Ada waktunya gue rindu akan rumah yang selalu memberi kehangatan untuk jiwa yang merasa sepi. Tapi, sedikit saja gue merasa rindu akan hal itu. Kehidupan disini membuatku terlalu cinta akan kesibukan, gak ada kesibukan cari-cari saja kesibukan, seakan waktu 24 jam tidak cukup untuk gue pribadi.
“Jadwal minggu ini ada apa yah” sambil melihat kalender. “Hemm… minggu depan ternyata ga ada kegiatan, kayanya gue harus cari kegiatan dehh masa iya cuman ngegabut aja di kosan”
Gue langsung cek di semua media sosial yang gue punya termasuk website yang suka ngasih info tentang event. “Nah, ini nih ada di hari Minggu depan, free lagi.” Dengan gercep gue langsung daftar dan registrasi pun berhasil. Tapi, tiba-tiba ada telepon masuk ke hp gue. “Assalamu’alikum Din” “Waalaikumsalam Bunda, iya ada apa bun?” “Minggu depan sibuk ga? Kalo ga sibuk pulang yah. Udah lama ga pulang, nanti kalo pulang kita jalan-jalan.” “Ga bisa Bunda, Dinda barusan udah daftar mau ke acara festival lumayan gratis bun. Jadi sayang banget kalo ga ikut, apalagi kalo liat benefitnya.” “Ohh ya udah ga papa, lain kali aja. Semoga lancar yah acaranya, nanti Bunda telepon lagi. Wassalamu’aalaikum.” “Waa’alikumsalam.”
Itu kebiasaan gue selama kurun waktu 2 tahun belakangan ini. Namun, sekarang sangat jauh berbeda. Sudah 8 bulan gue melaksanakan aktivitas gue secara online dan hanya dirumah saja. Bosan, kata yang selalu terngiang dipikiran gue. Gue gak bisa pergi dari satu tempat ke tempat lain. Semua plan yang gue buat sama sekali jauh antara ekspektasi dan kenyataan. Ini bukan gue, bukan gue yang hanya duduk manis diatas meja, di rumah saja dan setelah kegiatan itu gak lakuin apa-apa.
Tapi entah kenapa akhir-akhir ini ada sentuhan yang menyentuh hati gue. Gue merasakan kehangatan untuk menyembuhkan akan luka sepi yang gue rasain ini.
“Din ayo makan, Bunda udah siapin makan malam buat hari ini. Kita makan bersama yah sama Ayah dan Adik kamu”. “Din, sekarang hari Minggu yah, Ayah mau ngajak kamu lari pagi ke tempat biasa saat kamu kecil”. “Kak, Ana mau ajarin lukis orang dong kak. Seneng banget deh Ana punya Kakak yang pinter lukis. Tau gak Kak, tiap hari Ayah sama Bunda suka liatin lukisan Ayah dan Bunda yang Kakak buat. Malah, banyak tetangga yang tanya Kak Dinda kemana kok jarang liat pulang?”. “Ahhhhhhhh….” gue teriak sekencang-kencangnya. Perkataan itu yang sering gue denger sekarang. “Selama ini apa sih Din, apa yang lo cari?”. Gue hanya menangis aja di rooftop rumah.
—
“Lucu banget Ayah Bunda ..” Tawa bahagia itu sangat jelas gue dengar ada di ruang keluarga. Terlihat, Ana, Ayah, dan Bunda sedang menikmati indahnya kebersamaan momen emas yang mungkin tidak akan terulang kembali. Selama 8 bulan ini, mungkin hanya 1 kali itupun cuman 5 menit pertama gue gabung bersama mereka.
“Kak Dinda .” teriak Ana. Gue pun langsung hapus air mata gue, tak mau ada yang tau kalo barusan gue nangis. “Ayo sini kak, itu rame banget filmnya”. “Iya Ana kakak ikut nonton ya”.
Kurang lebih satu jam saja, gue udah ngerasa kehangatan yang selama ini gue gak menikmatinya. Kenyamanan ini, dan kebahagiaan ini lebih indah dari kebahagiaan gue bersama temen-temen gue. Lebih indah dariapada penghargaan yang gue dapetin selama ini.
8 bulan ini, gue akhirnya menemukan makna tersembunyi yang selama ini gue tau tapi gue hiraukan. Keluarga itu paling berharga terutama Ayah dan Bunda. Bersyukur, gue disadarkan secepat ini oleh Tuhan. Terimakasih Tuhan, terimakasih atas teguranmu yang begitu halus menyadarkanku.
Akhirnya, sekarang gue gak telat makan, selalu makan malam bersama, tidur tidak terlalu larut malam, menghabiskan waktu dengan keluarga, lebih sering berbincang-bincang dengan keluarga. Dan gue bisa mengurangi ketergantungan gue terhadap medsos dan hanya menghabiskan waktu dengan menikmati keindahan alam di sekitar rumah ini.
Ternyata, kebahagian itu bener–bener sederhana, tak perlu berekspektasi harus mencapai sesuatu agar bahagia. Hanya dengan menikmati apa yang kamu miliki itu kebahagiaan terindah, dan paling berharga adalah gue masih bisa bernapas sampai saat ini.
Cerpen Karangan: Sa.sptn