Sekali seumur hidup pasti kalian akan memiliki sesosok sahabat. Bisa jadi sahabat itu adalah teman baikmu, temanmu, orang yang kau sayangi, dan juga keluargamu. Tapi di cerita ini aku akan menceritakan sahabatku. Pada awalnya kami bertemu saat kami masih kecil seperti kebanyakan orang pada umumnya kami bertemu karena kedua orangtua kami yang juga bersahabatan. Hingga tidak terasa sekarang kami sudah memasuki semester tiga masa kuliah kami.
“Ayo katanya kamu mau kesana” Ajak sahabatku “Heh yang benar, aku kan maunya kesana” Ya ampun aku lupa kami ini beda individu dan juga beda pikiran, tentu saja untuk masalah sepele seperti ini membuatku selalu mengalah untuk membiarkan sahabatku memilih pilihan untuk rute jalan menuju ke kampus kami kali ini meski begitu aku tidak menyalahkan diriku yang mudah mengalah dan juga sahabatku yang keras kepala.
“Maaf ya ternyata tadi kamu benar” Kata sahabatku. Aku hanya bisa diam sembari tersenyum, layaknya buah busuk biarkan saja karena pada akhirnya dirinya akan terjatuh. Lagian yang mengendarai motor adalah sahabatku. Pada akhirnya kami tiba di kampus tidak terlambat. Aku dan sahabatku berkuliah dengan jurusan yang berbeda.
Tidak terasa sekarang sudah waktunya pulang. Kali ini yang mengendarai motor menuju ke kos-kosan adalah Aku. “Oh iya kamu mau makan apa?” “Sepertinya yang kemarin aja” Kami berdua menuju ke sebuah warung makan untuk membeli makan. “Ah iya bisa anterin ke toko yang itu?” Tanya sahabatku Sedangkan aku hanya mengiyakan lalu mengendarai motor menuju toko yang sahabatku masuk, toko itu adalah toko kelontong yang menurutku toko itu menjual barang-barang yang berpenampilan unik dan juga lucu. Sebenarnya aku sendiri juga ingin mengunjungi toko itu untuk mencari sesuatu.
Saat tiba di toko itu aku dan sahabatku berkeliling untuk mencari benda yang kami cari. Beberapa saat kemudian kami saling membayar barang yang kami beli, saat itu aku sengaja membayar setelah sahabatku. Lalu kami pun pulang dan tiba di kos-kosan. Di kos-kosan kamarku dan sahabatku berbeda karena aturan kosan bahwa satu orang satu kamar.
“Dear dumb sahabatku” Aku pun memasukan surat yang kutulis ke dalam sebuah kotak kecil yang sudah terisi dengan barang-barang yang kubeli tadi di toko kelontong itu.
Keesokan harinya adalah hari minggu alias juga hari libur menurut sejuta umat manusia. Aku masih berada di kamarku untuk mengejarkan pekerjaanku hingga aku mendengar suara ketukan di pintuku dan ternyata itu adalah sahabatku. “Mari masuk” Ajakku. “Hei ini aku membawakanmu seblak” Katanya sembari tertawa Ya tuhan sahabatku ini memang keras kepala akan tetapi dirinya sangat baik sekali, yang membuatku sangat bersyukur untuk memiliki seorang sahabatnya sepertinya.
Aku pun membereskan pekerjaanku lalu menata makanan yang dibawakan sahabatku. Lalu kami makan sembari menonton film di laptopku, saat ini kami sedang makan sembari menonton film komedi. Tidak terasa film sudah selesai begitu pula seblak yang kami makan sudah habis.
“Tadi filmnya lucu banget” Kata sahabatku sembari tertawa “Tuh kan iya, kamu sih sok tau” “Iya Iya maaf” “Hmm”
Aku pun berdiri menuju ke lemariku lalu meraih sebuah kotak dan kembali duduk di sebelah sahabatku. “Ini” Kataku sembari memberikan kotak itu ke sahabatku “Apa ini?” Tanya sahabatku Dari arah luar aku mendengar suara gerimis yang sedang turun “Gak tau apa sebutannya, hadiah? Coba kamu buka” Jawabku Aku melihat sahabatku membuka kotak itu dari arah luar aku mendengar suara gerimis itu semakin deras menjadi hujan. “Wih keren, makasih yah” Kata sahabatku sembari meraih benda yang berada di dalam kotak itu “Coba kamu baca surat itu” Kataku ke sahabatku
Aku melihat sahabatku meraih surat yang berada di kotak itu lalu mulai membacanya “Dear Dumb Sahabatku” Kata sahabatku sembari tersenyum kearahku Aku pun mulai berdiri lalu merapikan bekas piring kami, tidak lama kemudian saat selesai aku kembali ke sahabatku yang masih membaca surat itu, tentu saja sahabtku lama membaca surat itu karena tulisanku yang panjang. Lalu tidak lama kemudian aku melihat sahabatku telah menyelesaikan bacaan itu lalu menatap ke arahku begitu pula diriku yang sedang menatap ke arahnya karena aku ingin tahu apa yang akan dirinya lakukan saat dirinya paham dengan arti surat itu.
“Jadi?” Tanyaku “Jadi gini yang selama ini kamu pikirin?” “Iya” Jawabku “Makasih banyak” Katanya Aku pun memeluk sahabatku, kami berdua saling memeluk.
Di dalam surat itu aku menuliskan semua perasaanku yang mengenai bahwa aku sangat menghargai waktu yang kami jalani sebagai seorang sahabat dan juga semua waktu yang telah kami lalui.
“Dear Dumb Sahabatku selamat ulang tahun” Kataku
Cerpen Karangan: Shofa Nur Annisa Deas Blog / Facebook: lovinpluie Terima Kasih sudah berkunjung dan membaca ceritanya. Perkenalkan namanya Shofa Nur Annisa Deas. Saat ini dirinya sedang mencari cerita hidupnya karena menurutnya setiap hidup itu adalah cerita
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 1 April 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com