Perempuan adalah manusia yang hatinya midah terluka, hanya dengan perkataan saja dapat mempoyak-poyakkan perasaannya. Gadis cantik dengan rambut sepanjang bahu lalu pesona senyumannya yang manis membuat orang-orang tertarik pada dirinya. Gadis nan cantik itu bernama Sefina, dia adalah seorang pelajar yang duduk di bangku kelas 3 SMP.
Suatu ketika, ditengah semester satu Sefina terpaksa untuk berpindah ke sekolah yang biayanya lebih ringan karena kondisi ekonomi keluarganya yang menurun. SMP Nusa Bangsa yang menjadi pilihan Sefina untuk melanjutkan pendidikannya. Walaupun Sefina merupakan murid terpintar di sekolahnya dulu, bukan berarti dia mudah bergaul di sekolah barunya.
Hari pertama Sefina masuk sekolah, dia sama sekali belum mengenali banyak orang. Sefina yang hanya berpakaian seragam biasa tanpa menggunakan aksesoris seperti murid-murid lainnya, membuat Sefina merasa terkucilkan untuk bersekolah disitu.
Di jam istirahat, seorang siswa menemui Sefina dan membuat Sefina terpukau akan ketampanannya. “Haii aku Bayu, salam kenal. kamu pasti Sefina-kan? Yang murid baru dikelas 9 ini” ucap bayu sambil mengulurkan tangannya. “Ohh, ha-hallo. I-iya aku Sefina, hehe salam kenal juga” ucap Sefina yang gagap, sambil berjabat tangan dengan Bayu. “Yasudah, aku mau main dulu yaa. Sampai ketemu nanti di kelas” kata bayu sambil melambaikan tangan.
Sefina mulai tertarik dengan siswa itu, walau baru berkenalan rasanya Bayu akan menjadi teman baik Sefina. Bell masukpun mulai berbunyi “kringg-ngg-nggg kringg-nggg”. Lalu Sefina bergegas merapihkan bekalnya dan masuk ke kelas untuk melanjutkan pelajaran.
Mata pelajaran selanjutnya adalah Seni Budaya yaitu membuat kelompok dengan anggota tiga orang perkelompok dan akan ditunjuk oleh guru. Sefina yang mendengar perintah guru merasa takut, apakah dia dapat berinteraksi baik dengan teman sekelompoknya? Hal itu terus membuat Sefina kurang percaya diri.
Penunjukan anggota kelompokpun dimulai. Bu Andin berbicara dengan lantang “Kelompok yang ke dua adalah Sefina, Cinta, dan Neyra. Bagi namanya yang ibu sebut silahkan membuat kelompok di bagian belakang!” Setelah mendapatkan kelompok, Sefina mulai berkumpul dengan teman sekelompoknya. Namun, Sefina merasakan minder dengan Neyra dan Cinta yang berpenampilan seperti orang kaya bahkan menggunakan aksesoris seperti gelang, kalung, dan sepatu yang mahal. Sefina merasa terkucilkan di dalam kelompoknya. Tingkah laku teman sekelompoknya yang julid ke Sefina, membuat Sefina takut untuk bersekolah lagi.
Saat mengerjakan tugas, Cinta dan Neyra berperilaku sombong pada Sefina seolah-olah Cinta dan Neyra lah yang berkuasa di dalam kelompok itu. “Hei, pasti kamu anak baru yahh ahaha, hallo kenalin gue Cinta trus ini Neyra” dengan logat Cinta yang meremehkan Sefina, membuat Sefina semakin minder. “Hehe, I-iyaa aku S-se-sefina” Ketakutan Sefina membuat perkataannya gagap lagi.
Dengan penampilan Sefina yang biasa, menjadi bahan ejekan teman sekelompoknya. “Sepatu kamu model apasih, kok ga level banget sama punyaku” ucap Neyra “Iya yah, kamu beli dimana baru tau aku ada yang model kaya gitu” cakap Cinta yang mengucilkan Sefina. Sefina hanya dapat berdiam dan mengerjakan tugas yang disuruh. Pada akhirnya walau Neyra dan Cinta meledeki Sefina, mereka tetap harus mebuat tugas yang diminta Bu Andin, yaitu membuat denah rumah beserta isi rumahnya.
