“I wish that you would stay in my memories”
Halo, aku hise. Siswi kelas 2 mau naik ke 3 di SMP. Ketika orang-orang mengatakan bahwa masa-masa kelas 8 adalah masa-masa yang menyenangkan, aku akan membantahnya. Karena..
Cerita ini dimulai ketika aku bertemu seseorang, sebut saja “Matteo” di kelasku. Saat itu aku sedang memasuki tahun awal smp. Kalian tentu tahu angkatan corona, jadi kami berkenalan via wa dan gugelmit. Saat pembelajaran dimulai, aku, dengan sifatku yang ekstrover ini mengajak Matteo berkenalan di room chatnya. Kami pun berkenalan dan berteman dekat di dunia maya namun tidak di dunia nyata. Keren, bukan? Tetapi pasti banyak orang yang seperti itu, bukan hanya aku melainkan yang membaca ini juga pasti pernah merasakan.
Setelah itu, kami makin dekat, makin dekat sampai akhirnya ia memiliki perasaan denganku. Saat itu, aku yang berumur sebelas tahun itu belum mengerti sepenuhnya tentang perasaan. Jadi, aku terima saja perasaannya dan kita menjalin hubungan lebih dari teman (tidak pacaran).
Sat set sat set, tiga bulan berlalu dan aku sudah merasa bosan. Lalu.. Aku mengatakan bahwa aku ingin berhenti berhubungan dengannya lewat dm. Aku tidak merasa bersalah atau apapun, pada saat itu.
10 bulan berlalu setelah kejadian itu. Sekolahku mengadakan porseni, disitu aku sebagai anggota osis mengambil posisi sebagai pembawa acara. Nah, saat itu aku sedang melihat orang-orang bertanding. Disebelahku, juga ada Matteo.
Aku ingin berbicara sesuatu kepadanya tapi karena suaraku kalah dengan suara orang yang mendukung timnya masing-masing, akhirnya aku pun jinjit agar bisa berbisik kepada Matteo. Dan saat itu, mungkin Matteo peka? Dia pun menunduk saat aku membisikkan sesuatu kepadanya. Disitu aku berdebar-debar, dan sampai cerita ini diketik aku masih bisa merasakan momen-momen itu. Haha.
Sebulan setelah itu, aku mendapat pesan dari seseorang yang kita panggil saja dia “Chasena”. Chasen menanyakan sesuatu yang, aku sendiri tahu maksudnya apa. Dia bertanya begini kepadaku,
“hise, seandainya Matteo masih suka sama lu, gimana perasaan lu?” Aku pun bingung untuk menjawabnya, lalu aku jawab saja “Begini” dan “Begitu” yang membuat aku dan Matteo bersama lagi. Alias prat dua (padahal ga rame, ya. Kenapa ada prat dua).
Pada November, kami akhirnya bersama lagi. Hari-hariku jadi lebih berwarna karnanya. Banyak kenangan yang tersimpan didalam folder memori di kepalaku. Semuanya berisi kenangan indah, sampai..
Sampai dimana saat awal tahun, Matteo bilang dia ingin “Putus” denganku dengan alasan zina. Aku terima-terima saja, apa yang dia katakan ada benarnya. Dengan berat hati, aku pun menerima itu.
Aku rasa, aku tidak bisa menerima hal itu sama sekali. Aku menjadi seorang tempramen. Sedih sekali rasanya, entah kenapa. Tapi, sepertinya Matteo tidak suka lagi alias ilfeel denganku? Karena aku meluapkan emosi kepadanya tanpa kusadari..
Aku sedih, aku sedih sekali. Dadaku rasanya sesak. Akhirnya mau tak mau aku menjalani 2022 ini dengan perasaan yang campur aduk seperti bubur ini..
Aku, aku menjalani 2022 ini dengan sadar. Sadar bahwa hari yang aku jalani ini hanya sedetik di hari berikutnya. Aku menjalani ini dari januari hingga maret dalam keadaan “Gamon”. Paham, kan?
Lalu, entah darimana muncul seorang karakter sementara dalam alur hidupku bernama nelvin. Dia hadir tiba-tiba dari hidupku dan kami akhirnya akrab sekali. Tiada hari tanpa chat, sampai akhirnya aku mengutarakan tujuanku dengan bertanya seperti,
“nev, boleh ga lo, w pke buat move on?”
Sebenarnya aku sudah siap dengan jawaban tidaknya. Siapa yang sangka ternyata dia menjawab boleh? Itu semakin membuatku bingung.
