Ini merupakan sebuah kisah tentang seorang pemuda yang bernama Doni. Doni duduk di bangku kelas 11 SMA. Orangtua Doni pergi merantau jauh dari tempat tinggalnya. Ia tinggal bersama kakak Laki-lakinya Rida. Kakak Doni merupakan pemuda yang sangat percaya akan mitos-mitos jaman dahulu. Berkebalikan dengan adiknya, ia sangat tidak percaya dengan hal-hal seperti itu. Rida merupakan tulang punggung dari mereka berdua. Orangtua mereka jarang mengirim uang untuk kebutuhan mereka. Rida bekerja sebagai desain grafis pada suatu perusahaan, ia juga memiliki sampingan sebagai fotografer
Dulu saat masih kecil, Doni sering dikucilkan oleh teman-temannya, sebab ia sangat penakut, pendek dan gemuk. Sekarang semenjak ia mengikuti olahraga karate, Doni berubah total. Ia menjadi pemuda yang tinggi memiliki badan ideal, rasa takutnya pun mulai pudar. Sekarang ia juga merupakan atlet karate. Sudah ada 6 medali yang diraihnya.
“Mas, Doni berangkat sekolah dulu ya” “Iya, hati-hati, nanti pulang jam berapa?” tanya Rida “Kurang tahu mas, nanti Doni mau latihan karate dulu” jawab Doni “Ohh, yaudah”
Doni pun berangkat sekolah hari kamis itu. Saat tiba di sekolah, Van teman Doni memberi suatu kabar. “Ehh Don, bulan depan ada Kejurkab tuh kata Pak Edi, kita disuruh ikut, nanti sore latihan ya Don” kata Van “Wah, bikin badan makin pegel nih, latihan dimana?” ucap Doni “Biasa di Gor dekat sekolah” “Ohh, yaudah aku tunggu sore nanti”
Setelah pembelajaran di sekolah selesai Doni segera meluncur ke Gor dekat sekolahnya. Dalam perjalanan Doni merasa sedikit pusing. Jam 15.29 ia sampai di Gor, Doni masih pusing Tapi Doni tetap latihan. 1 jam setengah ia latihan. Usai latihan ia pulang ke rumahnya.
“Mas, aku udah pulang” ucapnya sambil membuka pintu “Tumben cepat, biasanya kan lama” jawab Rida “Iya nih aku lagi pegel bener, kepalaku juga pusing nih” sambung Doni “Oh, yaudah bersih-bersih dulu sana, bau kamu” kata rida sambil mengedit foto
Doni segera mandi dan membersihkan diri. Kemudian Ia sholat ashar. Setelah itu ia berbaring di kasur empuknya itu sambil bermain hp. Tidak lama kemudian Doni tertidur pulas. Badannya memang benar-benar lelah. 2 hari terakhir Doni sulit tidur karena banyak tugas dari sekolah yang belum selesai dikerjakannya
“Don bangun, hei bangun” kata rida sambil menggugah Doni “Ngapain sih mas, gangguin aku tidur aja, lelah banget nih, baru saja tidur udah kamu bangunin” ucap Doni sambil marah “Maaf Don, tapi kata orang dulu, pamali kalau tidur senja hari gini, apalagi menjelang maghrib” “Kenapa memang?” Tanya Doni “Gak baik, nanti bakal dapat yang enggak-enggak” jawabnya “Pamali itu sudah kuno mas, jangan ganggu lah, mau istirahat ini” “Yaudah, aku udah ngingetin, risikonya tanggung sendiri ya” lanjut rida
Ia meninggalkan doni Rida menuju ke dapur, ia membuat mie dan memasak telur untuk mengisi perutnya. Doni kemudian melanjutkan tidurnya. Ia mulai memasuki alam mimpinya. Tidak lama kemudian Doni seperti mendengar Rida membangunkannya lagi. Ia kesal dengan perbuatan kakaknya itu.
“Hah, dimana aku, kenapa aku memakai kain kafan, lepaskan aku, aku belum mati, ayah ibu lihat aku, aku masih hidup, tolong!!!” “Tenang bu, Doni pasti sudah damai di alam sana” ucap ayah Doni seolah tidak melihatnya “Tolong aku, lepaskan aku, mas rida tolong, keluarkan aku dari sini” ucap Doni dengan keras, tetapi tidak satupun orang mendengarkannya. Badannya tidak bisa bergerak ia hanya bisa melihat dan berbicara, layaknya seperti orang yang tertindih. Doni sangat takut.
“Adikku, kamu baik-baik ya disana” ucap Rida kepada Doni “Mas, aku belum mati, tolong lepaskan aku, keluarkan aku dari sini, jangan kubur aku, tolong!!!”
Doni melihat orang-orang menimbunnya dengan tanah. Sedikit demi sedikit ia terkubur. Ia berteriak meminta tolong terus menerus, ia berusaha bergerak dan akhirnya Doni terbangun dari mimpinya. Ia langsung duduk dan memanggil kakaknya Rida
“Don Don, kenapa Don, kenapa teriak-teriak?” tanya Rida. Doni menjawab sambil terbata-bata. Rida mengambilkan minum untuk Doni. Setelah minum, Doni menceritakan semua mimpinya ke kakaknya.
“Nah kan sudah kubilang, jangan tidur senja hari, ngeyel sih” kata rida “Iya mas, ma… maaf” ucap Doni menyesal
Ia kemudian menuju ke kamar mandi dan mengambil air wudhu untuk sholat maghrib. Usai sholat ia melakukan aktivitas seperti biasanya. Sejak saat itu ia akan mematuhi nasihat kakaknya dan tidak menentang mitos-mitos orang dahulu.
Cerpen Karangan: Fadel Akbar Fadel Akbar IXH/14 (SMPN1PURI) Ig : ledav.07