“Kringg-ngg kringg-ngg” Para murid terkejut, mengapa bel sudah berbunyi? Padahal jam pulang sekolah masih 2jam lagi. Bu Andin berdiri dan lupa menginformasikan kalau hari ini pulang cepat karena guru-guru akan rapat. “anak-anak maaf ibu lupa menginformasikan kalau hari ini pulang lebih awal karena guru-guru akan rapat dan sekarang kalian dapat menghubungi orangtua kalian untuk menjemput kalian.”
Murid-murid bergegas membereskan barang-barang mereka dan keluar kelas. Sefina-pun juga langsung membereskan tasnya, walau perasaannya sedih. Ketika Sefina sampai di gerbang sekolah, Bayu datang menghampiri Sefina dan mengajak Sefina untuk pulang bersama Bayu. “Hai Sefina, aku anterin yuk kamu juga pasti nunggu angkot-kan? Bareng aku aja yuk” ucap Bayu sambil memberikan helm ke Sefina. “Hemm, I-iya udah deh aku bareng kamu, maaf ya kalau ngerepotin kamu Bay” Sefina tidak dapat menolak karena ibunya pun tidak dapat menjemput bahkan Sefina tidak membawa uang.
Sesampainya di rumah Sefina, Bayu berpamitan dan langsung pulang ke rumahnya. Sefina masuk ke rumah dengan mukanya yang sedih dan sedikit kesal. “Hallo nak, gimana tadi di sekolah? Seru nga?” ucap ibunya dengan lembut “Apa-apaan sih buk, aku diejek sama temen-temen aku, kata mereka sepatu aku jelek, aku ga punya barang mewah kaya temen-temen aku yang lain! Sekarang aku mau minta uang ke ibuk buat beli aksesoris kaya temen-temen!” tiba-tiba Sefina yang biasanya bersikap sopan dan baik pada ibunya, seketika langsung berubah karena gengsinya terhadap teman-temannya.
“Nakk, ibuk cuman punya uang segini yah, memang kamu mau beli apa?” ibu Sefina yang memberikan uang dan sedih dengan bentakan Sefina. “Dug dug dug, derrr” suara hentakan Sefina yang langsung berlari ke kamar dan membanting pintu setelah dapat uang dari ibunya.
Saat Malam hari, ibunya merenung sambil berkata “Ya Tuhan, mengapa anakku bertingkah seperti itu? Apa yang salah dari aku dalam mendidiknya? Mengapa engkau memisahkan aku dengan suamiku? Bahkan sekarang suamiku sudah pergi dan mempunyai istri barunya. Semenjak kejadian itu keuanganku mulai menurun, terlebih lagi dengan Sefina yang mulai bergengsi dengan temannya. Aku harus apa ya Tuhan.” Ucap ibunya Sefina sambil meneteskan air mata.
Pagi hari yang sedikit mendung “Pagi nak, ini sarapan hari ini ya. Maaf ya ibuk cuman masak sayur kangkung” ucap ibuknya pada Sefina sambil menutupi kesedihannya. “Hm” Sefina yang hanya berguram dan kesal mengapa hanya sarapan biasa “Ya sudah, mana uang jajan Sefina. Sefina mau berangkat” ucap sefina dengan nada kasar. Ibu Sefina hanya terdiam karena perubahan tingkah laku Sefina. Ibu Sefina mulai mencari pekerjaan sampingan untuk penambahan kebutuhan Sefina. Dulunya Ibuk Sefina adalah pekerja kantor, namun setelah ditinggal oleh suaminya sekarang hanyalah berjualan catering.
Sesampainya Sefina di sekolah, Sefina mulai bergaul dengan teman-temannya. Karena kejadian kemarin, Sefina berbohong kalau dia merupakan anak pengusaha kaya raya supaya dia mendapatkan teman banyak. “Widih Sef, keren juga nih penampilan lu” kata Neyra saat bertemu dengan Sefina. “Yoi dong, gue mah anak pengusaha jadi ya biasalah” balasan Sefina pada Neyra.
