Mulai awal tahun 2020 pandemi covid 19 melanda seluruh dunia. Hal ini semakin mengubah cara hidup kita. Dari yang semula bertatap muka secara langsung sekarang harus menjaga jarak bahkan harus selalu memakai masker kemana-mana. Adanya penyakit disebabkan virus covid 19 sangat membahayakan karena menular sangat cepat dan dapat mengakibatkan kematian. Oleh karena itu banyak himbauan untuk tetap berada di rumah apabila tidak ada hal yang penting dilakukan di luar rumah, sekolah tidak lagi dilakukan secara tatap muka karena akan membahayakan peserta didik maupun guru.
Aku biasa dipanggil Rahmat, nama lengkapku sebenarnya Rahmat Nur Hadi. Aku pelajar SMP di Makassar, anak ke dua dari empat bersaudara. Kakak pertamaku adalah seorang youtuber yang subscribernya sudah mencapai seratus ribu subscriber, adik pertamaku juga masih SMP, dia adalah siswa yang berprestasi, diantara prestasinya yaitu menjuarai olimpiade sains nasional juara pertama, juara 1 lomba lukis nasional, dan menjadi ketua osis di sekolahnya. Adik bungsuku masih bersekolah di SD, dia adalah anak yang energik. Dia menjadi anggota klub sepakbola dan menjadi kapten di timnya. Coach memilihnya menjadi kapten karena sering mencetak gol dan assist. Dia juga menjadi ketua kelas. Ibuku adalah seorang pegawai negeri sipil, dan ayahku adalah seorang programmer.Itulah gambaran keluargaku, bisa dibayangkan rumahku cukup ramai dengan 6 anggota keluarga.
Pada awal belajar online aku sangat bingung bagaimana cara menggunakan bermacam aplikasi di laptop. Sebelumnya aku hanya melihat saja kalau ayah dan kakakku bekerja dengan laptop mereka. Dengan adanya keharusan belajar dari rumah maka mau tak mau aku juga harus bisa menggunakan laptop, lalu aku bertanya ke ayahku, “Ayah bagaimana cara menggunakan aplikasi zoom?” Lalu ayahku menjawab “Pertama-tama kamu sign in aplikasi zoom dulu setelah itu kamu masukkan meeting id lalu masukkan passcode lalu kamu bisa oncam dan on mic kamu dengan cara menekan tombol mikrofon dan kamera lalu kamu bisa bertemu dengan guru dan teman mu”, “Ouh begitu ayah terima kasih”, lalu aku melakukan pertemuan dengan temanku. Aku sangat senang sekali bisa bertemu dengan guru dan temanku walau tidak bertatap muka.
Setelah aku melakukan zoom dengan guru dan temanku, adikku berteriak, “Kak, gantian ya.. sekarang aku mau melakukan zoom dengan guru dan temanku” ucap adikku, setelah melakukan zoom aku langsung mengerjakan tugasku melalui word pada awalnya aku bingung cara menggunakan word, lalu aku bertanya dengan ayahku tapi ayahku sedang melakukan zoom penting dan tidak mau diganggu, lalu aku bertanya ke kakakku, “Kak bagaimana cara membuat tabel?”, lalu kakakku menjawab “pertama-tama kamu harus ke menu insert dulu setelah itu kamu pilih ke menu tabel, lalu kamu bisa memilih bagaimana tabel yang kamu mau”, “Ouhhh begitu kak terima kasih”, lalu kakakku menjawab, “Sama-sama”, lalu aku mengerjakan tugas ku dengan cepat karena sudah bisa membuat tabel di word dan tidak perlu lagi mengerjakan di kertas tinggal klik sana dan klik sini jadi dehhh.
