Siola adalah anak tunggal dari kedua orangtuanya, mereka hidup di sebuah kota kecil. Sejak kecil Siola sudah memiliki hobi memainkan biola, hobi tersebut merupakan hobi yang telah diturunkan dari pihak keluarga ayahnya hobinya sendiri selalu membuat Siola menjadi juara dalam berbagai lomba musik. Siola tentu saja juga senang karena hobi dan juga usahanya bisa membuat dirinya melangkah jauh hingga pada titik ini.
Saat ini Siola sudah kelas tingkat akhir SMA. Pagi ini Siola mengendarai motonya menuju ke sekolah. Saat tiba dirinya segera menuju ke kelasnya dan menunggu untuk bel sekolah berbunyi yang menandakan kegiatan belajar sudah dimulai. “Pagi La, tau gak aku punya berita untuk kamu” Ternyata itu adalah temannya Siola yang bernama Sefi. Sefi segera duduk disebelah Siola untuk memberitahukan bahwa Sefi memiliki sebuah info mengenai acara yang akan diadakan oleh kota mereka. Tentu saja Siola senang karena sudah lama sekali dirinya tidak menikmati suatu acara dan kelas pun dimulai.
Sepulang sekolah Siola bersama Sefi berkendara menuju ke tempat les seperti yang biasa mereka lakukan. Saat Siola ingin memasuki tempat les itu dirinya tidak sengaja menabrak seseorang. “Maaf” Kata Siola Tapi pria itu tidak peduli lalu pergi, Siola sendiri tidak terlalu memikirkannya akan tetapi Sefi memberitahukan bahwa pria itu adalah seorang siswa dari SMA berbeda dari mereka mendengar itu Siola hanya biasa saja. Tidak lama kemudian mereka pun mulai les. Lalu setelah selesai Siola mengantarkan Sefi menuju ke rumahnya dan kemudian pulang menuju ke rumahnya.
“Siola mari kita berbicara” Ajak ibunya Siola “Ya kenapa?” “Ibu mau kamu lihat ini” Siola pun melihat sebuah brosur yang berisikan mengenai sekolah kedokteran, melihat itu membuat Siola merasa sebal, lagi-lagi ibunya menyuruh Siola untuk melakukan hal yang tidak disukainya. Akan tetapi Siola hanya berpura-pura mengiyakan ibunya meskipun dirinya sudah pasti akan menolak hal tersebut. Siola pun menuju ke kamarnya, lalu dirinya membuka laptopnya untuk melihat sesuatu dari surel namun tidak lama kemudian dirinya menutup laptop tersebut dan segera bersiap untuk istirahat.
Keesokan harinya Siola menuju ke tempat les tanpa Sefi karena jadwal yang berbeda, di kelas tempat les itu Siola terkejut karena pria yang temui kemarin menjadi murid baru dikelasnya tapi dirinya tidak peduli. Setelah selesai les hujan turun dengan lebat yang membuat Siola terpaksa menunggu disana hingga hujan mereda.
“Kamu Siola?” Siola pun menenggok arah suara itu dan itu ternyata dari pria tersebut. Yang membuat Siola mengangguk. “Aku mengenalmu sebagai salah satu peserta lomba itu” “Lomba apa?” “Beasiswa seni musik akademi” “Kau tahu lomba itu juga” Tanya Siola Pria itu tidak menjawab dan langsung menuju ke mobil yang menjemputnya. Setelah hujan reda Siola menuju ke rumahnya, lalu kembali memeriksa surel, tapi tidak ada satu pesan pun yang masuk, Siola pun tetap pasrah lalu tidur.
Keesokannya karena hari libur Siola berada di rumah, di kamarnya duduk di meja belajar Siola sedang memikirkan pria itu karena “Bagaimana dia tahu tentang aku dan lomba itu?” Siola tersadar mungkin pria itu adalah salah satu peserta yang mengikuti lomba itu.
Saat ini Siola sedang menunggu surel mengenai hasil lomba yang dirinya ikuti. Yaitu lomba Beasiswa seni musik akademi dari lomba itu Siola berharap dirinya bisa menang agar mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan sekolah sesuai minatnya, bukan sekolah yang sesuatu yang tidak dirinya sukai. Siola pun memainkan biolanya dan kemudian dirinya menemukan ayahnya memasuki kamarnya yang membuatnya berhenti memainkan biola itu.
“Kenapa yah” “Ayah ingin mengobrol denganmu” Siola mengangguk “Kau tahu ibumu berusaha memasukanmu ke sekolah kedokteran?” Tanya ayahnya “Aku tahu” “Lalu bagaimana menurutmu, setahu ayah kau tidak menyukainya” Siola mengangguk “Kau tahu kau harus bisa memutuskan apa yang terbaik untukmu” Lalu ayahnya pun pergi sedangkan Siola kembali memainkan biolanya.
Keesokan harinya di tempat les Siola mencari pria itu, akan tetapi dirinya tidak dapat menemukan pria itu. Lalu Siola menuju ke bagian administrasi untuk mencari info pria itu akan tetapi dirinya tidak menemukan apa-apa. Pulang dari tempat les itu Siola segera kembali memeriksa surel di laptopnya yang dimana surel itu sudah tiba sejak siang hari dengan perasaan yang penasaran Siola hanya bisa berpasrah apa pun hasilnya. Dari Surel itu Siola mendapatkan hasil bahwa SIOLA LOLOS DITERIMA BEASISWA DI SEKOLAH IMPIANNYA Yang kemudian membuat Siola nangis dalam diam karena senang.