Kringgg-ngg kringg-ngg, bel masuk berbunyi. Lalu para murid-pun langsung masuk ke kelas untuk memulai pembelajaran. Ternyata jam pertama adalah Seni Budaya dan melanjutkan pembelajaran kemarin. “Sef, ini tugasnya udah selesai kan? Mending langsung kumpulin aja. Eh ngomong-ngomong nanti ke cafe yu biasa nongkrong bentar” ucap Cinta saat tugas kelompok. “Boleh nih, gimana Sefina mau ngak? Sekali-kali ikut lah” kata Neyra “Ya ikutlah, masa ga ikut ke cafe. Tapi gue ijin nyokap dulu yak” balasan Sefina sambil merenung, pakai uang dari mana aku untuk ke cafe? Untuk pulang saja pas-pasan.
Setelah Pulang Sekolah, mereka langsung menuju cafe dekat sekolah mereka. Sambil berbincang-bincang tidak disangka ternyata ada Bayu juga di cafe yang sedang mengerjakan tugas. Pada akhirnya Bayu gabung dengan Sefina, Neyra, dan Cinta. Hari semakin sore, bahkan Sefina saja belum membantu ibunya untuk menyiapkan cathering. Kata Cinta “eh ini bayar masing-masing ya” tetapi Sefina menyolot “apa-apaan bayar masing-masing, traktir dong sekali-kali!” balasannya pada Cinta. “Dih katanya orang kaya masa ga mau traktir in kita sef” ucap Neyra. “Suttt udah-udah kaya anak SD aja sih berantem mulu, biarin gue aja yang bayar!” kata Bayu saat memotong pembicaraan Neyra dengan Sefina. Setelah membayar, Bayu memberikan tumpangan lagi ke Sefina.
Neyra dan Cinta-pun masih berada di cafe sambil terheran-heran dengan logat Sefina saat ingin membayar tadi. Dengan ide liciknya, Cinta mengajak Neyra untuk membuntuti Bayu dan Sefina. Cinta akhir-akhir ini mulai heran dengan sikap Bayu yang sangat baik ke Sefina dan seakan-akan melupakan Cinta. Ketika Bayu dan Sefina sampai di rumah, Neyra dan Cinta terkejut ternyata selama ini perkataan Sefina hanya omong kosong kalau dia bukan anak dari orang kaya bahkan rumahnya saja sederhana dan kata orang-orang ibunya hanya penjual catering. Kata Cinta “wah parah! Ini satu angkatan harus tau!.” sambil merasa kesal dengan Sefina yang sikapnya belagu, pinter-pinter tapi ternyata pembohong. Lalu semua kembali ke ruamh masing-masing.
Keesokan harinya di sekolah Di pagi hari, saat Sefina masuk ke kelasnya tiba-tiba dia dikucilkan oleh teman-teman sekelasnya karena dia sudah berbohong dan mengaku-ngaku kalau dia adalah anak pengusaha. Mental Sefina pun terjatuh lagi dan merasa murung, bahkan dia sempat ingin bolos dari pembelajaran.
Ketika istirahat, Sefina hanya diam menyendiri dengan keadaan hatinya yang berdebat “apakah yang aku lakukan salah? Aku hanya ingin menjadi seperti mereka. Atau mulai sekarang aku hanya harus menjadi diriku sendiri yang asli? Tanpa mengikuti gaya orang lain dan bergengsi dengan teman-temanku sendiri.” hal itu terus dipikirkan dan direnungkan oleh Sefina. Saat pulang sekolahpun Sefina terus memikirkan hal itu “AHH SUDAH LAH SEKARANG AKU HANYA INGIN JADI DIRIKU SENDIRI SAJA” ucap Sefina dalam hatinya.
Hari sudah semakin sore, Sefina menunggu angkot yang tak kunjung datang pada akhirnya Sefina memilih untuk berjalan kaki ke rumahnya. Di tengah perjalanan menuju rumah, Sefina melihat Neyra sedang duduk di tepi jalan dan nampak cemas. Sefina langsung menghampiri Neyra. “Kamu kenapa Neyra?” Tanya Sefina “Nggak” balas neyra sambil merasa malu dengan Sefina. “Kaki kamu kenapa? Kok dipegang pegang terus? Kamu keseleo?” Tanya Sefina sambil mengelus kaki Neyra. “Hm, gue tadi jatoh trus ga bisa pulang” ucap neyra pada Sefina. Pada akhirnya Sefina membantu Neyra untuk pulang. “Yuk aku bantu kamu pulang sampai rumah.” Kata Sefina. Dengan rasa malu Neyra, dia tidak dapat menolak bantuannya karena hari sudah mulai sore.