Setelah 3 bulan aku pun menjalani Penilaian Tengah Semester satu, aku sudah belajar semua materi tinggal bagaimana cara mengerjakan Penilian Tengah Semester tersebut, aku kira Penilian Tengah Semester jawabannya ditulis dikertas ternyata cara mengerjakan Penilaian Tengah Semester berbeda karena mengerjakan di laptop atau hp, jika mengerjakannya di kertas saja dan dikirim fotonya gurunya pasti akan susah menilainya apalagi kalau tulisan anak jelek, akhirnya sekolah saya pun memutuskan menggunakan aplikasi google form supaya guru lebih enak menilai hasil Penilain Tengah Semester tersebut, aku pun kaget jika Penilaian Tengah Semester menggunakan google form karena aku sudah terbiasa menulis jawaban di kertas lalu kirim ke gurunya saat penilain harian.
Aku pun mulai mengerjakan semua soal Penilain Tengah Semester dengan lancar karena dihari sebelumnya aku sudah belajar. Ternyata mengerjakan Penilaian Tenga Semester di google form lebih gampang karena hanya tinggal meng klik jawaban yang benar dan jika aku sudah selesai aku pun tinggal menekan tombol submit atau kirim, dan satu fitur yang aku sukai dari google form adalah nilaiku langsung keluar jika aku menekan tombol kirim atau submit.
Setelah selesai Penilaian Tengah Semester aku mencoba membantu kakakku untuk membuat video youtube dan adikku juga membantu membuat video edukatif, aku menjadi bagian yang menuliskan naskah, kakakku bagian editing, dan adikku bagian mencari ide, akhirnya video kami sudah jadi dan tinggal diupload kami pun bersama-sama mengucapkan “Bismillahirrahmannirrahim” lalu kami mengupload video tersebut.
Satu jam pertama yang menonton hanya baru seribu orang karena kami membuat video itu dimalam hari kami pun segera tidur karena sudah sangat lelah dan mengantuk, pada keesokan harinya kakakku mengecek videonya kembali lalu kakakku terkejut dengan jumlah viewers yang mencapai satu juta viewers lalu kakakku memanggil aku dan adikku yang pada waktu itu aku dan adikku sedang makan sambil menonton tv, kakakku bilang “Dik jumlah viewer kita sudah mencapa satu juta viewer”, lalu aku dan adikku menjawab “Hah yang bener kak?”, lalu kakakku menjawab “liat aja sendiri” lalu aku dan adikku melihat komputer kakakku dan ternyata memang betul jumlah viewernya satu juta orang. Aku, kakakku, dan adik ku sangat dan kami sama-sama mengucapkan ‘Alhamdulillah’.
Setelah kejadian satu juta viewer tersebut sekolahku mengadakan lomba membua cerpen yang bertema “Peran Pemuda Milenial di Masa Pandemi, aku pun mengikuti lomba membuat cerpen tersebut, aku mengikuti lomba cerpen tersebut karena aku sudah terbiasa menulis kata dengan banyak, aku pun harus melawan teman baikku yang bernama Raden Roro Alulaninda Azzahra Aquen atau yang biasa dipanggil Alula, aku dan Alula mengikuti lomba tersebut karena ingin masuk ke SMA favorit di Makassar, oiya aku lupa memberitahu jika aku menang lomba sampai tingkat walikota aku pun bisa memilih SMA yang penting masih SMA tersebut masih ada di Makassar.
Aku pun menjalani lomba tersebut dengan bersungguh-sungguh mengikuti lomba ternyata usaha tidak mengkhianati hasil aku pun juara ke dua setelah Alula, aku sangat senang tapi aku ingat ini baru tingkat sekolah belum mencapai tingkat walikota, di tingkat kecamatan ternyata lombanya lebih sulit daripada yang aku kira peserta harus membuat video sambil membuat cerpen karena kakakku seorang youtuber aku pun bisa membuat video yang diminta panitia, akhirnya dengan kerja keras aku pun berhasil menjadi juara satu mengalahkan Alula yang menjadi juara dua, aku sangat berterima kasih dengan Alula karena dialah motivasiku untuk menjadi sang juara akhirnya aku dan Alula sama-sama di satu SMA yang sama.
Berkat ketekunan, rajin belajar dan saling memotivasi, aku dan Alula berhasil dalam. Setelah lulus, aku dan Alula mendapat sekolah berkualitas yang aku dan Alula inginkan.
Cerpen Karangan: Panji Wismaya
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 15 April 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com