Pukul 3 pagi, ayam-ayam telah berkokok dengan bersautan, Mak rum segera bergegas bangun dari tempat tidurnya dan melangkahkan kakinya ke ruangan samping beliau tidur untuk membangunkan suaminya Pak Harjo. Keduanya bersiap menyiapkan dagangan yang akan dijual di sekolah berupa soto, gorengan, nasi goreng, dan lain-lain.
Setelah beberapa saat munculah kedua anaknya laki laki dari arah kamar yakni Bagas dan Arman. “Bantuin apa Mak kita berdua” kata Bagas. Sementara itu adiknya si Arman masih menguap. Mak rum pun mulai membagi tugas untuk kedua anaknya agar perkerjaanya cepat selesai sebelum pukul jam 6 pagi.
Setelah Bagas dan Arman selesai membantu mereka mulai sibuk dengan keperluan mereka sendiri. Bagas membuat cilok untuk dijual warung sekolahan bersama dengan Mak Rum untuk biaya kuliah disambi dengan menjadi tukang kebun di SD Cahaya Kasih. Sedangkan Arman bersiap untuk berangkat sekolah, karena Arman ini masih duduk di Bangku Sekolah menengah atas dan anak bungsu jadi lebih santai kalau pagi tapi masih ingin membantu kedua orangtuanya.
Mak Rum memiliki 5 orang anak, Yang pertama bernama Mba Titik, yang kedua bernama Mba Asih, yang ke 3 bernama Mas Tri. Mereka bertiga sudah berkeluarga. Mba Miya dan Mas Tri berdomisili di luar kota jadi rumah Mak rum akan ramai bila anak dan cucunya pulang dari rantau.
Bagas mengikuti program D3 salah satu universitas terbuka di Salatiga. Tapi Bagas ini dididik untuk belajar mandiri sedari kecil oleh Mak Rum. Bagas menjadi tukang kebun di sekolah dasar tempat Mak Rum menjual makanan. Bagas adalah anak yang pintar dan termasuk anak kesayangannya Bapak Kepala Sekolah. Bapak Kepala melihat potensi Bagas ketika Bagas mendapat Amanat untuk pergi ke Dinas Pendidikan mewakili beberapa guru yang berhalangan hadir. Bapak Kepala Sekolah meminta Bagas melalui Mak Rum agar melanjutkan S1 nya. Dan akhirnya setelah melalu musyawarah keluarga kecil akhirnya Bagas bersedia melanjutkan S1 nya di universitas swasta yang termasuk bagus dan mahal.
Bagas tidak tinggal diam begitu saja “Mak aku tak jualan cilok ya buat tambah biaya kuliah tiap bulannya, sekalian ternak sapi” mendengar pernyataan putranya Mak Rum merasa sangat senang dia mau meringankan beban orangtua. Bagas selalu semangat dalam menjalani hari harinya, dia bisa membagi waktunya antara bekerja di sekolah sebagai tukang kebun dan kuliahnya. Dia selalu belajar sampai larut malam bahkan sampai subuh tiba.
Beberapa tahun telah berlalu dengan cepatnya, tibalah dimana Bagas menunggu pengumuman kelulusan, Bagas sangat menunggu momen ini. Dia berangkat raut cemas “Mak Bapak apakah aku akan lulus dan mendapat IPK bagus”. Bapaknya pun menjawab “iya le semoga saja semua doa Mak dan Bapakmu ini dihijabah Allah”.
Selang beberapa jam pengumuman itu tiba Bagas lulus dan mendapat IPK tertinggi di fakultas itu. Tak sia sia usaha Bagas selama ini. Dia bisa membanggakan orangtua dan keluarga. Seminggu kemudian Bagas mengikuti seleksi CPNS. Dia masih terus belajar dan belajar, sebelum berangkat mengikuti seleksi dia meminta doa restu dari orangtuanya “mak bapak doakan Bagas lulus seleksi CPNS” dengan mata berkaca-kaca kaca mereka berdua ikut mengiri keberangkatan Bagas menuju tempat seleksi.
Pengumuman seleksi akan tiba seminggu kemudian dan Alhamdulillah lagi Bagas resmi menjadi PNS tanpa menyogok dan itu murni dari hasil kerja keras dan usaha Bagas sendiri.
Banyak beberapa kepala sekolah dan guru yang menawarkan pekerjaan mengajar kepada Bagas. “Nak Bagas bisakah mengisi kekosongan guru matematika di sekolah kami?” tanya Kepala sekolah lain. Namun Bagas memilih untuk mengajar sesuai penempatan. Jaraknya agak jauh dari rumah tapi tidak apa.
Sekitar Satu tahun mengajar di luar kabupaten dia jatuh sakit karena jarak yang terlalu jauh dan dia harus berangkat setelah subuh dan masih sangat pagi. Akhirnya Mak Rum memutuskan untuk meminta pihak kepada pihak terkait untuk memindahkan Bagas ke sekolah terdekat. Bagas akhirnya bisa pindah ke sekolah terdekat dari rumah kira kira 5 menit dari rumah.
Setelah beberapa tahun akhirnya Arman menyusul kakaknya setelah lulus dari Universitas yang sama dengan kakak. Arman mengambil jurusan Pendidikan Bahasa Inggris dengan IPK yang lumayan bagus. Arman mencoba melamar di sekolah yang sama dengan kakaknya dekat dengan rumah. Mereka berdua setiap hari berangkat pulang mengajar bersama.
Cerpen Karangan: Atik Kurniasari Blog / Facebook: Niaa Nama: Atik Kurniasari Tempat Lahir: Kab Semarang Tanggal Lahir: 23 Juli 2000 Pendidikan: SMAN 01 Tengaran Pekerjaan: Karyawan Swasta Alamat: Dsn Kuncen, Karangduren RT 17/RW 03, Tengaran, Kab Semarang Nama Ayah: Supardi Nama Ibu: Titik Purwati Hobi: Membaca novel dan jajan