Sesampainya di rumah Neyra, Sefina langsung berpamitan dengan Neyra. “Okee udah sampai, aku langsung pulang ya takut ibuk aku cariin. Semoga kaki kamu cepet sembuh.” Kata Sefina di depan rumah Neyra. Neyra hanya dapat berkata terima kasih sambil merenung “atas perbuatanku kepada Sefina, dia tetap mau menolong aku. Dia ternyata baik banget.” Setelah dari rumah Neyra, Sefina kembali pulang.
Sesampainya Sefina di rumah, ia langsung memeluk ibunya sambil terharu berkata “maafkan aku yah ibuk, aku sudah membentak ibuk kemarin. Itu semua karna gengsi aku dengan teman-teman, maafin Sefina ya buk.” “Iya nak, gapapa. Ibuk tau kok kamu ingin seperti teman-teman kamu, Ibuk maafin kamu kok nak.” Ibuk Sefina merasa terharu dan bangga dengan anaknya karena anaknya sudah mau meminta maaf dan menyadari akan kesalahannya.
Hari Selanjutnya Di Sekolah, Di pagi hari Neyra berduaan bersama Sefina layaknya seperti sahabat yang sudah sangat akrab. Tiba-tiba Cinta melihat mereka sedang asik mengobrol, Cinta-pun langsung menghampirinya sambil berseru “apaan nih? Temen baru? Ceilah berhianat banget ya ternyata!.” Sefina hanya tersenyum dan berkata “sudahlah, kita semua ini temen tau. Yuk Cinta muterin sekolah bareng-bareng”. Cinta hanya membuang muka lalu meninggalkan mereka.
Jam istirahat ketika Sefina sedang berada di koridor kelas sendiri, sambil menunggu Neyra dari toilet. Tiba-tiba Bayu datang dengan membawa sekuntum mawar putih, lalu mendekati Sefina yang sedang asik melihat adik kelas bermain bola. “Hai Sefinaa ehehe” sapaan Bayu pada Sefina. “Ehh Bayu? Ehehe hai jugaa, Kenapa?” Ucap Sefina yang terkejut ternyata Bayu ada dibelakangnya. “Emm Sefina, sebenarnya walau kita baru saja kenal aku merasa kalau aku tertarik sama kamu. Kamu orangnya ramah ya ternyata, peduli, adil, pinter, bahkan baru kali ini aku nemuin gadis sesempurna ini dimata aku. Aku punya bunga mawar putih buat kamu ehehe. Kamu terima yahh, anggep aja ini hadiah buat perkenalan kita kemarin” Rayuan Bayu untuk Sefina dengan lemah lembut. “HAH? Ini serius? Emm iyaah terimakasih ya atas bunganya”. Balasan Sefina sambil menerima bunga dari Bayu.
Semua yang berada di koridor terkaget-kaget, karena selama ini Bayu adalah lelaki yang sangat sayang dengan Cinta bahkan susah move on, tetapi bisa- bisanya sekarang dia langsung tertarik dengan murid baru yang baru dia kenal.
Tidak lama kemudian, Cinta datang dan melabrak mereka “APA-APAAN LAGI NIH BAYU, BISA-BISANYA KAMU SUKA SAMA PEREMPUAN BARU YANG KAMU KENAL AJA BARU SEBENTAR!!!. Terus selama ini effort yang kita lakuin bersama itu apa?! kurang apa aku dihidupmuu. Kamu yang dulunya susah banget move on dari aku, sekarang seenaknya suka sama perempuan lain!.” Suasana semakin ricuh, lalu Bayu hanya berkata “kamu itu perempuan yang sombong ya Cinta!, perempuan seperti kamu tidak pantas mendapatkan lelaki yang penyayang.” Cinta terus mengelak “TA-TA TAPI-I?!”
Cerpen Karangan: Maria Yolanda Dewi Widyasari Maria Yolanda Dewi Widyasari seorang penulis cerpen pemula dari SMP TARAKANITA 1