Dipagi yang cerah dibawah terik matahari yang menembus jendela, disitulah Azizah berdiri memandang sekitar lingkungan rumah yang indah dan asri. Azizah berdiri disamping jendela itu dengan memikirkan bagaiman kehidupannya atau rencana kedepannya. Azizah kini telah usai sekolah. Ia harus tau bagaimana rencananya. Kini Azizah berjalan keluar rumah untuk mencari informasi pergguruan tinggi ataupun pekerjaan yang cocok untuknya, kini Azizah berada di trotoar jalan besar yang ramai dan disebelahnya ada spanduk informasi tentang perguruan tinggi beserta syarat-syaratnya, informasi beasiswa dan informasi-informasi lainnya.
Kini Azizah berada di restaurant makan. Ia masuk dan memesan makanan pada karyawan restaurant tersebut, kini Azizah duduk sendiri dan ia menghubungi teman sekolahnya untuk menemaninya di restaurant tersebut. Setelah menunggu sekitar lima menit ia pun datang, ia bernama Launa Putri ia anak SMA Bangsa MIPA 1. Azizah menghubungi Launa agar menemaninya di restaurant tersebut.
Saat Launa baru saja masuk restaurant itu Azizah langsung memanggilnya “Launa… Sini!” Kata Azizah sambil melambaikan tangan Launa menghampirinya. Kemudian Launa memulai pembicaraanya “Hai apa kabar?” Azizah menjawabnya dengan gembira “Baik… bagaimana kabarmu?” Katanya bertanya kepada Launa Launa menjawab dengan antusias “Baik juga”
Tanpa basa-basi Azizah langsung bertanya kepada Launa. “Launa bagaimana kelanjutanmu kedepannya?” Dengan bijak Launa menjawab “insyaaAllah aku akan mengambil kuliah jurusan kedokteran dengan jalur beasiswa prestasi” Mendengar jawaba Launa, Azizah hanya bisa terdiam dia bergumam pada dirinya sendiri. “Jelas saja ia mengambil jurusan kedokteran jalur beasiswa prestasi, dia saja tiga tahun berturut-turut selalu peringkat pertama. Bahkan sampai satu sekolah pun kenal dengannya”
Lamunannya pun terpecah dengan sapaan Launa “Hai Azizah ngapain ngelamun begitu?” Azizah menjawab “Tidak aku hanya kepikiran bagaimana kelanjutanku kedepannya, apakah aku harus kuliah ataupun kerja, aku bingung harus apa.” Kata azizah dengan tidak bersemangat karena bingung menentukan kedepannya.
Sesampainya di rumah Azizah langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur di kamarnya. Ia berusaha untuk mengistirahatkan pikirannya agar tidak berpikir tentang hal tersebut itu saja. Saat ia berusaha mengistirahatkan pikirannya ia terpikirkan agar besok ia mencoba untuk mendaftar ke perguruan tinggi yang ia tadi liat di spanduk informasi. Ia ingin mendaftar dengan jalur beasiswa jurusan pendidikan agama islam. meskipun Azizah tidak pernah masuk peringkat tiga besar di kelasnya tetapi ia adalah sisiwi yang selalu masuk ke peringkat kelima besar setiap tahunnya, ia tidak yakin dengan apa yang ia rencanakan, ia yakin bahwa ia bakal tidak diterima karena nilai-nilainya yang kurang, tetapi ia sangat ingin mencoba untuk masuk perguruan tinggi.
Di pagi hari yang cerah ini Azizah berjalan menuju perguruan tinggi yang ia inginkan. Ia sudah berpakaian rapi dengan menggunakan baju yang senanda dengan kerudung dan tas kecil yang diselempangkan di pundaknya. Azizah sudah siap dengan berkas-berkasnya untuk memenui persyaratan beasiswa prestasi. Setelah ia mengisi data-datanya di blog online perguruan tersebut saat malam malam harinya. Ia datang ke perguruan untuk menaruh data-data dan berkas-berkasnya. Setelah itu ia menunggu didepan ruangan untuk pemanggilan wawancara, sudah sekitar dua jam ia menunggu, akhirnya ia dipanggil untuk melakukan wawancara. Setelah selesai melakukan wawancara ia bergegas untuk pulang karena awan sudah keliatan sedikit mendung Azizah tinggal di perumahan Laksana Graha blok A8, yang tidak jauh dari situ sekitar lima ratus meter ada perguruan tinggi yang baru saja ia datangi.
Setelah datang di rumah ia membuka kulkas dan mengambil minuman dingin yang ada di kulkas tersebut. Setelah meminum minuman tersebut ia beranjak untuk membersihkan dirinya agar tidak merasa letih. Setelah besih diri ia duduk di pojok kasur di kamarnya dan ia hendak menelpon Launa untuk memberi informasi padanya.
