Hai kenalin, nama aku Maura aku adalah salah satu siswa dari sekolah SMP Westeralia salah satu sekolah favorit yang ada di kotaku. Pada suatu hari aku termenung dan duduk di depan rumah banyak hal yang masuk ke dalam pikiranku salah satunya aku memikirkan dia, ya Vino lebih tepatnya Vino Emiliano Mahendra dia adalah teman sekelasku.
Suatu ketika “Hey, mengapa kamu melamun Ra?” Tanya Vino kepadaku “Ah tak apa vin, aku hanya memikirkan bagaimana besok kita ujian” Ucapnya sendu “Hey, jangan murung dong nanti kalau murung terus cantiknya bakalan hilang” Ujar Vino untuk menghibur Maura. “Bisa aja kamu Vin” “Loh beneran ini aku tidak sedang bercanda, jangan murung lagi ya?” “Ay ay captain”
Keesokan harinya Maura kembali pergi ke sekolah sebenarnya kemarin dia terpaksa berbohong kepada Vino agar dia percaya. Sesampainya di sekolah Maura bertemu dengan Rani, iya Rani sahabat Maura yang kemana-mana selalu berdua “Ranii kamu tau ga? kemarin aku diajak ngobrol sama Vino tauu” ujar Maura yang sedang sangat senang. “Demi apa?! Serius kamu Ra?” Tanya Rani yang kaget mendengar kabar tersebut. “Iya aku serius masa aku bohong sih”
Beberapa jam telah berlalu kini semua murid di SMP Westeralia waktunya untuk pulang. Di tengah-tengah perjalanan Maura bercerita kepada Rani mengenai Vino yang dia rasa belakangan ini Vino lebih banyak memberikan perhatian kepada dirinya. Maura menceritakan semua hal tentang Vino kepada Rani dengan perasaan yang sangat gembira.
Setibanya di rumah Maura berkemas-kemas untuk ganti baju, mandi, serta sholat. Saat malam tiba waktunya ia untuk belajar kebetulan pada waktu itu dia mendapatkan pekerjaan rumah (PR) Maura mencoba fokus untuk belajar tetapi selalu saja terdapat pikiran yang lewat mengenai Vino “Ah mengapa aku tidak bisa fokus?” Tanya Maura kepada diri sendiri. “Mengapa nama Vino selalu saja memenuhi pikiranku” “Sebaiknya aku lanjutkan belajarku besok saja” “Daripada aku tidak bisa fokus”
Pada akhirnya Maura melanjutkan belajarnya pada esok hari, dan dia bergegas untuk tidur agar pikirannya tenang, saat tengah malam Maura terbangun karena dia terkejut Vino berada di dalam mimpinya “Anak itu lagi?! Bagaimana bisa dia masuk ke dalam mimpiku?” “Apakah aku mempunyai perasaan yang lebih kepada Vino?” “Gamungkin ahh masa iya” “Mungkin ini cuma kebetulan saja, soalnya kan dari tadi aku memikirkan Vino” “Sudahlah lebih baik aku melanjutkan tidurku”
Alarm pun berbunyi pertanda sudah pagi, Maura pun bergegas untuk mandi, sholat, serta sarapan sebelum dia berangkat sekolah. Setibanya di sekolah Maura berjalan menuju ke ruang kelasnya, tidak disangka pada saat Maura berjalan menuju kelasnya bertemu dengan Vino
“Hai Ra” Vino menyapa “Hai juga Vin” “Tumben banget kamu berangkat agak siang Ra?” “Hehe iya semalam aku tidak bisa tidur Vin, jadinya aku berangkat agak telat” “Kenapa Ra? kamu sakit, ga enak badan?” “Gapapa kok cuma banyak pikiran aja” “Oh syukurlah tidak apa-apa”
Setibanya mereka di kelas Maura menemui Rani dan meceritakan semuanya sedangkan Vino menemui teman-temannya yang lain “Ran dari semalam aku ga bisa berhenti mikirin Vino!, kenapa ya kira-kira?” Tanya Maura “Ahh ekhem” Jawab Rani yang sedang menggoda sahabatnya “Gitu saja masa kamu ga ngerti sih Ra” “Serius, aku saja bingung sama diri aku sendiri” “Kujelasin ya, itu berarti kamu suka sama Vino Ra, yaa jatuh cinta gitu sama dia” “Masa iya sih aku jatuh cinta sama dia” Jawab Maura ragu-ragu “Tapi… kayaknya iya deh Ran aku jatuh cinta sama dia”
Setelah menceritakan semua hal itu kepada Rani, Maura pun meminta bantuan kepada Rani untuk mendapatkan informasi apapun mengenai Vino. Selang beberapa waktu sahabat Maura Rani mendapat informasi mengenai Vino “Ra Ra info pentingg!!” “Ada apa?” “Itu si Vino ternyata dia sekarang lagi deket sama cewek” “Oh gitu, thanks ya infonya” “Ra kamu gapapa kan?” “Gapapa kok, santai aja”
Disaat itu juga Maura langsung termenung setelah mengetahui kabar teersebut. Pada saat pulang sekolah pun dia masih termenung memikirkan hal tadi, dan kini semua harapannya hancur yang awalnya dia mengira Vino sedang mendekati dia ternyata tidak.
