Mumuk, mahasiswa tahun ke 3 yang tidak pernah ambil pusing dengan hot news di negaranya, sekarang beda cerita semenjak ia install aplikasi tiktok dua hari yang lalu.
“Oh Indonesia kayanya lagi krisis ideologi nih” ucapnya dalam hati. Pasalnya Mumuk heran dengan video viral yang pamer pasangan ‘sejenis’ sampai ajang pamer tali bra yang lagi tren.
Mumuk bukan tipikal orang yang ngikutin tren, contohnya tren joget engkol. Aplikasi tiktok juga bukan dia yang install, tapi sahabatnya yang kepingin joget doja cat yang judulnya women tapi lupa bawa hp buat tiktokan.
Beberapa netizen yang ada di pihak si pembuat video mengungkit kebebasan dan haknya. Memang sih teknologi sekarang canggih sekali, bahkan bisa mengubah mindset orang, dan kebanyakan akan berakhir menjudge orang yang ga sependapat dengan kalimat “ngga open minded banget sih”. Sampai ideolologi negara lain pun mulai merasuk ke pikiran mereka menggantikan ideologi Pancasila, contohnya liberalisme yang menjunjung tinggi kebebasan dan hak individu yang sangat diterapkan orang-orang di kolom komentar video tiktok tadi.
Ide scroll tiktok di jam istirahat perkuliahan yang harusnya bikin rileks pikiran, justru menguras pikiran Mumuk. Ngga percaya? Buktinya Mumuk sampai lupa turun dari angkot, ia turun di pemberhentian terakhir rute angkot yang jaraknya jauh dari rumahnya.
“Tuhan kan menciptakan Adam dan Hawa, bukan Adam dan Abdul”. Kira-kira begitu yang ada dalam pikiran Mumuk setelah melihat video aksi pamer pasangan sejenis tadi. Aksi unjuk pamer tali bra juga menurutnya sangat tidak etis kalau sampai ada anak dibawah umur yang melihat. Ngga salah jika dibahas dari perspektif hak individu, tapi dimana letak kewajibannya untuk memberi contoh yang baik sebagai warga negara berideologi pancasila?
Yang membuat Mumuk lebih bingung, di kolom komentar semuanya berseteru antara hak dan kewajiban. Netizen yang pro dengan perbuatan itu dalam persepsinya berbicara tentang hak asasi manusia. Sedangkan netizen yang kontra mengatakan bahwa Indonesia bukan negara yang menganut liberalisme karena ada peraturan yang harus ditaati. Memang betul konten tiktok tadi sangat bertentangan dengan ideologi pancasila. Tapi jika mereka memaksa untuk menjalankan kewajibannya sebagai rakyat Indonesia, artinya secara bersamaan mereka juga menghalangi hak asasi manusia individu. Jadi, mana yang harus didahulukan?.
Mumuk merasa aneh dengan dirinya yang sekarang sedang memikirkan sesuatu sampai begitu seriusnya, membuatnya tertawa geli karena tidak seperti biasanya ia begini.
Meski begitu, ada hikmah yang ia petik dari kejadian hari itu, tentunya yang pertama ia tidak mau lagi berinisiatif untuk scroll social media jika tidak diperlukan. Lalu ia belajar untuk berhati-hati dalam menyaring informasi agar tidak terpeleset ke jurang kesesatan.
Cerpen Karangan: Win Aini Tisya
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 4 Oktober 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com