Hai, aku Ayu Lestari. Aku biasanya dipanggil Ayu. Aku berumur 10 tahun. Aku mempunyai abang dan kakak, mereka sangat baik padaku. Rio Wijaya adalah abangku dan Maya Ayu Dewi adalah kakakku. Aku juga memiliki ayah dan bunda yang sangat baik kepadaku. Reno Wijaya adalah ayahku dan Dewi Lestari adalah bundaku. Ayahku jarang pulang ke rumah karena, ayahku bekerja di luar kota. Aku lahir pada tanggal 27 Desember 2012.
Setiap aku berulangtahun aku selalu diberi kejutan bersama keluarga besarku. Tetapi, ditahun ini terasa berbeda dengan tahun sebelumnya. Tidak ada satu katapun yang mereka ucapkan kepadaku dihari ulang tahunku. Aku mencoba tidak berburuk sangka, mungkin saja mereka lupa.
Perlakuan abang dan kakakku tiba-tiba berubah. Aku selalu dimarahi atas semua pekerjaan rumah yang aku kerjakan. Padahal, dulu mereka selalu mengajariku jika aku melakukan kesalahan. Aku merasa ada yang aneh dengan diri mereka. Bunda juga diam saja tidak membelaku. Jika aku dimarahi sama abang, bunda selalu melindungiku.
“Ayu, kakak minta tolong beresin kamar kakak, kakak lagi buru-buru mau pergi kerja,” perintah kak Maya kepadaku. Dia beranjak pergi kerja. “Iya kak,” jawabku, menuju kamar kak Maya.
Aku lagi di rumah, karena sekolah lagi libur. Setiap aku di rumah pekerjaan rumah menjadi tanggung jawabku. Memang aku masih terlalu kecil untuk melakukannya. Tetapi, bunda selalu bilang kepadaku jika tidak diajari dari kecil mau sampai kapan. Aku juga mengerti karena aku seorang perempuan harus bisa beres-beres rumah.
“Ayu, kalau sudah selesai beresin kamar kak Maya, anterin bunda pergi ke pasar ya,” panggil bundaku dari arah dapur. “Iya bunn,” jawabku dari kamar kak Maya.
Setelah selesai aku membereskan kamar kak Maya, aku bergegas ke dapur. Bundaku ternyata belum selesai masak, jadi aku menunggu bunda selesai masak. “Sebentar ya Ayu, bunda mau ganti baju dulu. Tunggu sayur bunda hingga masak ya,” ucap bundaku, menuju kamarnya untuk ganti baju. “Iya bunn,” jawabku, senyum ramah.
Selesai masak sayur, aku berangkat pergi ke pasar bersama bunda. Di pasar sangat ramai sekali orang berbelanja. Aku fikir bunda ingin membeli bahan untuk acara ulang tahunku ternyata, bunda hanya membeli bawang merah dan daun bawang saja. Aku sedih, karena baru kali ini mereka semua tidak ada yang ingat akan ulang tahunku. Mengucapkan selamat ulang tahun saja tidak. Mereka benar-benar lupa apa memang sengaja melupakan hari ulang tahunku.
Malampun tiba, aku menonton tv bersama bunda dan abangku karena kak Maya belum pulang. Aku lagi asik menonton film kesukaanku, tiba-tiba saja abangku mengganti film yang dia suka. Akupun marah, dan disitulah aku dan abangku bertengkar.
“Ayu!” bentak bunda. “Masalah film saja rebutan, ngalah dong sama abang kamu,” ucap bunda dengan tatapan tajam mengarah kepadaku. “Ihh apaan sih bunda,” kuhentakkan kakiku sambil lari menuju ke kamar tempat tidurku.
Aku menangis di dalam kamar. Tidak tahu mengapa semua keluargaku berubah sikap kepadaku, padahal aku tidak punya salah kepada mereka. “Apaan sih bunda tiba-tiba ngebentak aku tadi,” ucapku dalam hati, menangis berselimut boneka.
Tidak lama kemudian, ada yang mengetok pintu kamarku. Aku tidak menghiraukannya aku fikir itu abangku. “Tok… tok… Ayu buka pintunya,” ucap lirih seorang laki-laki. “Apaan sih bang, sudah sono gua kagak mau diganggu,” bentakku kepada abangku dari kamar. “Ayu ini ayah, coba buka pintunya sebentar,” ucap lembut suara ayahku sambil membujukku untuk membuka pintu. “Ayah!” kaget aku mendengarnya, aku buru-buru membuka pintu kamarku. “Selamat ulang tahun sayang,” suara sorakan semua keluargaku menyambutku didepan pintu. “Aaaa,” aku menangis terharu sambil memeluk ayahku.
“Maaf, bunda tadi sudah ngebuat kamu nangis ya sayang,” permintaan maaf bunda, sambil mencium keningku. “Nggak papa bunn, makasih ya semuanya, aku fikir kalian sudah lupa dengan hari ulang tahunku,” tidak lupa aku berterimakasih dan memeluk erat kakak dan abangku.
Jangan selalu berburuk sangka kepada orang lain ya teman-teman. Selalu berbuat baik kepada semua orang, walaupun orang tersebut belum tentu baik kepada kita. Di balik masalah yang kamu hadapi pasti ada jalan keluarnya, akan ada pelangi setelah hujan.
Cerpen Karangan: Febriana Putri Ameliya Blog / Facebook: _amlyafp SMPN 1 Puri