Beberapa waktu berlalu sampai pada akhirnya Maura sakarang duduk di kelas 9 dan dia mempunyai banyak teman-teman baru. Hal yang tidak terduga tiba-tiba terjadi. “Ada yang lihat Maura?” Tanya Rani kepada teman-teman Maura “Oii disini, ada apa Ran?” Jawab Maura “Tau nggak kalau sekarang Vino udah nggak deket sama cewe yang pernah aku ceritain ke kamu dulu” “Serius kamu Ran?” “Iya aku serius, bahkan aku denger sendiri kalo mereka udah ga deket lagi” “Ehh makasihh banyak loh infonya” “Yoii sama-sama Ra”
Maura langsung gembira mendengar kabar tersebut, dan dia mencoba memberanikan diri untuk mendekati Vino. Pada saat di rumah Maura mencoba untuk mengechat Vino bertanya beberapa hal supaya ia bisa berkomunikasi dengan Vino. “Permisi Vino” Tanya Maura di handphone nya “Iya ada apa Ra?” Jawab Vino “Kamu lagi sibuk ga?” “Engga si lagi santai aja, ada apa?” “Emm itu aku mau tanya tentang tugas Bahasa Indonesia tadi” “Oooo itu gampang Ra”
Setelah Maura bertanya akhirnya Vino menjelaskan tentang tugas tersebut. Dalam hati Maura ia sangat senang karena ia bisa berkomunikasi dengan Vino. Beberapa waktu berlalu cukup panjang akhirnya Maura dengan Vino bisa dekat dan nyaman satu sama lain. Keesokannya Vino mengajak Maura untuk bertemu di kantin.
“Mauraaa” Vino memanggil “Iyaa ada apa Vin?” Sahut Maura “Besok ayok kita bertemu di kantin” “Boleh tuh ayok saja” “Besok juga pulangnya bareng aku ya” “Baik boss”
Keesokannya mereka bertemu di kantin, dan saat pulang Maura diajak Vino untuk pulang. Ditengah-tengah perjalanan mereka asik mengobrol serta bercanda gurau. Dalam hati Maura dia sangat bahagia karena orang yang selama ini dia inginkan bisa dekat dengan dia sekarang.
Setibanya di rumah Maura tersenyum-senyum sendiri tidak bisa melupakan hal yang baru saja dia alami. Beberapa masalah mulai datang, Vino mendapatkan masalah yang cukup serius dan dia malah meluapkan amarahnya kepada Maura, padahal Maura tidak mengetahui apapun.
“Hai Vino, kamu lagi ngapain?” “Btw makasih banyak ya tadi udah di antar pulang ke rumah” “Vinoo kamu kemana sih!” “Berisik” Sahut Vino dengan singkat “Lho kamu kenapa, perasaan tadi pas di sekolah masih happy-happy aja” “Udalah kamu diem dulu bisa nggak” “Ga usah ganggu aku dulu” “Vin..” “Okei deh aku ga ganggu kamu dulu, maaf ya kalau aku salah” “Diem” Jawab Vino Maura langsung merasa bersalah melihat sikap Vino yang seperti itu kepada dirinya, dia berulang-ulang kali bertanya kepada dirinya sendiri letak salahnya dimana.
“Vino kenapa ya?” Tanya Maura kepada dirinya sendiri “Apa dia marah sama aku” “Sebenarnya aku mau ngomong ke dia kalau marah jangan di luapin ke aku, tapi.. gapapa lah” “Baru aja tadi di sekolah happy”
Vino pun merasa bahwa ia tadi terlalu kasar kepada Maura akhirnya dia mencoba untuk minta maaf kepada Maura. “Ra” “Maura” “Maafin aku ya tadi aku udah kasar dan ga mau dengerin omongan kamu” “Hmm iya Vin gapapa kok” “Kamu mau maafin aku kan Ra?” “Iyaa Vin”
Setelah Vino meminta maaf Vino berinisiatif membelikan es krim supaya Maura tidak bete kepada sikap dia kemarin. Maura merasa senang setelah di berikan es krim, kesenangan itu tidak berjalan lama, setibanya jam istirahat berbunyi sikap Vino kembali seperti kemarin menjadi cuek, dan pemarah.
Di sekolah Maura ingin segera pulang karena dia sudah tidak sanggup dengan sikap Vino. Akhirnya bel pulang pun berbunyi, Maura segera meninggalkan sekolah dengan perasaan yang sedih, kesal, serta hancur.
“Vino jahat banget” “Dia cuekin aku di sekolah” “Huhuhu… huhuhu (suara Maura menangis)”
Maura yang sudah tidak betah dengan sikap Vino mempunyai rencana ingin menjauh dari Vino tapi dia tidak sanggup jika tidak ada Vino. Hati Maura sakit, perasaan Maura pun hancur dan sebaliknya Vino tidak merasa bersalah sama sekali. Maura kebingungan. Maura merasa capek dengan semua hal ini. Rasanya semua hal ini tergantung dari sikap Vino.
Cerpen Karangan: Keysa Herlia, SMPN 1 Puri Blog / Facebook: keysa herlia jangan lupa follow ig aku ya “keysaherlia_ “