Saat ini seorang laki-laki yang dari dulu sampai sekarang yang, berumur 17 tahun itu tidak pernah merasakan arti dari kasih sayang dari keluarga maupun teman-temannya. Dia bernama Andi yang sekarang sekolah di SMK Harapan Bangsa dan tinggal bersama dengan keluarganya. Andi selalu sendirian baik di rumah maupun di sekolah sebab kalau di rumah Andi pasti tidak diperhatikan oleh orangtuanya dan begitu pula kalau di sekolah Andi tidak diperhatikan taman-temannya sehingga dia selalu sendiri. Tanpa sepengetahuan orangtuanya Andi selalu dibully, direndahkan, dihina, dll.
Suatu ketika saat turun hujan dan Andi duduk disamping jendela dan berkata, “Aku harap suatu saat nanti kehidupanku berubah menjadi lebih baik.”
keesokan harinya Andi siap-siap untuk ke sekolah seperti biasah orangtuannya hanya mengurusi diri sendirinya hingga lupa tugas sebagai orangtua seperti memasak, dll. Andi selalu melakukan semuanya sendiri dan Andi hanya dikasih uang jajan dan transport. Setelah siap-siap Andi pun segera pergi dari rumah dan mulai menuju ke sekolah.
Setelah beberapa saat akhirnya Andi pun sampai ke sekolah, dan tepat waktu sebelum bel berbunyi. Bel pun berbunyi, “tettt!” semua siswa masuk ke dalam kelas tak lupa Andi pun masuk kelas. Di kelas Andi duduk sendiri di pojok tanpa ada yang menemani. Lalu setelah beberapa jam setelah pelajaran ada seorang siswa pindahan yang bernama Mugi, dia seorang laki-laki yang pintar dan tinggi. Lalu ibu guru pun menyuruh siswa baru itu untuk berkenalan, “silahkan perkenalkan dirimu.” Mugi menjawab, “baik bu.” Mugi pun memperkenalkan diri, “perkenalkan nama saya Mugi, saya tinggal di daerah simpong dekat Pasar Senin, saya murid pindahan dari SMK Bakti Kencana, terima kasih.” lalu ibu guru pun mempersilahkan Mugi untuk duduk, “silahkan duduk.” Mugi menjawab, “baik, bu.” lalu Mugi pun duduk di sebelah Andi. Dan mereka pun berkenalan, “hai aku Mugi, samoga kita jadi teman baik ya.” Mugi memperkenalkan diri ke Andi. Dan Andi pun tidak menjawab, akhirnya mereka duduk sambil mendengarkan pelajaran yang sedang diterangkan ibu guru.
Setelah beberapa jam bel istirahat pun berbunyi, “tetttt”, semua siswa dan guru mengajar pun keluar dari kelas untuk beristirah. Di kelas Andi diajak Mugi untuk ke kantin, “yuk ke kanti di.” Ajak Mugi dan Andi pun menjawab, “sana kamu aja aku nggak lapar”. “ayo di kita ke kantin, aku kan tidak tau kantinnya dimana, ayo lah di, ayo lah.” Mugi membujuk dan akhirnya Andi mau ke kanti, “baiklah.” lalu mereka pun ke kanti bersama. Saat di perjalanan ke kantin banyak siswa lain yang menggejek Andi dan banyak yang berkata tidak baik tentang Andi, walaupun ada Mugi disana dan dengar perkataan siswa lain, Mugi tetap mau ke kantin bersama Andi.
Sesampainya di kanti Mugi mengajaknya untuk makan disana dan mereka pun makan bersama, lalu tiba-tiba Guntur tiba dan langsung menodong Andi, “hei! Berikan uangmu, kalau tidak akan kupukul kau” Andi menjawab, “ini” sambil mau mengasih uang kepada Guntur. Tapi tiba-tiba Mugi langsung menghalangi Andi untuk memberikan uangnya kepada Guntur, Mugi berkata, “jangan mau di” Guntur menjawab, “siapa kau? Beraninya kau mehalangiku” Mugi menjawab “aku sahabatnya Andi apa pun masalah yang diderita Andi aku pasti akan membantunya bahkan melindunginya karna aku tidak akan membuat sahabatku diperlakukan seperti ini.” Lalu Guntur menjawab, “oh, jadi kau sudah memiliki sahabat ya di. Selamat ya di, kalau begitu aku akan memukul kalian berdua karna sudah berani menantangku.”
