Perkenalkan, namanya Adinda Syifa Atsaniyah, umurnya baru berusia lima tahun waktu itu. Cerita dimulai dari Syifa saat masuk sekolah Sd.
Syifa tinggal bersama neneknya dari mulai usianya dua tahun, karena kedua orangtuanya sudah bercerai ketika umurnya satu tahun, disaat usia Syifa menginjak yang ke lima tahun, Neneknya memutuskan untuk memasukan cucunya itu ke sekolah dasar, yang dimana batas usia untuk masuk sekolah itu adalah tujuh tahun.
Dan entah apa yang dipikirkan para guru waktu itu, mereka pun menerimanya, tapi bulan dan tahun kelahirannya diganti menjadi lebih tua dua tahun.
Di hari pertama Syifa masuk sekolah, dia berangkat bersama neneknya dan juga beberapa anak lain beserta ibunya, dengan perasaan gembira Syifa memulai hari pertamanya dengan baik, dan dia juga anak yang ramah, jadi tidak sulit bagi dia untuk mendapatkan teman sebayanya.
Waktu pulang sekolah, ternyata banyak ibu ibu yang menunggu para anaknya, tapi saat Syifa mencari neneknya dia tak menemukannya, tapi di sana ada tetangga, katanya pulang bareng aja karena tadi neneknya pulang duluan karena banyak pekerjaan di sawah, Syifa pun hanya menurut, lalu pulang bersama teman temannya.
Di hari ke dua, ke tiga, dan seterusnya, kini Neneknya tak lagi mengantarkan Syifa sampai sekolah, melainkan sampai ujung persimpangan aja, karena ada juga anak lain yang berangkat bersama ibunya.
Satu tahun pun berlalu, kini adalah waktunya kenaikan kelas, tapi sayang, orangtua Syifa gak hadir, dan pada waktu itu Syifa pun gak tau keadaan orangtuanya dimana, bahkan mungkin saja dia belum mengenali orangtuanya, jadi tak ada kesedihan di hari itu, malahan Syifa asik jajan dan menikmati hiburan kenaikan kelas bersama temannya yang lain.
Ketika Syifa kelas dua, kadang ada tetangganya nitipin berbagai jajanan es untuk dijual di sekolahnya, di awal awal barangnya dibawain ke sekolah sama yang punya, jadi dia cuma jagain aja, dan kalo pulang dia yang bawain wadah sama uang hasil jualan.
Suatu hari, si pemilik jajanan menyuruh Syifa yang membawa wadahnya ke sekolah, dia juga nurut nurut aja, dan karena jalanannya adalah pesawahan, dan kebetulan musim hujan, jadi waktu itu Syifa terlambat datang ke sekolah, karena wadah jajanan yang ia bawa, sangat berat baginya, alhasil ketika di sekolah dia mendapat hukuman karena kesiangan.
Tahun demi tahun pun berlalu, dan yang menyedihkan dari kisah Syifa adalah bahwa ayahnya yang tidak pernah peduli dengannya, karena selama itu dia gak pernah menjenguknya atau pun hadir setiap kali kenaikan kelas, adapun ibunya ternyata selama ini dia bekerja di luar negeri untuk membiayai Syifa dan neneknya.
Tamat
Cerpen Karangan: Santi J Blog: santijahidin.my.id/