Pada suatu hari, terdapat muadzin yang bernama Mansyur yang setiap hari adzan di masjid yang berada di pinggiran jalan raya. Saat Mansyur ingin mengumandangkan adzan ia sangat tergesa gesa karena ia baru saja mandi. Setelah mengumandangkan adzan ia pun menyapu bagian dalam masjid yang terlihat kotor dan segera melaksanakan sholat.
Mansyur pun tidak merasa malas walaupun setiap hari ia mengumandangkan adzan. Pada saat ia ingin pulang dari masjid, Mansyur pun bertemu dengan seorang anak kecil yang ingin belajar adzan. Mansyur pun mengajari anak tersebut dengan sabar sampai ia bisa.
Dipagi hari Mansyur ingin berangkat sekolah dengan berjalan kaki, jarak sekolah dan rumah Mansyur tidak terlalu jauh. Ia memilih untuk berjalan kaki daripada diantar oleh ibunya, karena ibunya bekerja membuat kue, dan ayahnya sudah meninggal 2 tahun yang lalu.
Mansyur pun sudah pulang sekolah dan langsung menuju ke masjid untuk mengumandangkan adzan, waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 dan sudah masuk waktu sholat Dhuhur. Disaat Mansyur ingin mengumandangkan adzan terdapat anak kecil yang kemarin ia ajarkan untuk adzan, anak itu pun ingin mengumandangkan adzan dan meminta izin kepada Mansyur. “Kakak aku ingin adzan juga” kata anak tersebut sambil meminta izin. “Iya, silahkan saja” kata Mansyur.
Anak itu pun sudah selesai mengumandangkan adzan, seketika warga pun berdatangan untuk melaksanakan sholat. Pak Ustadz pun bertanya kepeda Mansyur. “Mansyur siapakah yang adzan barusan??” kata Pak Ustadz. “Itu adalah anak yang kemarin memintaku untuk mengajarinya.” kata Mansyur Mansyur pun sangat senang karena ilmunya dapat berguna bagi orang lain. Pak Ustadz berakata saat pengajian “Berikan ilmumu selagi kau mampu” Mansyur pun sangat ingat dengan kata kata itu.
Mansyur pun pulang ke rumah untuk membantu ibunya membuat kue untuk dijual ke pasar esok paginya. Ibunya menyuruh Mansyur untuk membeli beberapa bahan di toko kelontong. Mansyur pun segera berangkat untuk membeli beberapa bahan untuk membuat kue, saat Mansyur tiba di toko kelontong ia pun memberikan daftar belanjaan kepada ibu penjaga toko.
“Mau beli apa dek” kata ibu penjaga toko “Ini buk saya ingin membeli beberapa bahan untuk membuat kue, ini daftar belanjaannya buk” kata Mansyur.
Beberapa saat kemudian Mansyur pulang ke rumah sambil membawa barang belanjaan. “Assalamu’alaikum, aku pulang” kata Mansyur “Waalaikumsalam” kata Ibu.
Mansyur meneruskan untuk membantu ibunya, namun ibunya pun tidak memeperbolehkannya karena besok Mansyur melaksanakan ujian sekolah (PAS). Mansyur pun bergegas untuk belajar mempersiapkan untuk ujian besok. bebrapa saat kemudian waktu sudah menunjukan pukul 15.30 waktunya untuk ke masjid.
Sampainya di masjid, Mansyur ingin mengumandangkan adzan, dan lagi lagi terdapat anak kecil yang waktu itu adzan, ia ingin mengumandangkan adzan lagi. Mansyur pun mempersilahkannya dan Mansyur pun menyapu masjid, sambil menunggu adzan selesai. Setelah menyapu bagian masjid yang kotor Mansyur pun bergegas untuk sholat.
Selesai melasanakan sholat, Mansyur pun pulang ke rumah sambil berjalan kaki, setelah beberapa saat melangkah Mansyur dikejutkan dengan adanya anak kecil tadi, ia mengucapkan terimakasih karena telah mengajarinya adzan.
Setibanya Mansyur di rumah, ia memutuskan untuk bermain dengan teman temannya. Mansyur bermain dengan empat temannya, yang bernama Tegar, Udin, Raka dan Fadil. Mereka berempat adalah teman Mansyur sejak kecil dan sangat akrab. Mansyur mengajak temannya untuk bermain di sungai, sambil menangkap ikan dan bermain air.
“Teman teman sebaiknya kita bermain di sungai saja” kata Mansyur. “Okey” kata Tegar. “Kita sambil menangkap ikan ya” kata Udin. “Dan kita menangkap ikan” kata Raka.
Setelah bermain, Mansyur berpamit untuk pulang, dikarenakan sudah sore. Mansyur pun sampai di rumah dan langsung mandi karena badannya kotor, dan Mansyur menuju ke masjid untuk melaksanakan sholat. Setibanya di masjid, Mansyur langsung adzan waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 yang sudah masuk waktu sholat maghrib. Sholat pun sudah selesai Mansyur kembali ke rumah dengan berjalan kaki.
