Seminggu kemudian. Hari ini adalah hari perpisahan di SMP kami. Semua siswa/i mempersiapkan diri untuk menampilkan yang terbaik. Begitu pun aku, Tasya dan Putri. Kami bertiga bertugas sebagai pembaca puisi. Kami sangat bersemangat untuk tampil, walau pun ada sedikit gerogi karena banyak sekali wali murid yang menyaksikan.
“Huuff, aku gerogi nih,” kata Tasya. “Jangan gerogi, nanti naik tensi hahaha,” gurau ku “Hahaha bisa aja sih kamu Siska,” Tasya dan Putri tertawa.
Acara demi acara berlangsung dengan tertib dan tanpa kendala apa pun. Sampai acara terakhir, semua siswa/i masih bersemangat. Begitu pun aku, Tasya, dan Putri.
Selesai acara aku, Tasya dan Putri duduk di taman sekolah. Kami berbincang tentang sekolah yang akan kami tempuh selanjutnya.
“Kalian nanti mau lanjut di mana,” tanya Putri. “Kalau aku lanjut di SMA dekat rumah aja, lagian juga kurikulumnya bagus kok,” jelasku. “Kalau aku palingan bareng sama Siska, karena kami berdua kan rumahnya dekat,” jelas Tasya. “Kalau kamu sendiri lanjut mana, Put?” aku bertanya balik pada Putri. “Hmm aku kayaknya bakal kembali ke Jakarta deh,” jawab Putri dengan raut muka sedih. “Haaa?, serius?,” aku dan Tasya kaget mendengar perkataan Putri. “Iya, aku ikut ayahku tugas di Jakarta. Sebenarnya aku gak mau, tapi mau gimana lagi?” kata Putri. “Yaahh, kita gak bisa sama sama lagi dong,” kata Tasya. “Gapapa deh, yang penting kita bisa saling berkabar,” kata Putri “Iya, kita saling ingat aja,” susul ku.
Setahun Kemudian. Aku sama Tasya sudah setahun tidak mendengar kabar dari Putri. “Putri gimana ya kabarnya,” tanya Tasya. “Coba kamu chat dia,” ujarku. “Aku udah pernah chat sama telepon dia, tapi gak ada responnya,” kata Tasya. “Ohh, coba aku yang chat dia,” kataku sambil mengeluarkan hp dari tas ku.
“Assalamualaikum, Putri apa kabar? Ini aku Siska,” aku mengirim pesan ke Putri. Pesanku belum dibalas sampai 2 hari lamanya. Aku dan dan Tasya heran dengan sikap Putri “Kok Putri gak jawab chat dari aku ya?” aku merasa heran. “Kan sudah kubilang, aku pernah menguhubungi dia tapi tak ada respon,” kata Tasya.
Beberapa hari kemudian Putri menjawab chat dariku. “Waalaikumsalam, alhamdulillah baik, maaf ya aku baru sempat balas chat dari kamu, karena jadwal aku padat, tugas tugas aku juga banyak. Kamu apa kabar?” “Alhamdulillah, aku kira kamu udah gak ingat lagi sama aku, kabar aku baik, gak papa kok, aku cuma heran aja sama kamu karena kamu gak pernah jawab chat dari aku,” aku bersyukur akhirnya Putri menjawab chat dari aku. “Hahaha iya, maaf yaaa. Kalau Tasya apa kabar?” tanyanya lagi. “Alhamdulillah, Tasya juga baik,” “Alhamdulillah, udah dulu ya, aku mau ngerjain tugas dulu, nanti aku chat lagi,” Putri mengakhiri chatan kami. “Iya,” aku mengiyakan.
Keesokan harinya, aku memberitau tentang kabar Putri pada Tasya, Tasya terlihat lega. “Tasya, coba baca ini, kemarin Putri menjawab chatku,” aku memberi hp ku ke Tasya, agar dia dapat membaca chat antara aku dan Putri. “Alhamdulillah, aku kira Putri udah lupa sama kita,” kata Tasya. “Hahaha, aku kira juga begitu,” ucapku.
“Assalamualaikum, Siska aku mau kita Video Call, bisa gak? Sekalian sama Tasya juga, soalnya aku lagi kangen banget sama kalian,” Putri mengirimkan sebuah pesan. “Waalaikumsalam, boleh, kebetulan Tasya lagi ada di rumahku,” balasku. “Ok 5 menit lagi aku Video Call,” Putri mengirimkan pesan lagi. “Ok aku tunggu,” aku membalas pesan darinya.
“Sya, 5 menit lagi Putri mau Video Call sama kita,” aku memberi tau pada Tasya. “Bener?” Tasya seperti tak percaya dengan apa yang aku katakan. “Ya benerlah masa aku bohong,” ucapku. “Ok aku siap siap dulu lah ya,” Tasya kemudian bersiap siap setelah mendengar kabar dariku.
Tak lama kemudian panggilan video masuk, dan itu pasti dari Putri. Ternyata benar, setelah ku cek itu panggilan video dari Putri. Segera kupanggil Tasya, lalu kami mengangkatnya. Kami berbincang 2 jam lamanya. Kami mengobati rasa rindu kami yang selama 1 tahun lamanya tak berjumpa. Aku senang karena Putri masih mengingat aku dan Tasya.
Jangan lupakan teman yang dekat dengan kita, janganlah marah jika teman kita tak menghubungi kita, karena kita tidak tau bagaimana keadaan mereka. Tetaplah bersabar, karena kesabaran akan berbuah manis.
Cerpen Karangan: Lina
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 16 Oktober 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com