Di sebuah rumah berdiri kokoh. Di dalam rumah yang dihuni dengan keluarga cemara, ada mama, ayah, aka dan ara. Saat malam hari mereka suka berkumpul bersama, bermain bersama, bercerita, makan bersama, dan melakukan hal yang sangat menyenangkan lainnya. Namun hal itu lama-lama menghilang entah kemana.
Malam yang indah dipenuhi dengan banyak bintang-bintang yang indah dan bulan bersinar terang. Kita berkumpul di ruang tengah, kita sedang bergurau canda dan makan coklat marshmallow. “Hahhahahahahha Di mulutmu penuh dengan coklat ara,” aka bicara dengan tertawa puas. Sampai-sampai ibu dan ayah juga ikut tertawa. “Hihiihiiihihi,” ara tersenyum sambil menutupi mulutnya yang penuh dengan coklat.
Hari semakin berlalu mereka bersama sama melewati hari-hari yang sangat menyenangkan. Saat kita sedang berkumpul bersama tiba-tiba hp ayah berbunyi. Ayah langsung mengangkat telepon itu, “Hallo Selamat Pagi, ini dengan bapak Doni?,” tanya orang yang telepon ayah “Iya, ini dengan siapa ya?” jawab ayah “Iya saya dengan pak Dika, Pak Doni apa bisa anda bekerja lagi, ini lagi kekurangan karyawan pak,” Tanya pak Dika bos dari perusahaan proyek itu. “iya bisa pak, dan kapan saya bisa mulai bekerja?” jawab ayah, dengan senang hati.
Dibalik itu ara dan aka sedih akan ditinggal ayah kerja ke luar kota. Suasana rumah akan terasa sepi bila tidak ada ayah. Ayah membujuk aka dan ara supaya bisa senang kembali.
“Kenapa kalian sedih, ayah bekerja di kota Cuma sebentar gak akan lama, ayah janji akan kembali secepatnya,” ucap janji yang ayah buat. “Baiklah ayah, ayah janji ya tidak lama meninggalkan kita disini,” kata ara dengan raut wajah yang sedih.
Mereka bertiga menjalani hari yang berbeda dan sangat sepi. Namun mereka membiasakannya, mereka masih tetap bisa bermain-main seperti biasanya.
“Ibuu,” ara berteriak dengan kencang memanggil ibu. “Iyaa araa ada apaaa” jawab ibu, ibu melihan ara dengan wajah yang sedih ingin menangis “Ibuuuu aku sangat rindu ayah, aku mau dipeluk ayah,” jawab ara dengat raut yang sangat sedih. “Kurang 1 minggu lagi ayah pulang, ara yang sabar yaa, ayah pasti pulang” jawab ibu dengan senyum membujuk ara supaya senang.
Sudah 1 minggu kita menunggu ayah pulang, tetapi ayah belum pulang-pulang. Ara dan Aka semakin khawatir, Ibu juga ikut khawatir. Sudah tiga hari tidak ada kabar dari ayah. kami selalu menghubungi namun tak ada satu jawaban pun dari ayah. Kita mencoba untuk tenang.
“Ibu, abang ayo kita menonton tv bersama,” kata ara yang ingin menonton hiburan dan menghilngkan kesedihannya. “Iya baiklah ayo kita menonton tv bersama-sama,” kata ibu Kita bersenang-senang menonton tv, bergurau bersama. Namun tiba-tiba. “Tok tok tok, assalamualaikum,” tiba-tiba ada seorang yang mengetuk pintu malam-malam. “Waalaikumsalam iya sebentar,” jawab ibu dan segera membuka pintunya. “oh ternyata pak Beni, ada apa pak?” tanya ibu. “Itu bu anuuu…” ucap pak Beni sambil terburu-buru dan ketakuatan.
Suasana semakin tidak karuan, perasaan ibu semakin tidak enak. Raut wajah pak Beni yang sangat ketakutan akan keluarga pak Doni ini terkejut mendengar kabar dari pak Beni.
“Pakkk ada apaa pakkk bilang aja gapapa?” ucap ibu yang sangat penasaran dengan apa yang akan diucap oleh pak Beni. “Ituu bu saya tadi dikabarkan oleh sodara saya yang bekerja di proyek yang sama dengan pak Doni, bahwa pak Doni meninggal dunia karena ketimpa alat berat bu,” kata pak Beni dengan raut wajah yang sangat sedih melihat keluarga pak Doni sedih. “Astaghfirlloh, pakk yang bener pakk sekarang suami saya ada dimana pak,” tanya ibu, ibu sangat sedih setelah mendengar kabar ini Ibu menangis histeris, Ara dan Aka buru-buru keluar menghapiri ibu dan langsung memeluk ibu.
“Ibu ada apa ibu, ibu kok nangis?” tanya ara, ara juga sedih karena melihat ibu nangis ara jadi ikut nangis Ibu diam dan tidak mau bilang ini ke ara dan aka, ibu takut ara dan aka ikut sedih. Ibu seketika diam dan tersenyum, ibu menyuruh aka mengajak ara ke dalam.
“Pakk tolong pak sekarang suami saya ada dimana?” ibu bertanyaa dengan menangis “Sekaranng suami ibu dibawa ke rumah sakit bu… Tapi…” ucap pak beni dengan wajah gugup dan ketakutan saat berbicara. “Tapi? tapi apa pak,” ibu menjawab dengan keras dan menangis sesegukan. “Pak doni sudah meninggal dunia,” ucap pak beni yang ragu untuk mengucapnya.
Saat ibu mendengar perkataan itu ibu langsung dia pingsan di tempat, pak beni bingung lalu pak beni bingung dan mencari pertolongan tetangga. Ara kaget mndengar perkataan itu ara dan aka langsung lari keluar dan menangis sangat kencang. semua tentangga pada datang ke rumah.
Setelah semuanya berlalu, keluarga itu tetap bahagia walaupun keluarga mereka tidak lengkap. Mereka tetap tersenyum menikmati dunia
“Ara yang sabar ya ara harus kuat, disini masih ada ibu, aka juga aka harus kuat ya kalian akan selalu disayang ibu,” ucap ibu dengan senyum yang membuat haru . “Iya ibu kita juga akan selalu menjaga ibu dengan baik, Terimakasih ibu,” jawab ara dan aka dengan tangis haru mereka juga langsung memeluk ibu.
Mereka bertiga selalu bahagia, ibu selalu menguatkan kita, walau kadang kasih sayang itu tidak terlihat.
Cerpen Karangan: Evelyn Gracia Larasati Blog / Facebook: gracia SMPN 1 PURI