Mansyur pun tiba di rumah, beberapa saat kemudian ada yang mengetok pintu rumah dan ternyata itu Pak Ustadz. Pak Ustadz ingin Mansyur ikut dalam lomba adzan yang diselenggarakan di desa dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Mansyur pun mengikuti kata Pak Ustadz dan mengikuti lomba adzan tersebut.
“Assalamu’alaikum Mansyur” kata Pak Ustadz. “Waalaikumsalam” kata Mansyur. “Ehh, Pak Ustadz silahkan masuk Pak Ustadz” kata Mansyur. “Iyaa Mansyur terimakasih” kata Pak Ustadz. “Pak Ustadz mau kamu ikut dalam perlombaan adzan yang digelar minggu depan, di Balai Desa” kata Pak Ustadz. “Iyaa Pak Ustadz saya mau ikut, tapi saya minta izin ke ibu dulu” kata Mansyur. “Baiklah kalau begitu, Pak Ustadz pamit pulang dulu, Wassalamu’alaikum” kata Pak Ustadz. “Waalaikusalam Pak Ustadz” kata Mansyur.
Mansyur pun meminta izin kepada ibunya untuk mengikuti perlombaan adzan, dan ibunya pun menyetujuinya. “Ibu tadi kata Pak Ustadz saya diminta untuk mengikuti lomba adzan yang diselenggarakan minggu depan, apakah saya boleh bu mengikutinya” kata Mansyur. “Boleh saja Mansyur, nanti ibu do’a kan agar kamu menang” kata Ibu Mansyur “Terimakasih bu” kata Mansyur.
1 minggu kemudian Mansyur pun tampil dalam perlombaan adzan, Mansyur ditemani oleh Pak Ustadz dan Ibunya. Setelah perlombaan selesai, Mansyur ditetapkan sebagai juara 1. Mansyur langsung melakukan sujud syukur, karena ia sudah memenangkan lomba adzan tersebut. Mansyur mendapatkan piala dan uang tunai. Ibunya sangat bangga dengannya begitu pula dengan Pak Ustadz. Dengan kegiatan sehari hari yang dilakukan Mansyur, ia dapat membanggakan orangtua. Mansyur pun merasa senang dan sedih karena disaat ia berhasil memenangkan lomba ayahnya tidak berada di sisinya, Mansyur mengajak ibunya untuk berziarah ke makam ayahnya. Mansyur berdoa agar ayah berada di sisi ALLAH SWT.
Setelah Mansyur memenangkan lomba adzan tersebut. Terdapat orang yang sangat kaya namanya adalah Pak Mustofa. Pak Mustofa menawarkan Mansyur jika sudah lulus nanti berkuliah di luar negeri, Mansyur pun mempertimbangkan penawaran Pak Mustofa tersebut.
Setelah Mansyur dari SMA, Pak Mustofa mendatangi rumah Mansyur dengan tujuan menguliahkan Mansyur ke luar negeri. “Assalamu’alaikum” kata Pak Mustofa. “Waalaikumsalam” kata Mansyur “Eh, ada Pak Mustofa, silahkan masuk pak” kata Mansyur. “Iya nak Mansyur terimakasih” kata Pak Mustofa. “Sebentar Pak, saya panggilakan ibu saya” kata Mansyur.
Pak Mustofa pun menepati yang diucapkannya, Pak Mustofa menawarkan Mansyur untuk berkuliah di luar negeri. Mansyur pun meminta izin kepada ibunya, dan ibunya pun menyetujuinya.
Mansyur pun berangkat kuliah ke luar negeri ditemani oleh Pak Mustofa, di perjalanan Mansyur dan Pak Mustofa berbincang bincang tentang kehidupan Mansyur, Mansyur menceritakan bahwa ayahnya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, ia hidup bersama ibu saja
Tibanya Mansyur di kampus, ia akan berkuliah di sebuah kampus yang berada di Belanda. Mansyur sangat senang dan mengabari ibunya bahwa ia sudah sampai.
Selang beberapa bulan Mansyur berkuliah, ia dikejutkan dengan kabar duka yang dikirim oleh tetangganya kabar dukanya adalah “Ibunya sudah meninggal beberapa hari yang lalu” Mansyur bergegas pulang ke kampung halamannya, dengan keadaan sangat sedih. Setibanya di rumah, Mansyur pun menangis dengan keadaan yang sangat kacau balau. Mansyur pun berusaha untuk ikhlas menerima keadaan dan mendoakan ibunya agar berapa di sisi ALLAH SWT. Mansyur pun hidup sebatang kara, tetapi ia yakin bahwa kedua orangtuanya akan bangga dengan apa yang diraih Mansyur saat ini.
Cerpen Karangan: Diaz Tavarel S, SMPN 1 Puri Blog / Facebook: diaztavarel