Perkenalkan namaku Richa Xeulinia Herlina Hanida, biasa dipanggil Richa. Aku bersekolah di SMP Harapan. Kisahku berawal ketika aku mulai masuk SMP. Dan aku sekarang duduk di bangku kelas 9.
Aku mempunyai teman dekat yang bernama Revania Azra Pramudita, dia adalah teman sebangkuku, dia biasa dipanggil Nia. Dia adalah teman dekatku yang aku kenal sejak masuk SMP. Aku sangat senang mempunyai teman seperti dia, dia sangat perhatian kepadaku, dia juga baik kepadaku, dia juga tidak memandang dari fisikku.
Pagi itu, tepatnya pada hari Senin, Aku dan Nia melaksanakan piket kelas. Semua siswa banyak yang berangkat pagi karena ada upacara. “Pagi Rich, maaf ya aku agak telat soalnya di jalan tadi macet banget, rata-rata anak sekolah juga terkena macet,” sapa Nia yang datang dengan terburu-buru. “Iya gapapa Nia, santai aja, aku tadi juga buru-buru soalnya kan kita berdua piket,” jawabku santai. “Kelasnya kotor banget ya, bisa lama nih piketnya,”. kata Nia yang kesusahan membersihkan lantai kelas. “Iya kotor banget, kan kemarin habis hujan, deres banget lagi, semoga nanti gak hujan ya.” jawabku sambil membersihkan papan. ‘Kring’ bel pun berbunyi, semua siswa berhamburan keluar dari kelas dan menuju lapangan, karena upacara akan segera dimulai.
“Ya Allah ganteng banget anak orang,” kataku ketika melihat Reviansyah. Reviansyah adalah teman sekelasku, dari SD sampai SMP aku satu kelas dengan dia. “Emangnya siapa sih yang ganteng? Gantengan juga crushku.” Nia meledekku. “Apaan sih kamu Nia, merusak pagi cerahku aja, mending urusin tuh crushmu di kelas sebelah,” jawabku sedikit kesal. “Masyaallah ganteng banget woi, sumpah ganteng banget,” kata Nia yang mleyot melihat crushnya ketika berjalan menuju lapangan upacara. “Eh Rich, ayo baris, kok kita malah ngomongin crush,” ajak Nia. “Iya ayo, upacaranya mau dimulai,” jawabku semangat.
Upacara pun telah selesai, tetapi semua siswa tidak dibubarkan terlebih dahulu, dikarenakan ada razia, jadi semua siswa diperiksa satu persatu, dimulai dari siswa perempuan yang diperiksa apakah ada yang memakai liptint, jika ada maka siswa itu disuruh maju kedepan.
“Eh Rich, kamu tadi dari rumah pakai liptint apa engga? Kan ada razia tuh,” tanya Nia yang kelihatan panik. “Ya engga lah, kan hari ini bukan hari biasa, aku udah hafal kalau hari Senin itu pasti ada razia, emangnya kamu pakai liptint kah?,” jawabku menjelaskan. “Engga juga sih, tapi bibirku kelihatan merah soalnya habis berdarah kemarin, takut aja sih kalau aku dipanggil ke depan, pasti malu banget diliatin Okta,” jawab Nia yang kelihatan panik. Okta adalah crush Nia, dia di kelas 9H, sedangkan Nia, Aku dan Reviansyah ada di kelas 9I. “Udah Nia tenang aja, pasti ga bakalan kena kok, aku malah takut kalau Revi kena razia, soalnya kan rambutnya agak tebel,” jawabku sambil menoleh kanan kiri, melihat siswa laki-laki yang dipanggil bergilir, karena aku sedang mencari Reviansyah. “Eh Rich, itu kan Okta, ya ampun dia kena razia lagi,” Ucap Nia panik. “Eh iya, itu kan Okta, waduh Revi kena juga gak ya,” jawabku sedikit panik.
Setelah upacara selesai semua siswa pun dibubarkan, dan kembali ke kelas masing-masing. ‘Kring’ bel istirahat pun berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas menuju ke kantin. Begitu pun Aku dan Nia, kita berdua juga menuju ke kantin.
“Rich, ayo cepetan, aku laper nih, keburu jajannya habis loh nanti,” ajak Nia yang sudah kelaparan. “Iya bentar, ini Aku masi nyatet yang di papan tuh, tanggung loh, nanti juga udah ganti pelajaran,” jawabku terburu-buru karena waktunya sudah tidak lama lagi.
