Di suatu perumahan, sebuah keluarga yang terdiri dari Ayah, Bunda, Kakak yang sering dipanggil Rere dan Adik yang sering dipanggil Adeline. Banyak orang yang menyebut keluarga ini sangat harmonis, Karna mereka lihat di sosial media keluarga ini seperti tidak pernah ada masalah, selalu berpergian bersama, memposting foto dan video penuh canda dan tawa. Memang mereka keluarga yang harmonis namun, bukan berarti mereka tidak pernah ada masalah.
Bunda dan Ayah sering sekali berbeda pendapat oleh karena itu mereka sering bertengkar, tetapi mereka selalu menemukan jalan untuk memperbaiki masalah tersebut. Di sisi lain ada Rere sang kakak dan Adeline sang adik yang juga sering bertengkar karna hal sepele, seperti waktu itu Adeline yang memakai baju Rere tanpa sepengetahuan Rere dan Rere pun marah, tapi namanya juga kakak adik pasti ada saja yang dipermasalahkan. Mereka kakak adik tapi mereka seperti sepasang sahabat, sangat susah memisahkan mereka. Sekarang mereka sangat dekat itu mungkin karna mereka tertarik dengan hal yang sama seperti kosmetik dan perawatan wajah lainnya. Tidak seperti dahulu. Namun itu semua terjadi saat dua tahun pandemi Covid-19. Semua itu berubah saat semua sudah kembali normal sekolah dan kuliah sudah kembali offline, yang mengartikan Rere sudah harus berangkat ke bandung untuk kuliahnya. Dan Adeline yang sudah harus kembali sekolah offline.
—
KRINGG… bunyi alarm yang membangunkan Adeline yang tertidur pulas. Terbangunlah Adeline dari tidurnya.
“Huft… masa sudah pagi aja hari Senin lagi rasanya aku tidak mau bangun, aku tidak nyangka sekolah sudah kembali offline”. Kata Adeline sedikit kesal.
Adeline sekarang sudah kembali sekolah offline, sama seperti kakaknya Rere yang dalam waktu singkat harus berangkat ke Bandung dan mulai merantau karna kuliah. Saat Rere mendapat berita bahwa ia harus merantau Rere merasa tidak sabar sekaligus sedih karna harus meninggalkan rumah dan memulai hidup sendiri. Berbeda dengan Adeline ia tidak tampak sedih kakaknya akan pergi, tidak tahu ia hanya berpura-pura atau tidak.
“Mana sih tempat pensil aku, sepertinya semalam sudah aku masuki ke tas kenapa sekarang tidak ada?”. Sebut Adeline dengan nada kesal.
Karna sudah lama mencari di kamarnya tidak ada Adeline akhirnya masuk ke kamar Rere dan disitulah tempat pensilnya berada. Rupanya semalam Rere mengambil tempat pensil itu dari tas Adeline tanpa memberi tahunya terlebih dahulu. “Nah… akhirnya ketemu”. Sebut Adeline.
Namun Adeline tidak sengaja menyenggol barang. “BRUKK…” . Rere pun terbangun. “DEKK, kalo masuk kamar kakak pelan-pelan! udah tau kakak jam segini belum bangun”. Sebut Rere dengan nada kesal. “Ya maaf kan aku gak sengaja, kakak juga kenapa ngambil barang aku tanpa izin! ini membuat aku tidak sabar untuk kakak berangkat merantau agar tidak ada lagi yang mengganggu aku”. Jawab Adeline. “Kakak sudah izin, tapi kamu gak jawab karna sibuk call an lagian bener kamu mau kakak cepat-cepat berangat nanti kangen lho”. Sebut Rere.
Adeline pun tidak menjawab dan langsung keluar dengan menutup pintu sedikit keras karna kesal. Itu pun membuat Ayah dan Bunda terbangun. Bunda keluar dan langsung berkata. “Ini apasih pagi-pagi udah ribut aja”. “Itu bun, kakak ngambil tempat pensil aku tanpa izin”. Adeline langsung menjawab. “Ya sudahlah dek hal sepele kayak gitu aja langsung berantem, nanti kakak berangkat kamu kangen lagi”. Bunda langsung menjawab. “enggak lah ngapain aku kangen, malahan aku bakalan seneng gak bakal ada yang gangguin aku”. Kata Adeline kesal. “Liat aja nanti”. Bunda dengan singkat menjawab.
