Persahabatan adalah sebuah ikatan antar individu dalam ruang lingkup yang sama namun memiliki impian masing-masing. Dalam persahabatan ada orang yang mencari persahabatan untuk menambah orang yang dikenal. Ada juga orang yang mencari sahabat untuk menjaga dirinya supaya tidak tersingkir dari pergaulan.
Perkenalkan namaku Bagas (samaran). Aku seorang siswa di salah satu smk di kabupaten Banyumas. Ini kisah tentang masa-masa persahabatanku. Mungkin cerita ini akan sangat panjang sehingga aku bagi-bagi menjadi beberapa bagian
Kisah RIANTI Kami bertiga (aku, Diana dan Rianti). Sering berangkat sekolah bersama, pulang bersama dan juga mengerjakan tugas bersama kami menikmati persahabatan yang kami jalin sedari kecil. Meski kadang kadang teman teman di kelasku selalu saja menjodoh jodohkan diriku dengan kedua teman dekatku. Namun aku tak ambil pusing karena pada saat itu aku masih nggak terlalu peduli dengan yang namanya percintaan. Aku selalu menolong dan membantu mereka berdua jika dalam keadaan susah.
Suatu hari sahabatku Adi menyatakan persasaannya kepada Rianti. Aku pun cukup kagum dengan keberanian Adi untuk mengungkapkan perasaannya kepada Rianti. Karena di sekolah Rianti terkenal dengan sikap cuek dan sedikit pendiam kepada anak laki-laki di kelas. Namun entah mengapa ada rasa sedih juga di hati takut jikalau saja mereka jadian akankah Rianti melupakan persahabatan kita bertiga.
Hubungan Adi dan Rianti terus berjalan sampai 3 bulan dan hubungan pertemanan kami pun masih berjalan seperti sedia kala. Namun pada suatu hari Rianti datang kepadaku. Aku yang sedang membaca buku-buku novel di perpustakaan pun sedikit kaget karena dia bilang hanya ingin berbicara empat mata denganku. Awalnya aku agak merasa canggung karena tidak biasanya Rianti ingin ngobrol berdua denganku kami pun ngobrol di sela-sela rak buku.
Rianti memulai pembicaraan “Bagas” “iya ada apa” sahutku, “aku mau cerita suatu hal ke kamu” lanjut Rianti. “ceritain aja aku mau ko ndengerin cerita kamu” Bagas sambil duduk dan tetap membaca novel yang sudah dipegang. Rianti pun mulai bercerita “sebenarnya udah ada seminggu ini aku mulai merasa ketidakcocokan antara aku dengan Adi” “tapi bukankah kulihat hubungan kalian baik baik saja” selaku saat Rianti bercerita “begini Gas aku merasa tidak nyaman dengan sikap Adi yang terlalu baik di hadapan teman cewek cewek di kelas dan aku juga merasakan rasa cintaku kepada Adi perlahan lahan mulai memudar atau mungkin karena aku sudah menemukan tambatan hati yang lain” “pacar baru” Bagas “bukan cuma teman yang selalu ada untukku” Rianti. “Tapi bagaimana cara kamu untuk minta putus dari Adi kamu kan tau Adi itu sedikit emosian dan keras kepala” tanyaku. “Maka dari itu aku cerita ke kamu, kamu kan temen baiknya Adi siapa tau Adi mau percaya sama kata-kata kamu”. “Kenapa harus aku?”, “karena kamu pasti bisa menyakinkan Adi dan aku juga tak tahu harus minta tolong ke siapa selain kamu”.
Aku pun mencoba meyakinkan Rianti atas keputusannya untuk berpisah dengan Adi. Rianti memohon dengan penuh kesungguhan sampai jatuh air matanya. Dalam keadaan seperti ini mana bisa aku menolak permintaan Rianti aku tau permintaan itu tulus keluar dari dalam hatinya. “Baiklah akan kucoba supaya kalian berdua bisa putus namun berjanjilah bahwa persahabatan kau dan Adi tidak berakhir”.
Pada malam harinya aku berfikir bagaimana cara agar Rianti dan Adi putus, sebenarnya aku takut jika salah sedikit saja dalam penyampaiannya bisa bisa itu menjadi penghancur persahabatanku dengan Adi.
Pada hari itu kumantapkan hatiku untuk menyatakan yang sebenarnya tentang perasaan Rianti terhadap Adi, hari itu 2 jam terakhir adalah mata pelajaran olahraga jadi beberapa anak langsung saja membawa tas mereka ke lapangan supaya nanti tidak kembali lagi ke sekolahan.
Sebelum semuanya pergi aku menarik tangan Rianti “eh Rain” sapaku ke Rianti “iya ada apa gas” Rianti “aku udah punya rencana untuk membuat kamu dan Adi putus tapi aku minta nanti kamu ngga usah nunggu aku pulang kamu pulang duluan ajah” Bagas.
Aku dan teman laki-laki satu kelas bermain sepak bola aku dan Adi berada di tim yang berlawanan tak terasa permainan berjalan cukup alot hingga jam pelajaran usai sekor masih imbang 1:1 dan akhirnya kami mengakhiri pertandingan dengan skor imbang atau seri.