“Eh Nia, itu kan Okta, kok pake topi ya, biasanya kan enggak,” kataku sambil melihat Okta. “Pake nanya lagi, udah tau kan, dia itu habis kena razia, pasti dia malu lah, makanya dia pake topi,” jawab Nia yang sedikit kesal. “Hehe ya maap, kan cuman nanya doang, oh iya nanti pulang jam 2 siang kan?,” tanyaku kepada Nia. “Iya nanti pulang jam 2 siang, semoga aja ga hujan, ini aja udah mendung banget,” jawab Nia.
Setelah selesai istirahat pun semua siswa kemnbali ke kelas masing-masing, lalu setelah itu melaksanakan sholat dhuhur. Setelah sholat, kembali ke pelajaran terakhir, lalu setelah itu pulang.
“Ya ampun kok hujan sih, nanti aku pulangnya gimana, kan aku ga ada yang jemput Rich,” keluh Nia. “Kamu barengan aja sama Okta, terus nanti aku sama Revi, pasti Okta mau kok barengin kamu, kan jalan rumahmu searah sama dia,” jawabku menjelaskan kepada Nia agar dia tidak khawatir. “Oh oke deh kalau gitu, nanti aku mau ke parkiran buat nyamperin Okta,” jawab Nia tersenyum.
Bel pulang pun berbunyi, banyak siswa yang sedang menunggu penjemputan, begitu pun Aku dan Nia, kita berdua menuju parkiran sepeda motor yang ada di sebelah lampu merah. Di sekolah kami tidak diperbolehkan membawa motor, karena itu siswa yang membawa sepeda motor, diparkir atau lebih tepatnya dititipkan di sebelah lampu merah.
“Eh Nia, itu Okta tuh, samperin sana, katanya mau pulang bareng Okta,” kataku sambil menunjuk Okta. “Oh iya, itu kan Okta, yaudah aku duluan ya Rich,” kata Nia sambil berjalan menghampiri Okta. Mereka berdua pun pulang bersama. Begitu pun Aku, Aku segera menghampiri Reviansyah karena akan pulang bersama.
“Mas Revi, maaf aku boleh pulang bareng ga sama kamu, kita kan searah, kalau gaboleh gapapa kok,” tanyaku ragu. “Eh Mba Rich, gapapa kok, yaudah ayo naik, keburu deres hujannya,” jawab Revi. Ketika di jalan kita berdua juga mengobrol bareng.
Sesampainya di depan rumahku, Reviansyah langsung pulang kerumahnya. “Makasih ya, udah dibarengin,” kataku kepada Revi. “Iya, sama-sama, besok tungguin aku di depan toko sebelah sekolah ya, aku mau kasi sesuatu,” kata Reviansyah. “Okei, besok ya,” jawabku tersenyum.
Keesokan paginya, Nia berangkat dengan muka yang sangat berbahagia. “Rich, tau ga? Aku habis jadian loh sama Okta,” kata Nia berbahagia. “Wah, selamat ya,” jawabku. “Semoga cepet jadian juga sama Revi,”. kata Nia sambil tertawa kecil. “Bisa aja sih kamu,” jawabku tersenyum malu.
Bel pulang pun berbunyi. Nia memutuskan untuk pulang bersama Okta. Reviansyah menghampiriku dengan membawa coklat, dan dia berkata, “Mba Rich, I have crush on you,” kata Revi ragu. “Hah ini gasalah? Aku ga nyangka banget,” jawabku kaget. “Ga salah dong,” jawab Revi. Ganyangka banget kalau bisa meiliki orang yang kita sukai. Keesokan harinya, aku bercerita kepada Nia. Emang sih ga ada yang bakalan nyangka, kalau temen sekelasku sendiri adalah jodohku.
Cerpen Karangan: Dilla Zaskia Arifni, SMPN 1 PURI Blog / Facebook: @dlzskaa Holaa, perkenalkan namaku Dilla Zaskia Arifni. Aku bersekolah di SMP NEGERI 1 PURI. Cerpen ini adalah cerpen keduaku setelah cerpen yang berjudul “Saudara Berasa Pacar”. Hobiku bersepeda dan tidur, selain itu aku juga suka memasak. Jangan lupa follow IG ku yaa (@dlzskaa) terima kasih.