“kenapa boleh?” “lo mau make gw move onnya gimana dulu?” “ya gitu” “ntar dikira pacaran gimana hayo?” “bener juga, sih.. Gatau juga” “nah makanya, gw juga gmao ngebucin” lagi”
Batinku, “dih najis, bukan pacar ngapain juga gue ngebulol sama loe” haduh haduh.
Kami semakin akrab, akrab, dan.. Timbul perasaan kepadanya. Tentu kalian tahu, “Tidak ada persahabatan perempuan dan laki-laki tanpa melibatkan perasaan”. Dan aku, yang sekarang memiliki perasaan kepadanya.
Aku memilih untuk “Prenjon”. Bukan tanpa alasan, namun aku sudah nyaman ditambah aku takut aku akan kehilangan dirinya. Aku bahkan sempat bertanya kepada guruku,
“pak, mnurut bapak mnding menyatakan perasaan atau gausah pak” “mnding gausah, lah. Ntar canggung habis confess kan” “iya juga ..”
Jadi aku membiarkan diriku berada di zona teman ini, entah sampai kapan. Pikirku begitu.
Ternyata tidak. Dia, mempunyai kepribadian yang kasar, aku pun sudah mengatakan bahwa aku risih dengan bahasanya yang kasar namun dia malah menyuruhku diam. Padahal, nelvin dua tahun lebih tua dariku dan kita sederajat. Masa sih karna puber? Ahk aneh banget ..
Karena aku sudah tidak tahan dengan ketikannya yang kasar, aku pun memberitahunya dan perdebatan diantara kami dimulai. Kami saling jujur-jujuran dan.. Aku bilang seperti ini ke dia,
“klo sikap lo gni trus, w mau lc sama lo” *lc = lost contact
Aku yang udah ga bisa berpikir jernih mengetik itu tanpa rasa bersalah sedikitpun. Bertolak belakang dengan janjiku yang akan terus akrab dengan nelvin sampai kapanpun itu. Akhirnya kita mencapai kesepakatan, bahwa kita akan bicara seperlunya saja.
H+1 setelah kejadian itu, aku masih biasa saja. Tapi.. Lama kelamaan entah kenapa rasanya ada yang mengganjal.
Hatiku kosong, itu rasanya. Tidak ada yang menempati hatiku lagi rasanya. Ingin meminta maaf, tapi gengsi. Lagian dia juga bakal ga mau kembali seperti dulu. Kalau aku sudah tahu jawabannya seperti apa, lebih baik aku tak bertanya daripada aku akan sakit hati dibuatnya..
Kenangan yang kami buat berbulan-bulan, hancur karena sehari. So sadly:)
Bahkan sampai saat ini, kenangan setahun lalu masih bisa kurasakan. Kurasa, banyak yang aku rasakan di kelas 8 ini. Mulai dari hal random sampai hal asmara. Aku, terlalu muda untuk menginjakkan kakiku di ladang asmara. Terkadang aku selalu menganggap bahwa diriku sama seperti teman sekelasku yang berumur 14-15. Maka dari itu, aku berani mengambil resiko hahahahahahahaha.
“I promise that the ending always stays the same” “so there’s no good reason in make believing that we could ever exist again” “I can’t be your friend, can’t be your lover” “can’t be the reason we hold back each other from falling in love” “with somebody other than me” ~ Memories – conan grey.
Pesan dariku: 1. Jika ada masalah pikirkanlah dengan kepala dingin jika kau tak ingin bernasib sama denganku. 2. Jangan pacaran dengan temen sekelas kalo ujung-ujungnya bakal gamon lmao. 3. Cukup aku aja yang ngalamin hal-hal yang ga menyenangkan di masa-masa kelas 8. Kalian jangan, yaa! Haha
Sejujurnya ini bukan cerpen, tapi bentuk pelepasan stres yang aku gunakan dengan memanfaatkan kecerdasan “Linguistik” yang aku miliki sekalian mengembangkannya.
Terimakasih sudah mau membaca cerpen ini, lumayan capek ngetiknya haha. Barang kali mau temenan? Cari aja di in: @hise.Exe Atau ke telegram: @hiseuu. Sapa aja gapapa kok, aku ramah kok orangnya wkwkwk
8:40 pm bandung, june 26th, hiseda.
Cerpen Karangan: Hiseda alo halo haii, semuaa. nama aku Hise penyuka matcha dan eskrim. dikenal dengan mottonya yakni “halah cingta cingtaan, taek bat. putus mampus loe” ini adalah murid termuda dikelasnya. aku perempuan, dan sangat menyukai novel-novel berbau misteri dan horror. kini aku sedang mau melewati setahun terakhir disekolahku, tolong doakan aku lulus yaa!! Thank You So Much