Hai aku Tasya, aku lahir pada tanggal 21 April 2008, aku tinggal di rumah ibu dan ayah, rumahku bercat putih.
Aku terlahir dari keluarga yang bisa dikatakan mampu, aku hidup bahagia dengan apa yang aku punya dari keluarga yang harmonis, hingga suatu ketika waktu aku masih SD kehidupanku mulai berubah. Usaha orangtua aku yang sudah dibangun mulai dari aku kecil bangkrut begitu saja, tak tersisa sedikit pun.
Di saat aku mulai memasuki masa remaja yang dimana masa itu ialah masa untuk memulai hal baru seperti mulai membeli skincare karena jerawat yang karena aku sudah mulai pubertas, membeli outfit yang keren dan yang paling penting yaitu untuk membayar perlengkapan aku sekolah ke jenjang yang lebih lanjut yaitu SMP.
Di sinilah aku akan bercerita tentang kehidupanku pada masa itu.
Waktu itu kehidupanku sangat amat menyedihkan bagiku karena orangtuaku bangkrut disaat aku mulai memasuki masa remaja aku sangat ingat sekali betapa sedihnya nasib keluargaku saat itu, ayah aku yang mempunyai hutang yang besar nominalnya itu sangat menjadi hambatan besar waktu itu, keluargaku seperti gali lubang terus menerus untuk menutupi hutang hutang ayahku.
Sampai sampai keluargaku bisa tidak makan seharian dikarenakan tidak adanya pemasukan dari keluargaku, tidak hanya di situ saja waktu itu aku sudah memasuki sekolah SMP yang dimana harus membayar banyak uang untuk seragam yang cukup besar nominalnya.
Karena tidak adanya pemasukan dari keluarga aku sehingga seragamku tidak bisa diambil, waktu itu aku sangat amat sedih sekali yang dimana teman temanku sudah mempunyai kain untuk seragam SMP aku hanya bisa menunggu uang untuk bisa mengambil kainku.
Dan tiba saat yang aku tunggu, orangtuaku sudah mulai ada pemasukan untuk mengambil kain seragamku di sekolah tapi hanya 200.000 saja uangnya tentu itu sangat amat kurang. Tetapi syukur alhamdulillah sekolah SMP-ku memperbolehkan untuk menyicil seragamnya.
Tentu, jika ditanya apakah aku iri dengan teman sebayaku yang ekonominya tidak terhambat aku akan menjawab “iya sangat iri sekali” dimana mereka bisa membeli apa yang mereka mau tanpa harus menabung. Tapi aku selalu berdoa dan selalu bersyukur mungkin ini memang cobaan yang diberikan Tuhan kepadaku.
Tapi terkadang aku juga mengeluh dengan keadaan ekonomi keluargaku pada saat itu karena sangat amat menyedihkan.
Ayah aku susah mendapatkan pekerjaan karena beliau sudah mulai renta usianya, aku masih ingat sekali dimana ayah dan keluargaku kemana kemana harus berjalan kaki dikarenakan barang barang yang ada di rumah sudah dijual untuk makan sehari hari.
Benar benar tidak tega sekali melihat ayahku berjalan sejauh mungkin untuk mendapatkan pekerjaan, aku sebagai anak yang belum berpenghasilan hanya bisa menangis dan berdoa agar ayahku cepat mempunyai pekerjaan yang layak.
Dan setelah cukup lama mencari kerja akhirnya ayahku mendapatkan pekerjaan sebagai kuli bangunan, rasanya lega sekali sekian lama menunggu akhirnya ayahku mendapatkan pekerjaan, yaa walaupun cuma kuli bangunan yang gajinya tidak seberapa tetapi harus beryukur karena itu rezeki yang diberikan oleh Tuhan.
Hari hari telah berlalu dengan keadaan yang begitu begitu saja, orangtuaku sering mengeluh tentang ekonomiku yang makin memburuk serta hutang ayahku yang makin menumpuk.
Aku sering banyak menghalu dan mengingat betapa orangtuaku sangat sering menuruti apa mauku seperti.
“Iya, boleh,” jawab ibu. “Ayah aku mau cicin boleh?” tanya aku “Iya boleh, tapi nunggu sebentar,” jawab ayah “Baik ayah, terima kasih,” jawab aku Enak sekali bukan.