Akhirnya Mugi pun berkelahi dengan Guntur tetapi Andi hanya diam tak berani untuk membantu. Tapi setelah Andi melihat Mugi dipukuli terus sampai babak belur demi melindungi sahabatnya lalu Andi pun langsung membantu Mugi. Tapi Andi tidak cukup kuat dan akhirnya mereka dipukuli sampai babak belur. Tak lama kemudian guru pun datang untuk menghentikan perkelahian tersebut. Guru berkata, “sudah cukup! Apa yang kalian bertiga lakukan? Sekarang ikut saya ke kentor!” lalu mereka bertiga pun ikut guru itu ke kantor di sana mereka dimarahi oleh guru dan mereka diberi surat agar orangtua ke sekolah.
Lalu setelah diberikan surat itu, bel pun berbunyi, “tettt” akirnya mereka disuruh masuk kelas untuk mengikuti pelajaran. Lalu beberapa jam bel pulang sekolah pun berbunyi, “tettt” akhirnya semua siswa dan guru pun pulang ke rumah. Lalu Andi dan Mugi pun pulang bersama Karena perjalanan ke rumahnya searah.
Dalam perjalan ke rumah mereka pun ngobrol bersama, “terimakasih sudah menolangku, dan maafkan aku telah melibatkanmu dan mendapatkan surat panggilan itu.” Andi berkata. Lalu Mugi pun berkata, “jangan seperti itu kita kan sahabatmu harus bisa membatu sahabatnya yang sedang kekusahan dan tadi kamu juga sudah membatu sahabatmu.” Lalu Andi menjawab, “jadi aku itu sahabatmu walaupun kau baru kenal aku.” Mugi menjawab, “ya, tolong ya jadi sahabatku selamanya.” setelah lama mengobrol mereka pun berpisah karena tidak searah.
Setelah sampai di rumah Andi langsung melihat perkelahian antara ibu dan ayahnya karena suatu masalah. Karena itu sudah terjadi setiap hari Andi pun tidak terkejut lagi melihat hal itu. Saat makan malam pun mereka tidak mau berbicara dengan siapa pun termasuk anaknya. Dari dulu Andi mau mempersatukan mereka dengan mengawali berbicara tapi dulu Andi takut akhirnya Andi mau mengawali berbicara dan akan mengukapkan perasaanya terhadap orangtuanya.
“Yah, bu, saya akan memberikan sesuatu ini.” Sambil memberikan surat panggilan tersebut. Ibu Andi bertanya, “apa ini?” Andi menjawab, “ini adalah surat panggilan untuk orangtua agar ke sekolah.” Lalu kedua orangtua Andi sok dan berkata, “apa! Kamu buat masalah di sekolah?” lalu kedua orangtua Andi pun berantem lagi dan akhirnya Andi menghentikan perkelahian itu dan mengungkapkan perasaannya kepada kedua orangtuanya, “sudah cukup! Aku lelah dengan kalian karena selalu berantem. Apakah kalian tau perasaanku melihat semua tingkah kalian, aku itu ingin agar kalian selalu bahagia dan aku ingin agar kalian memperhatikan aku, menjaga aku, memperlakukan aku seperti anak lainnya. Aku butuh kasih sayang kalian yah, bu. Aku mohon yah, bu cukup jangan berantem terus tolong perlihatkanku kebahagiaan kalian dan tolong beri aku kasih sayang kalian.” Lalu kedua orangtuanya Andi pun diam dan Andi pun langsung meninggalkan mereka berdua menuju ke kamar. Di kamar Andi hanya menangis dan merenung lalu Andi tidur agar dapat mehilangkan masalah tadi.