2 minggu kemudian, Tepat 2 hari sebelum Rere Berangkat. Bunda sedang berberes barang-barang yang akan dibawa Rere. Rere dan Adeline beberapa hari ini sangat sering bertengkar dan itu pun karna hal sepele. Itu membuat Adeline semakin tidak sabar karna ingin Rere segera pergi. Di sisi lain ada Rere yang merasa sedih karna tinggal 2 hari lagi sebelum ia harus berangkat dan tidak bisa bertemu dengan keluarga dan teman-teman terdekatnya.
“Dek pergi yuk, ke mall atau ke cafe gitu… kan bentar lagi kaka berangkat”. Rere berkata kepada Adeline. “Maaf kak, aku gak bisa karna aku udah ada rencana sama teman”. Saut Adeline cuek. “Ohh okei deh, besok bisa gak?”. Tanya Rere sedikit sedih. “Bisa…”. Jawab Adeline dengan singkat.
Keesokan harinya, Siang ini Adeline dan Rere akan pergi ke mall untuk menghabiskan hari terakhir Rere disini sebelum berangkat.
“Dek, sudah siap belum? taxi nya bentar lagi sampai”. Kata Rere. “Sudah nih, aku lagi mengambil masker”. Jawab Adeline.
Sesampainya di mall Rere dan Adeline bersenang-senang, mereka mengunjungi toko-toko kosmetik, baju dll. Mereka juga bermain di wahana permainan, dan mereka juga menonton film di teater. Mereka menutup malam ini dengan hidangan favorit mereka daging panggang. Sesaatnya mereka tiba di rumah Adeline berkata. “Kak makasih ya untuk hari ini… seru banget”. Dengan nada ceria. “Iya dek, beruntung kamu punya kakak… jangan kangen ya nanti”. Sebut Rere dengan nada menyebalkan. Adeline pun tidak menjawab dan langsung masuk ke kamar.
Pagi ini, Rere akan berangkat ke Bandung menggunakan kereta. Pagi itu Bunda dan Ayah sangat sedih karna harus melepaskan anak pertamanya. Rere pun berkata. “Gak papa, yah… bun… kan kakak juga bakal pulang satu bulan sekali jangan sedih dong”. “Dek, kakak berangkat yaa jangan kangen… nanti video call yaa!”. “Daaa semuaa…”. Sebut Rere memasuki mobil. Dan Rere pun berangkat menuju stasiun kereta.
Bunda dan Adeline tidak mengantar Rere karna harus menjaga Ayah yang belum lama lalu keluar dari rumah sakit.
1 minggu kemudian, Sudah satu minggu semenjak Rere berangkat, sejak itu hampir setiap hari Adeline sendiri di rumah karna Bunda dan Ayah kerja setiap hari dan pulang larut malam. Adeline sudah merasa kesepian karna biasanya saat dia pulang sekolah akan menceritakan harinya ke Rere. Itu membuat Adeline sangat sedih, ia menyadari apa yang dikatakan bundanya benar bahwa ia akan merindukan kakaknya.
Hari sudah malam, sesaat bundanya tiba Adeline menghampirinya dan berkata. “Bun, adek rindu kakak biasanya adek bisa cerita sama kakak, bisa bercanda dan tertawa sama kakak. Sekarang gak bisa karna kakak yang susah di hubungi, mungkin karna sibuk dengan kuliahnya”. “Kan apa kata Bunda, pasti kamu akan rindu sama kakak. Mungkin kemarin-kemarin kamu coba meyakinkan diri bahwa kamu gak sedih dan gak akan rindu, padahal kamu sebetulnya merasakan itu. Gak papa dek nanti kita coba hubungi kakak ya… jangan sedih nanti kan bakal ketemu lagi”. Kata bunda mencoba meyakinkan Adeline.
Adeline menyadari bahwa selama ini ia memang sedih kakaknya akan pergi, bahwa ia tidak akan bisa bertemu dengan kakaknya setiap hari. Seakan ia kehilangan sahabatnya. Adeline pun sangat menyesal karna tidak bisa menghabiskan waktu bersama kakaknya lebih lama, tidak bisa tertawa lebih banyak lagi sebelum kakaknya berangkat. Adeline pun belajar untuk menggunakan waktu sebaik mungkin dan tidak lewatkan kesempatan yang ada.
Cerpen Karangan: Kaylila Alena Permadi, SMP Tarakanita 1 Jakarta Blog / Facebook: @kaylilaalena