Dari cobaan yang diberikan tuhan pada saat itu aku benar benar sangat amat kaget dan tidak percaya.
Dan mulai memasuki kelas 8 SMP, aku memulai hal baru seperti mulai berjualan online shop, berjualan makanan seperti risol sayur, pisang coklat, dan beberapa pekerjaanku yang lain dan waktu itu juga aku udah mempunyai pekerjaan yang gajinya tetap.
Itu yang sangat amat membantu kebutuhan aku sendiri maupun keluarga walaupun aku tidak mengasih banyak kepada keluargaku. Tetapi aku sangat bangga sekali dimana pada umurku yang masih 13 tahun bisa memenuhi kebutuhanku sendiri dan bisa membantu ekonomi keluarga.
Tapi di sisi lain aku juga merasa senang karena bisa berpenghasilan sendiri dan bisa berjualan karena aku sendiri suka berjualan dan aku juga mempunyai online shop sebelum orangtuaku bangkrut.
Jika kalian bertanya, kenapa aku tidak melanjutkan online shopku waktu kelas 7 SMP, itu dikarenakan uang hasil jualanku dan modal sudah kepakai untuk kebutuhan sehari hari keluargaku. Yang dimana aku mau tidak mau harus merelakan uang hasil jualan onlineku untuk kebutuhan sehari hari.
Dan pada suatu hari aku tertarik pada dunia model dan endorse suatu barang atau endorse tempat photoshoot, dan tepat sekali aku bertemu kakak cantik yang bernama Kak Caca yang bisa membantuku untuk mencari endorsan.
Kak Caca sangat baik kepadaku selalu membantuku tanpa minta balasan, kita berdua juga sering kerja sama bareng untuk lomba lomba membuat video kreatif dll.
Seiring berjalannya waktu aku juga menekuni dunia menyanyi, aku sering juga bernyanyi di suatu café-cafe di kotaku. Dari pekerjaan aku itu lah aku bisa memenuhi kebutuhan keluargaku dan bisa mengubah hidupku jauh lebih baik lagi dari pada sebelumnya. Dan aku juga bisa membantu ayah ibuku untuk membayar hutangnya, kini ayahku juga merantau keluar kota, tepatnya berada di Banten.
Aku sering menanyakan kabar ayahku lewat handphone saja, saat ini aku sering menangis karena teringat kepada ayahku, yang dulunya sering menghabiskan waktu bersama untuk bercanda, bercerita cerita. Tetapi sekarang kita berjauh jauhan dan hanya berbicara lewat telepon saja. Tetapi ayahku selalu menyemangatiku dan selalu berdoa untuk aku disini dan anggota keluargaku yang lain, selalu menyemangati supaya pantang menyerah dan selalu bersyukur dengan apa yang kita punya dan apa yang kita jalani saat ini.
Begitulah kehidupan. Kita tidak bisa tahu bagaimana kehidupan kita selanjutnya bagaimana. Dan dari cobaan yang diberikan Allah SWT kepadaku, aku lebih bersyukur dan selalu menghadap ke bawah untuk melihat orang yang lebih susah daripada aku dan lebih lebih beryukur.
Dari ceritaku aku hanya ingin berpesan untuk kalian. Hidup itu tidak selalu di atas dan tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Hidup itu seperti roda yang berputar, kadang di atas kadang di bawah. Seringkali juga kita gagal dalam suatu proses yang kita kerjakan, tapi itu tidak berkemungkinan kita selalu gagal ketika kita berusaha.
Dan untuk mencapai suatu proses atau keinginan kita, kita harus berusaha dan berdoa kepada tuhan untuk dilancarkan segala sesuatu yang kita kerjakan. Mengeluh boleh asal jangan berhenti untuk terus berusaha.
Dan jika kalian benar benar sudah berhasil dalam mencapai suatu impian kalian. Pesanku hanya satu. Jangan sekali-sekali untuk menyombongkannya
SEKIAN
Cerpen Karangan: Tasya Kartika Sari Blog / Facebook: Tasya Kartika Hai aku Tasya Kartika Sari kelas 9F dari SMPN 1 PURI Kabupaten Mojokerto aku baru belajar menulis cerpen. selamat membaca.