Di malam harinya Siola menemani ibunya yang sedang bersantai di ruang tamu sedangkan ayahnya sedang bekerja lembur. “Ma, kenapa mama selalu berusaha membuatku untuk bersekolah di sekolah kedokteran?” Tanya Siola yang membuat Ibunya Siola sedikit terkejut karena Siola tiba-tiba menanyakan hal tersebut. “Mama tidak memaksa nak, akan tetapi mama ingin melakukan hal terbaik untukmu” Jawab Ibunya “Ma, mama bakal marah gak jika Siola tidak mengikuti apa yang mama mau” “Tidak, tentu tidak karena kau harus bisa menentukan apa yang terbaik untukmu” “Ma maafin Siola yah, sudah mengecewakan mama”
Ibunya Siola menenggok kearah Siola karena ingin mendengar Siola, setelah itu Siola bercerita bahwa dirinya sudah mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan sekolah, tentu saja mengetahui itu membuat ibunya Siola sangat senang yang membuatnya langsung memeluk anak satu-satunya “Syukurlah nak, mama sangat bangga karena kamu bisa memilih apa yang terbaik untukmu” “Maafkan Siola ya ma” “Kenapa minta maaf La, justru Mama berterima kasih untukmu Siola” Siola bersama ibunya saling memeluk.
Keesokan harinya sepulang dari tempat les Siola bertemu dengan pria itu dengan segera Siola mengajak pria itu untuk berbicara berdua, di halte mereka berdua sedang menunggu bus karena pada hari itu Siola juga tidak membawa motornya. Mereka berdua duduk di halte bus itu dan saat itu hujan sedang turun dengan deras.
“Jadi kamu sudah mendapatkan hasil dari lomba itu?” Tanya Siola “Sudah, bagaimana denganmu?” “Sudah” “Lalu bagaimana hasilnya?” Tanya pria itu “Aku diterima, bagaimana denganmu?” Tanya Siola “Aku juga” Mendengar itu Siola menatap pria itu. Siola tidak pernah mengenal pria itu akan tetapi mendengar pria itu juga diterima di sekolah yang sama seperti Siola membuat Siola bahagia untuk pria itu. “Selamat ya untuk… siapa namamu?” Tanya Siola Pria itu tertawa kemudian menjawab “Liano, salam kenal namaku Liano”
Hujan masih turun dengan deras, di dalam halte Siola dan Liano masih menunggu bus. Tidak lama kemudian bus tiba Siola dan Liano berdiri memasuki ke bus itu. Di dalam bus mereka berdua duduk bersebelahan selama di bus itu mereka saling berbicara. Dari pembicaraan itu Siola mengetahui bahwa Liano memiliki hobi bermain Piano. Setelah beberapa saat bus sudah tiba di arah rumah Siola, segera Siola pamit lalu turun dari bus itu. Sepanjang perjalanan menuju ke rumah Siola menikmati hujan sembari memikirkan yang sudah terjadi selama beberapa minggu ini dan semua yang terjadi itu membuat Siola bahagia.
Beberapa hari kemudian di hari libur acara yang diselenggarakan di kota sangat meriah, Siola menuju ke sana bersama Sefi dan juga kedua orangtuanya. Saat Siola sedang berjalan menuju ke Sefi dan juga kedua orangtuanya lagi-lagi dirinya menabrak seseorang hanya saja kali ini dia mengenali seseorang yang dia tabrak dan itu adalah Liano. “Maaf Liano” “Sepertinya kau sering sekali menabrak seseorang” Mendengar itu Siola tertawa “Kamu kesini sama siapa?” Tanya Siola “Sendiri” Jawab Liano “Kalau begitu yuk ikut sama aku” Ajak Siola Siola mengajak Liano untuk berkenal dengan Sefi dan juga kedua orangtua Siola. Mereka semua menghabiskan waktu di acara itu dengan perasaan yang senang dan juga bahagia.
Beberapa bulan kemudian Siola dan Sefi sudah lulus dari SMA nya begitu pula Liano di SMA nya. Setelah itu Siola dan Liano bersiap-siap untuk pergi ke luar negeri untuk bersekolah di sekolah yang menerima mereka. Dengan kepergian Siola Sefi tentu merasa sedih akan tetapi Siola berjanji akan selalu menghubunginya dan juga kedua orangtuanya.
Saat tiba di luar negeri Siola sedikit takut dengan apa yang akan dihadapinya nanti. “Kau kenapa Siola?” Tanya Liano “Tidak Aku hanya takut” Jawab Siola Liano tertawa “Jangan takut kan kamu tidak sendiri” Siola pun tertawa, memang benar meskipun dirinya sekarang berada di tempat yang belum dia kenal setidaknya Siola tidak menghadapi semua ini sendiri karena ada Liano yang akan menemani petualangannya kali ini.
Cerpen Karangan: Shofa Nur Annisa Deas Blog / Facebook: lovinpluie Terima Kasih sudah berkunjung dan membaca ceritanya. Perkenalkan namanya Shofa Nur Annisa Deas. Saat ini dirinya sedang mencari cerita hidupnya karena menurutnya setiap hidup itu adalah cerita
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 3 April 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com