang terlihat sepele pada awal karena kita sebagai masyarakat harus menetap di rumah. Dan juga sebagai seorang pelajar tentu saja aku merasa senang karena pada akhirnya kita bisa tinggal di rumah lama dan tidak belajar di sekolah.
Selama awal pandemi karena sebagai pelajar yang senang tidak perlu sekolah aku menghabiskan kebanyakan waktuku hanya untuk bersantai-santai, tapi tentu saja aku juga membantu mama membereskan rumah karena setidaknya aku bisa membantu bukan menjadi beban keluarga.
Berbulan-bulan berlalu tidak terasa hingga pertengahan tahun aku menyadari bahwa berat badanku meningkat tentu saja ini terjadi karena aku lebih sering makan dan menyemil daripada bergerak dan berolahrga. Berbeda saat dulu masih belum pandemi di sekolah aku biasa mengikuti olahraga karena setiap minggu ada jadwal olahraga yang wajib diikuti semua pelajar.
“Mah yuk besok jalan pagi” “Mana bisa nak, kita keluar aja ditegur sama pa polisi”
Memang benar mungkin untuk menghindari keramaian pasukan polisi dikerahkan untuk mentertibkan. Pernah kejadian saat aku menuju ke pasar sebentar disana sudah ada kumpulan polisi yang menunggu di toko, saat aku menghampiri aku diawasi lalu disuruh untuk segera balik. Hal yang aku sadari sejak pandemi adalah Kesehatan mentalku, entah kenapa yang seharusnya berada di rumah membuat nyaman malah membuatku merasa terjebak dan selalu ingin marah. Tidak salah karena keadaan rumah selalu ribut sedangkan diriku adalah orang yang suka dengan keadaan yang tenang dan damai.
Sejak pandemi keadaan rumah membuatku tidak nyaman di rumah selalu terdengar suara ribut antara Mama karena selalu memarahi adikku selain itu Papa yang selalu ribut karena masalah yang sepele. Mendengar mereka semua ribut aku hanya bisa terdiam, karena saat aku berusaha untuk melerai mereka, justru mereka akan semakin ribut. Jika dipikir-pikir lagi adanya pandemi itu tidak menyenangkan.
Belum lagi karena tugas banyak yang harus dikerjai, tanpa ada guru yang mengajari materi tersebut juga membuatku kesusahan dalam memahami materi pelajaran. Bagus sekali bukan?. Mendapatkan nilai jelek, lalu dimarahi, mendengar keributan yang selalu terjadi di rumah semua itu membuat mentalku berubah. Sejak pandemi aku lebih sering menghabiskan waktu untuk menangis dalam diam, marah saat ada seseorang yang menghampiri, dan juga aku pernah berusaha dalam mengakhiri hidup. “Aku rindu diriku yang dulu”
Di rumah tanpa ada seseorang teman, sebenarnya terasa sangat hampa, sedangkan keluargaku tidak peduli denganku, oleh karena itu aku tidak ingin mereka tahu keadaanku yang sekarang. Aku hanya bisa memendam perasaan putus asa pada diriku sendiri. Tapi selama terpuruk aku tersadar aku tidak boleh seperti ini terus karena dunia tetap berjalan. Meski awal berubah susah sedikit demi sedikit aku menanganinya. Pertama aku menuliskan yang aku pikirkan, lalu jujur kepada keluargaku mengenai kondisiku sekarang aku tidak menyangka semua keluarga mengalami hal yang sama saat pandemi yaitu merasa sedih, putus asa. Tapi sebagai keluarga kita harus saling menguatkan.
Perlahan-lahan masa pandemi bisa aku lalui, mentalku juga semakin baik karena sudah beradaptasi dengan masa pandemi, meskipun tidak ada yang menolong kita, aku yakin kita akan selalu mendapatkan pertolongan. Mentalku di masa pandemi awalnya melemah namun perlahan-lahan mentalku menjadi kuat bahkan semakin kuat karena diriku yang ingin berubah, lalu juga diriku yang mengenal istilah self-love alias mencintai dan menghargai diri sendiri. Di dunia ini tentu saja ada tantangan dan salah satu tantangan yang aku hadapi adalah masa pandemi, tapi lihatlah aku bisa menghadapinya dan aku menang.
Tidak terasa sekarang sudah dua tahun yang berlalu sejak masa pandemi. Mentalku sudah kuat justru semakin kuat. Di tahun 2022 sekarang aku harap kalian semua tetap kuat dan bertahan dari semua masalah yang kita hadapi. Karena ada tantangan itulah justru kita akan semakin kuat dalam menghadapi tantangan berikutnya.
Cerpen Karangan: Shofa Nur Annisa Deas Blog / Facebook: lovinpluie Terima Kasih sudah berkunjung dan membaca ceritanya. Perkenalkan namanya Shofa Nur Annisa Deas. Saat ini dirinya sedang mencari cerita hidupnya karena menurutnya setiap hidup itu adalah cerita
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 27 Maret 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com