Setelah virus covid-19 berhasil menggegerkan dunia. Pondok pesantren AL-KAUTSAR tidak memulangkan para santrinya. Semua santri harus tetap tinggal di dalam pondok sampai hari raya tiba.
“Panas sekaliii,” teriakku dari luar musolah. Padahal hari sudah mulai sore namun matahari seakan membakar tubuh. Berkali-kali aku mengibaskan kipas kecil di tanganku sambil meneruskan tadarus.
Pukul 16.15. Bel berbunyi enam kali menandakan waktu istirahat bagi semua santri. Beberapa ada yang meneruskan tadarusnya, atau memilih menonton televisi di qo’ah sambil menunggu kantin dibuka.
“Alhamdulillah,” setelah menyelesaikan ayat terakhir akhirnya kututup al-quran di tanganku. Dengan cepat aku berlari menuju kamar mandi yang ada disebelah kamar. Sebelum antri semakin panjang.
“Dela! cepetan mandinya sebentar lagi kantin buka.” Ucap Putri sambil mengetuk pintu kamar mandi. “Iyaaa! Bentar lagi.” Balasku meneruskan mandi. Seperti hari-hari sebelumnya pasti hari ini kantin juga akan ramai, menjelang buka puasa.
Setelah merasa segar aku ikut menyusul Putri yang sudah ada di kantin. Benar saja, beberapa santri sudah duduk rapi di pelataran kantin. Menunggu Umi datang.
“cincaunya banyak gak?,” tanyaku sambil mengintip dari balik kaca kantin. Beberapa ustadzah memasukan gelas minuman berisi cincau ke dalam kulkas. Diatas etalase juga terdapat sosis bakar, cukup menggugah selera. “Hus, duduk jangan diliatin terus.” Ucap Putri menarik ujung rok hitamku. Aku hanya terkekeh pelan. Meski dari pondok sudah disediakan teh manis, tapi rasanya seperti kurang tanpa es cincau.
“Umi datang.” Ucap salah satu santri putri. Membuat semua santri yang sedang duduk santai berdiri menunggu Umi membuka pintu.
Setelah pintu terbuka, langsung saja kantin yang tidak terlalu lebar itu penuh sesak. “Ukhti, sabar ya. Satu orang harus beli satu.” Ucap ustadzah kewalahan menanggapi semua santri.
Dan akhirnya, satu gelas cincau bisa aku bawa pulang setelah melewati segerombolan santri yang sudah seperti pasukan demo demi es cincau yang sangat lezat buatan Umi.
Cerpen Karangan: Cantika Blog / Facebook: Achantika
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 29 Maret 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com