Di bawah langit di atas tanah. Terdapat raga penuh keegoisan, raga yang selalu menyiksa batinnya sendiri demi sebuah ambisi. Raga yang kini memandang langit sore yang sedang bermesraan dengan Senjanya. Siapa dia?, dia adalah Arsen yang dikenal banyak orang karena segudang prestasinya.
Setelah perjuangan panjang yang ia lalui Arsen mampu lolos seleksi timnas tahun ini. Dengan semangat ia mengayuh sepeda menuju rumahnya, ia yakin orangtuanya akan bangga dengan berita besar yang ia bawa. Saat sudah sampai di rumahnya Arsen bingung kenapa rumahnya terlihat sangat sepi?, ia pun masuk kedalam dan benar dugaannya rumahnya sepi. Arsen segera menelepon ibunya, saat sudah terhubung dengan ibunya Arsen berucap, “ibu dimana?”. “Ibu di rumah sakit nak, ayahmu tiba-tiba drop semalam”, jawab ibunya dengan nada sedih. Arsen pun segera mengakhiri telepon ibunya, dan bergegas ke rumah sakit.
Saat sampai di rumah sakit Arsen bingung kenapa hampir semua saudaranya disini?, Arsen segera menghampiri ibunya yang menangis di pelukan neneknya.
“Ibu ada apa ini? ayah dimana? ayah baik baik saja kan?”, tanya Arsen beruntun dengan perasaan yang campur aduk. “Sen, ayahmu dinyatakan meninggal” jawab sang bibi dengan mata yang mulai mengeluarkan air mata. Arsen terpaku ia merasa dunianya hancur sekarang, ia baru saja akan menyampaikan kepada ayahnya bahwa anaknya telah lolos seleksi timnas dan akan mewujudkan impian ayahnya.
“Engga, ayah pasti baik baik saja”, lirih Arsen. Sang ibu pun mendekapnya, dan berucap, “Arsen sabar ya, ayah udah engga ada sen”. Arsen tidak percaya pahlawannya kini telah berpulang.
Setelah kematian ayahnya beberapa hari lalu Arsen menjadi anak yang pendiam dan hanya mengurung diri di kamarnya, bahkan Arsen sudah melewatkan beberapa latihan untuk pertandingannya Minggu depan. Ibu Arsen menatap sedih anaknya yang sedang melamun di ruang tamu, sudah terhitung hampir 1 jam Arsen melamun di sana.
“Arsen”, panggil sang ibu. Arsen menoleh terkejut saat ibunya menangis. “Ibu kenapa?”tanya Arsen. “Kamu tidak ingin ayahmu bahagia nak?, kamu harus bisa bangkit lagi wujudkan mimpi ayahmu, jangan seperti ini ayah pasti sedih”, jawab sang ibu. Arsen mendekap sang ibu sambil mengucap maaf berkali-kali, “Arsen akan latihan lagi Bu, Arsen akan mewujudkan impian ayah”, jawab Arsen. Ibunya yang mendengar itu tersenyum, ia tau anaknya tak akan mengecewakan.
Setelah obrolannya dengan sang ibu dua hari lalu kini Arsen menjadi lebih giat latihan, dengan ambisi besarnya Ia akan mewujudkan impian ayahnya.
Hari ini adalah hari terakhir latihannya, karena besok adalah hari dimana timnas akan melawan kesebelasan dari Vietnam. Setelah menyelesaikan segala kebutuhan untuk besok Arsen melangkahkan kakinya untuk pulang, karena jarak lapangan dan rumahnya terhitung dekat.
“Assalamualaikum”, salam Arsen saat sudah memasuki rumahnya. “Waalaikumsalam”, jawab ibunya yang berjalan menuju Arsen. “Gimana latihannya?”, tanya ibu Arsen “Alhamdulillah Bu, aku besok udah tanding”, jawab Arsen semangat. “Anak ibu Emang hebat”, kata sang ibu. “Habis mandi makan ya sen, terus sholat habis itu baru istirahat”, perintah sang ibu. Arsen pun segera menjalankan perintah ibunya, ia sangat beruntung memiliki sang ibu.
Hari yang ditunggu Arsen pun tiba ia akan berjuang melawan negara tetangga dalam kompetisi sepak bola kali ini, ia harus bisa mewujudkan impian ayahnya.
“Kita bisa, kalian harus buktikan bahwa dunia punya kalian yang hebat”, nasihat coach aji sebelum mereka memasuki lapangan pertandingan.
Setelah melalui beberapa hal Arsen dan teman temanya menunggu peluit wasit di lapangan, mereka akan berjuang hingga titik penghabisan.
Peluit tanda pertandingan dimulai membuat lapangan gelora bung Tomo hari ini diliputi perasaan menegangkan. Arsen dan Kawan kawan pun tidak kenal lelah menghajar tim lawan dengan tendagan akurat, dan umpan umpan apik mereka. Sorak Sorai penonton juga membuat mereka jadi semangat, mereka sudah unggul 2-0 dari tim lawan dan waktu pun terus berjalan hingga peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan membuat para penonton bersorak bahagia karena kemenangan timnas indonesia Arsen dan teman setimnya pun bernafas lega dengan rasa haru yang mereka rasakan. latihan mereka tidak sia sia, mereka bisa membawa nama bangsanya diatas podium juara.
Penyerahan piala pun dilakukan, tim Arsen kini sudah ada diatas podium untuk mengambil piala. mereka terlihat sangat bahagia karena perjuangan mereka tidak sia sia.
Kini tibalah saat yang ditunggu tunggu Arsen, ia berlalu memeluk sang ibu sang yang tersenyum bangga padanya. “Ibu Arsen menang Bu”, ucap Arsen. “Iya nak, kamu hebat ayahmu pasti bangga” jawab ibunya senang “Ayah Arsen bisa”, lirih nya.
Semua yang kau impikan pasti terwujud dengan adanya usaha dan doa, itulah yang Arsen dapat dari kejadian ini. ia tak boleh mudah menyerah, ujian yang tuhan berikan memang sangat berat tapi pasti ada hadiah besar setelahnya.
Cerpen Karangan: Halimatus sa’diyah, SMP negeri 2 puri