Hari ini adalah hari yang menyulitkan bagiku. Ayahku memasukanku ke dalam sebuah pondok pesantren di luar pulau. tadinya aku tidak ingin tetapi ayahku tetap memaksa.
“nak kamu harus mondok di pesantren dan bersekolah disana” ujar ayahku “tapi ayah aku ingin bersama teman temanku yang di sini ayah” ujarku yah apa boleh buat semua anggota keluargaku mendukung keputusan ayahku.
Perjalanan pun dimulai, singkat cerita sepanjang perjalanan hatiku sedih karena harus berpisah dengan sahabatku. sampai di sana ternyata di sana saya sudah disambut oleh seluruh santri dan hati saya sedikit terhibur.
“kenalkan saya Aisyiah” ujar santri putri yang sekamar denganku. “oh kenalkan saya Annisa” ujarku
Besok harinya saya mulai dikenalkan fasilitas di pondok pesantren tersebut. Tiba tiba ada santri putra yang menghampiriku “Assalamu’alaikum, kenalkan saya Dhiki.” ujarnya “Wa’alaikumsalam kenalin juga gue Annisa santri baru disini” ujarku “saya juga santri baru disini” kata si Dhiki. “tapi maaf gue ngga nanya ke lo mau lo santri baru kek lama kek gue ngga ngurus” kataku sambil pergi. Dia tersipu malu saat saya mengatalan itu “oh ya gak papa” Terdengar suara adzan Dzuhur “eh tuh dah adzan kita ke masjid yuk” kata Dhiki
Tiba tiba ada anak kecil berlarian dan menabrakku. “Aduh sakit banget, dek kalau jalan liat liat donk gak punya mata apa” ujarku sambil marah. “udah gak papa namanya aja anak kecil” sambil mau membantuku. “Eh mau apa lo gue gak butuh bantuan lo” ujarku sambil berdiri. “oh ya udah” ujar Dhiki dengan muka sedih.
Sesudah sholat dzuhur aku kembali ke kamar untuk tidur siang tiba tiba “Eh kamu santri baru jam segini mau males malesan sana cuci baju aku” kata orang yang gak dikenal itu. “Lo siapa nyuruh gue nyuci baju lo, lo yang pake lo yang nyuci, jangan mentang mentang lo santri senior di sini sok nyuruh gue kenal ngga nyuruh nyuruh mikir donk pake otak jangan pake dengkul bodo” ujarku “eh kalau ngomong dijaga dia bos kita senior paling tua di sini” ujar temanya “apa?? senior paling tua pantes aja mukanya kaya nenek nenek” ujarku sambil tertawa seketika di asrama itu semua tertawa terbahak bahak “kurang ajar kamu” kata senior itu dengan nada marah “kenapa lo mau nantang gue?? sini kalau mau mati sekalian lo sama pengikut lo di tangan gue” ujarku sedikit menantang. Dia pun terdiam dan ketakutan “maaf aku ngga sengaja” ujarnya “alah lo cuma besar mulutnya tapi otaknya kecil sama otak semut masih besaran otak semut” ujarku dengan mengejek. seketika dia pun merasa takut lalu…
“Annisa, tolong panggil Dhiki” kata pengurus pondok pesantren. “Iya bu, sebentar” ujarku “ok nanti kita lanjut lagi” ujarku kembali kepada senior itu.
Lalu aku ke asrama santri putra “Eh lo liat Dhiki kagak?” tanyaku pada santri lain “oh.. mas Dhiki itu mba lagi mandi” kata seorang santri putra, lalu aku pergi ke kamar mandi dan benar dia sedang mandi sambil nyayi nyayi sendiri “brisik amat sih tuh anak udah sedeng kali ya?” ujarku dalam hati.
“Gue pikir pikir mending gue ambil anduknya” kataku kembali dalam hati, lalu aku mengambil handuknya dan kusimpan di menara penjemur. “Rasain lo emang enak gue kerjain”. ujarku, tiba tiba “mana handuk saya, tadi saya simpan sini kok hilang?” kata seseorang yang tidak salah adalah Dhiki.
“Eh Annisa lihat anduk saya tidak?. ujar Dhiki, “ngapain gue ambil anduk lo aneh banget” sambil tertawa dalam hati dengan terbahak bahak. “oh ya udah” ujar Dhiki kembali, “oh iya lo dipanggil sama pengurus podok pesantren, disuruh ke kantor” ujarku “oh makasih ya..” “hmmmm” ujarku
Cerpen Karangan: Dinda Novita Sari Blog / Facebook: Dinda Novita Sari Hai Nama Aku Dinda Novita Sari Aku berumur 13 tahun Sekarang aku sudah Smp Smp aku di Smp islam Nf peduli Asalku Dari depok, maaf yh jika cerita aku jlk dan ceritannya blm sepenuhnya jadi Terima kasih
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 5 September 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com