Setelah pertandingan usai aku menghampiri Adi untuk mengajaknya mengobrol di belakang sekolah nanti. “Ada apa Gas ko kamu ngajak aku ngobrol di belakang sekolah”, “aku mau membicarakan sesuatu hal padamu”, “mau bicara apa sih udah sore nih”, “aku dimintai tolong Rianti untuk…”, “untuk untuk apa Gas”, “untuk mengatakan bahwa Rianti ingin putus dengan kamu”, “apa kata kamu?, jangan bercanda Gas”, “aku tidak bercanda di, 3 hari yang lalu Rianti cerita semua ke aku bahwa dia sudah tidak nyaman lagi dengan sikapmu yang keras kepala dan emosian”, “tapi aku sangat mencintai Rianti Gas aku juga gak mau berpisah dengan Rianti”, “aku juga udah berusaha untuk menyakinkan Rianti untuk hubungan kalian harus terus berjalan”, “apa ada sosok lelaki lain yang sudah menjadi tambatan hati Rianti Gas”, “maafin aku Adi aku tidak tau siapa laki laki itu”, “apa jangan jangan itu kamu sendiri Gas”, “tidak bukan, aku sama sekali tidak memendam perasaan terhadap Rianti” Bagas belum selesai aku menjelaskan, Adi yang udah emosi memukulku aku pun membalasnya dan kami pun adu pukul, disaat yang bersamaan ternyata dari kejauhan ada 2 sosok yang memperhatikan perkelahianku dengan Adi.
“Sialan ini semua pasti gara gara kamu kan ini cuma alasan kamu supaya kamu bisa dekat lagi dengan Rianti seperti dulu sebelum Rianti berpacaran denganku”, “sudah, harus berapa kali aku ucapkan bahwa aku sama sekali tidak memendam perasaan terhadap Rianti aku juga tidak mau hubungan persahabatan kita berakhir begitu saja”.
Pada suatu kesempatan aku berhasil mengunci pergerakan tangan Adi pada saat itulah aku mulai menyakinkan Adi “Adi Rianti ingin putus dengan kamu itu karena kamu itu emosian dan keras kepala dan akhir akhir ini kamu bersikap terlalu baik terhadap teman-teman cewek di kelas itu yang membuat Rianti ingin sekali putus dengan kamu dan satu hal lagi yang harus aku yakinkan bahwa aku sama sekali tidak punya hubungan spesial dengan Rianti”.
Aku pun melepas kuncianku terhadap tangan Adi diapun berbalik dan meminta maaf atas sikapnya yang kekanak kanakan. Aku pun berusaha untuk memaafkannya dan meminta satu hal kepada Adi yaitu aku ingin persahaban kita untuk terus berlanjut tanpa ada gangguan dan dia juga harus tetap berteman baik dengan Rianti meskipun mereka sudah tidak berpacaran.
Setelah perkelahian aku memutuskan untuk pulang. Rumahku dan rumah Adi bertolak belakang sehingga kami tidak pulang bersama. Setelah berjalan agak jauh dari belakang sekolah aku melihat Diana dan Rianti menungguku di jalan wajah Diana tampak cemberut/kesal melihatku dari kejauhan sedangkan Rianti tampak menangis. Setelah agak dekat dengan mereka tiba-tiba Rianti datang kepadaku kemudian memukuliku dengan tangan lemahnya sambil menagis. “Bodoh! bodoh! Apa ini yang namanya rencana terbaik”, “maafin aku Rain hanya ini yang bisa aku lakukan untuk membuatmu putus dengan Adi”. “Kamu memang bodoh demi bisa membuat Rianti dan Adi putus sampai-sampai kamu babak belur begitu”, “tak apa ini juga demi kebaikan kita semua”.
Aku kemudian meneruskan perjalananku sambil dipapah oleh mereka berdua. Saat di perjalanan “kamu harus sadar ada orang yang merasa tersakiti saat melihat kamu tersakiti” Diana aku sedikit bingung dengan apa yang dimaksud dengan perkatan Diana tapi aku tak terlalu memikirkanya.
Setelah beberapa hari berlalu hubungan pertemananku dan Adi kian membaik dan hubungan Rianti dan Adi masih seperti dulu saat belum berpacaran. Sudah tak terlihat lagi wajah sedih Rianti hanya senyum bahagia yang kini terpancar darinya. Dengan keadaan seperti ini sudah membuat diriku cukup senang. Tak ada lagi penyesalan dalam diriku setelah aku membantu Rianti untuk putus. Kami ingin menjalani kehidupan ini atau lebih tepatnya masa-masa ini dengan bahagia. Meskipun masalah kian datang melanda persahabatan kami, tetapi kami akan tetap mempertahankan itu semua. Tak ingin rasanya kebersamaan ini hancur hanya karena cinta ataupun orang lain yang memasuki kehidupan kami.
Cerpen Karangan: Andri Cahyono Blog / Facebook: Andry Asking
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 16 September 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com