Aku dan dia dilahirkan dari seorang ibu yang hebat. Aku tidak mau jika tidak memiliki barang yang sama dengan dia. Wajarlah namanya juga kembar, kalau kamu kan jarang ngasih kabar.
Waktu kecil, aku dan dia selalu mengenakan pakaian yang sama. Jika tidak sama pasti salah satu dari aku dan dia akan merengek. Kata mamaku seorang bayi kembar memiliki ikatan batin yang kuat.
Sekarang kita sudah dewasa, sudah jarang bermain dan jalan bareng. Karena sibuk dengan tugas sekolah masing-masing, tetapi tetap ketemu setiap hari kok kan satu rumah.
Keesokan harinya aku mengajak saudara kembarku untuk pergi main, karena tepat hari minggu sekolah kita libur. “Dini, main yukk,” ucapku dari arah ruang tamu. “Mau kemana emangnya,” jawabnya dari arah kamar. Dia baru saja bangun tidur. “Jalan aja kemana gitu, mumpung hari libur,” ucapku sambil berjalan ke dapur. ucapku. “Ya sudah aku mau mandi dulu,” jawabnya sambil beranjak ke kamar mandi. “Aku juga mau mandi, pakai baju warna hitam ya,” ucapku. “Siap,” jawabnya menutup pintu kamar mandi.
Setelah bersiap-siap cukup lama, akhirnya selesai. Aku dan dia pergi ke dapur untuk sarapan pagi. Jika tidak sarapan nanti kena marah sama mama.
Selesai makan, kita pergi jalan-jalan. Kita ingin pegi ke sebuah cafe yang baru buka. Dengar-dengar cafenya bagus. “Mau kemana nih?” tanyaku. “Ke cafe baru yukk, katanya bagus,” ucapnya memberi saran. “Oke deh,” jawabku.
Sesampai di cafe, aku berjalan mencari tempat buat ngopi. Aku pesan makanan dan bersantai bersamanya. “Lama nih kita nggak main keluar,” ucapku sambil meletakkan tas bawaanku. “Lagi sibuk, banyak banget tugas sekolahku,” jawabnya sambil memilih makanan yang ingin dipesan. “Kangen banget waktu kecil dulu, selalu bertengkar nggak jelas padahal masalah mainan,” ucapku bercanda tawa. “Iya hehehe,” jawabnya.
“Nanti kalau pulang mampir yuk ke toko baju,” ucapku mengajak. “Ayok, mau beli apa?” jawabnya sambil mengambil makanan yang di antar pelayan. “Mau beli celana,” ucapku. “Mau dong hehe,” jawabnya tertawa lepas. “Boleh, nanti cari warna dan model yang sama ya,” ucapnya. “Nggak boleh ketingglan tuhh, kalau nggak sama nanti aku ngambek” jawabnya sambil makan kentang. “Hehehe,” ucapku tertawa lepas.
Setelah nongki di cafe, aku dan dia lanjut pergi ke toko baju tadi untuk membeli celana. Selesai jalan-jalan aku dan dia pulang.
Cerpen Karangan: Febriana Putri Ameliya Blog / Facebook: amlyafp_ SMPN 1 Puri