Dalam sebuah kamar, segerombolan remaja yang sahabatan sudah bersama selama kurang lebih 7 tahun lamanya. Mereka mulai berteman saat umur mereka masih 15 tahun, hingga saat ini, ketika mendapat libur berbarengan, mereka berkumpul dan berbagi cerita.
Persahabatan mereka memiliki 4 anggota dengan sifat berbeda yang saling melengkapi. Lenny si misterius, Dennis si pendiam yang suka mengamati, Yuta si pencairan suasana dan Yura si tukang ngomel dan ceramah.
“Lo tumben bisa libur minggu, Den. Bukannya kafe cuma libur di hari biasa, ya?” Tanya Yura terheran, ia membagikan beberapa camilan dari dapur untuk para sahabatnya yang berkumpul di kamarnya malam ini. “Gue kan mau dimutasi, Ra. Akhir-akhir ini gue prepare tempat baru dan baru dikasih libur sekarang.” Jelas Dennis melipat kedua tangan di depan dadanya. “CONGRATULATIONS!!” Yuta memberi tepuk tangan dan suit-suit untuk Dennis, lalu meledakkan sebungkus ciki sampai isinya keluar berhamburan, seolah ciki itu adalah confetti popper. Yura geram, kemudian mengomeli kakaknya. “Woy Yuta! Nanti kamar gue banyak semut! Bersihin gak?!” “Bodo amat, kan ini kamar lo!” Ledek Yuta lalu menjulurkan lidahnya. Membuat Yura makin emosi, tangan Yura gak sia-sia melayang ke punggung kakaknya. Ia memukul dengan keras punggung lebar Yuta hingga meringis kesakitan.
Yuta dan Yura adalah anak kembar yang gak identik, kebanyakan orang mengira mereka pacaran karena kelakuan mereka gak ada hari tanpa debat dan bertengkar.
“Selamat ya, Den. Semoga lo betah di tempat baru.” Dennis menggeleng mendengar ucapan Lenny barusan. “Thanks ya, Len.” Lenny menarik bibirnya membentuk senyuman.
Yura mengeluarkan handphone, lalu melihat status whatsapp dari orang-orang yang berada dalam kontaknya.
“Len,” Panggil Yura, Lenny cuma menyahut dengan deheman. “Lo kenapa hapus status lo? Keknya baru 2 menit deh.” Yuta memicing curiga pada Lenny. “Nah iya, gue juga mau nanya, sering banget gue ngegab lo bikin SW cepet banget ngapusnya. Gue belum sempat pencet udah ilang. Kenapa itu?” Yuta menunjuk wajah Lenny lalu tersenyum menggodanya. “Hayoo… Target udah lihat, ya?” Lenny menaikkan sudut bibirnya. “Target? Sejak kapan gue punya target? Ngaco.” Ngelesnya. “Terus kenapa?” Tanya Yuta penasaran. Lenny hanya bergumam gakpapa lalu lanjut melahap camilannya. “Gue rasa… Lo nyimpen rahasia dari kita ya?” Hati kecil Lenny tercubit mendengarnya, ia terperanjat. “Hah? Eng-gak, kok.” “Lah terus apa?” Tanya Yura bingung.
Lenny menghela napas, lalu memberi penjelasan pada teman-temannya agar gak salah paham. “Gini guys, sometimes gue pengen bikin story kalo ada sesuatu yang mengganggu otak gue. Semacam curhat atau keluhan yang gue gak pengen orang lain tau. It just is.” “Okee, jadi maksud lo… Lo bikin SW buat diri lo sendiri, bukan buat dilihat orang lain?” Lenny mengangguk, mengiyakan hasil Yura yang menelaah penjelasannya dan diluruskan lagi. Dennis beranjak dari tempatnya, ia mengelus puncak kepala Lenny dan tersenyum.
“Lain kali harus lebih strong lagi, lo belum pro ngumpetin sesuatu dari orang lain.” Pelipis Lenny mengernyit, “maksud lo?” Dennis mengedikkan bahunya. “Pesan gue, semoga lo berhasil melewati masa-masa sulit lo dan cepat bahagia.” Kedua mata Lenny melebar sontak menatap Dennis terkejut, gimana Dennis bisa tau? Padahal Lenny selalu menghapus statusnya satu detik setelah dia mempostingnya. Gak ada waktu buat dibaca oleh orang lain. Tapi Dennis?
“Gue dengar, ada whatsapp yang bisa ngebaca pesan atau postingan yang udah kita hapus.” Teori Yura menjawab segala yang Lenny pikirkan, Lenny baru mengetahui hal itu. Ia kembali menatap Dennis yang melontarkan senyum tipis ke arahnya.
“Kenapa lo gak cerita ke kita aja sih? Ujung-ujungnya juga kita bakal tau. Daripada lo pendam sendiri, malah jadi penyakit hati.” Ucap Yura mulai membaweli Lenny, yang disahut setuju oleh kembarannya Yuta.
Lenny menatap Dennis yang juga sedang menatapnya, ia mengangguk cepat seakan memberi kode untuk memberi Lenny ruang agar mau cerita tentang apa yang telah di alaminya akhir-akhir ini.
Akhirnya Lenny bercerita, dia merasa lega setelah mendapat feedback dan saran yang positif dari teman-temannya. Dennis kembali tersenyum, melihat Lenny yang lebih banyak tertawa sekarang, gak seperti sebelumnya.
Dennis membuat Lenny kembali mengerti tentang arti persahabatan mereka. Berkumpul bersama itu gak sekedar main game, nonton film sampai begadang atau nyemil sampai kenyang. Tapi juga waktunya untuk lebih saling mengenal, saling terbuka dan sharing untuk menyelesaikan masalah satu sama lain.
Tamat
Cerpen Karangan: Xiuzeen
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 5 April 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com