Hari berganti seperti biasah Andi sudah bersiap-siap untuk ke sekolah tapi untuk pertama kalinya Andi tidak melihat kedua orangtuannya dan hanya melihat uang sakunya di atas meja makan. Lalu Andi pun berangkat ke sekolah.
Di sekolah Andi bertemu dengan sahabatnya dan sahabatnya bertanya kepada Andi, “hai Andi, apakah orangtuamu akan kesini?” lalu Andi menjawab, “aku tak tahu orangtuaku akan datang atau tidak, sebab mereka hanya memikirkan pekerjaan meraka saja tidak aku.” Mugi pun bertanya, “maaf apakah kamu itu ada masalah dengan orangtuamu?” Andi menjawab, “iya.”
Lalu pada saat istirahat mereka bertiga yaitu Andi, Mugi, dan Guntur dipanggil ke ruang BK untuk mengklarifikasi masalah mereka. Sesampai di sana Andi melihat orangtuanya disana mereka menceritakan masalah mereka dan akhirnya masalah mereka terselesaikan. Selepas itu orangtua Andi meminta kepada ibu guru untuk mengizinkan Andi untuk keluar sejenak dan guru pun mengizikannya. Lalu Andi dibawa ke taman di sana mereka berbicara.
Ibu Andi berkata, “maafkan kami nak karna kami tidak bisa menjadi orangtua yang baik untukmu dan kami menyesal karna tidak bisa melihat perkembanganmu, kami minta maaf karna selama ini kami tidak memberikan kasih sayang kepada kamu, sekarang kami berjanji agar kami bisa memberikan kasih sayang kepada kamu dan selalu memperhatikanmu nak.” Andi menjawab, “apakah kalian janji? Untuk memberikan kasih sayang kalian kepada aku dan selalu memperhatikanku?” kedua orangtua Andi menjawab, “iya” lalu Andi tanpa sadar memeluk kedua orangtuanya dan menangis karna merasa bahagia. Lalu Andi pun balik ke sekolah untuk belajar lagi dan orangtuanya pun melanjutkan pekerjaannya.
Sepeulang sekolah Andi disambut baik oleh kedua orangtuanya, lalu ibunya menyuruh Andi, “oh kamu udah pulang, sana mandi dulu lalu makan malam bareng kita.” Lalu Andi pun mandi dan setelah mandi Andi langsung menuju ke ruang makan untuk makan bersama keluarganya. Dan disana mereka ngobrol bersama, bahagia bersama, dan Andi pun senang melihatnya. Lalu Andi pun di suruh untuk pergi ke kamar untuk belajar. Tapi Andi tidak belajar karena telalu senang melihat kedua orangtuanya bahagia dan tidak berantem lagi.
Keesokan harinya pagi-pagi Andi dibangunkan ibunya untuk pergi mandi, lalu ibunya memasakan makanan untuk Andi dan ayahnya. Lalu mereka memberikan salam perpisahan keluarganya karena akan melakukan pekerjaan pribadinya. Lalu Andi pun diantar ke sekolah bersama kedua orangtuanya. Sesampai di sekolah Andi bersalaman dan berpamitan dengan kedua orangtuannya. Dalam perjalanan menuju ke kelas Andi menujukan kebahagiaannya.
Sesampai di kelas Andi di kejutkan dengan kejutan yang dibuat teman-temannya karena mereka sebagai teman sekelasnya tidak membantu Andi dalam menyelesaikan masalahnya. Dan Mogi pun terlibat atas kejutan itu dan sangat dikejutkan Andi ternyata teman yang dulunya selalu memusuhinya yaitu Guntur sekarang meminta maaf dan ingin menjadi sahabatnya Andi.
Lalu mereka bertiga pun jadi sahabat yang sangat gembira dan senang. Dan sekarang keinginan Andi agar kehidupan Andi berubah pun akhirnya berubah lebih baik lagi. “terimakasih semua orang yang telah memberikan kasih sayang kalian kepada dirik.” Andi berkata di dalam hati sambil bergurau dengan sahabatnya.
TAMAT
Cerpen Karangan: Adi Shakhrul Aprillio Blog / Facebook: Adi Shakhrul Aprillio