“Halo.. Launa “ Suara ceria Azizah memulai pembicaraan “Hai Azizah. Bagaimana tadi dikampus? Apa ada yang bikin kamu jengkel?” tanya Launa antusias “Iya ini tadi aku di kampus nunggu sekitar dua jam untuk diwawancarai Alhamdulillahnya tadi aku pas diwawancara itu lancar banget” Kata Azizah dengan bahagia. “Terus bagaimana? Diterima” Tanya launa. “Aku berharap, aku bisa keterima di perguruan itu. Doakan yaa agar aku bisa keterima dengan jalur yang aku pilih.” Kata Azizah penuh harap. “Semoga yang terbaik untukmu zizah” Ucap Launa untuk mendoakannya.
“Kapan pengumumannya diumumkan?” Tanya Launa penasaran. “2 hari kedepan pengumumannya akan keluar” Ucap Azizah dengan nada yang Bahagia. “Udah dulu yaa Azizah, aku mau belajar dulu” Pamit Launa pada Azizah. “Okee dada… Launa” Ucap Azizah sambil menutup telponnya.
2 hari kemudian… No. Nama Ketentuan No. Nama Ketentuan Amir Tidak lulus 6. Adi Tidak lulus 2. AlamsyahTidak lulus 7. Fahmi Lulus 3. Aziz Tidak lulus 8. Naufal Lulus 4. Azizah Tidak lulus 9. Nafis Tidak lulus 5. Ajrun Lulus 10 Brian Lulus
Sinar matahari yang terik menembus jendela kamar Azizah yang membuat Azizah terbangun karena sinarnya. Saat ia membuka matai a melihat jam sudah pukul 05.00. teringat 2 hari yang lalu ia ingin segera melihat pengumumannya, filenya masih loading, ia tidak sabar untuk membukanya. Setelah terbuka ia segera mencari namanya, ia kaget, kecewa, putus harapan karena hal itu. Azizah sedih ia langsung menghubungi Launa, saat sudah tersambung Azizah langsung memulai pembicaraan dengan nada yang sangat kecewa.
“Launa…” “Iyaa? Kenapa kok enggak bersemangat gitu nadanya?” Tanya Launa cemas. “Launa aku tidak keterima di perguruan tinggi itu, padahal aku sudah berharap penuh pada keputusan yang telah aku ambil ini” Nadanya kecewa. “Enggak apa za… kan emang tidak semua apa yang kita mau itu akan terjadi. Jadi tidak perlu bersedih seperti itu. Tetap semangat pasti jalan setiap orang itu berbeda-beda” Ucap Launa menyemangati. “Iya Launa, benar apa yang kamu katakan. Mungkin bukan jalanku untuk kuliah” Kata Azizah.
Disore hari saat sinarnya matahari sudah mulai tenggelam Azizah disuruh ibunya untuk membeli makanan di restaurant padang didepan pintu masuk perumahannya. Ia sudah memesan makanan dan kini ia duduk untuk menunggu pesanannya selesai dibungkus, saat ia duduk ada seorang anak mengenakan seragam SD bersama kakaknya yang sepertinya sudah bekerja. Saat mereka berbicara Azizah mendengar perbincangan mereka.
“Gimana nih kak?!!” Aku enggak bisa fisika dan besok ada ujian” kata si anak SD. “Iya habis ini kita cari guru les dekat sini” Ucap sang kakak.
Saat suasana udah hening tiba-tiba ada yang memanggil Azizah. “Mbak…” Kakak dari anak SD tadi memanggilnya. Azizah pun menjawab “Iya, kenapa?” Kakak dari anak SD itu langsung menjawab “Apakah disekitar sini ada guru les yang bisa mengajar fisika ya. ngomong-ngomong mbaknya kelas berapa?” Azizah pun menjawab “Maaf saya kurang tau apa ada guru les sekitar sini. Saya baru lulus SMA jurusan MIPA” Setelah mendengar penjelasan Azizah seorang kakak pun terdiam berfikir bagaimana menegenai guru les adiknya.
“Mbaknya sibuk ngak?” Tanyanya. “Enggk, kenapa ?” Jawab Azizah. “Apa mbak bisa bantu adik saya belajar fisika? Kan mbaknya ngambil jurusan IPA saat SMA?” Ucap seorang kakak tadi menawarkan menjadi guru les untuk adiknya. Tanpa berfifkir panjang Azizah langsung menjawab. “Bisa” Jawabnya antusias. Azizah berfikir mungkin memang aku diberi jalan untuk menjadi guru les pribadi.
Sesampainya di rumah Azizah langsung makan bersama keluarganya. Disela-sela makan, ia menceritakan kejadian yang barusan ia alami di resto padang tadi.
Waktu sudah menunjukan jam18.00 ia sudah ada janji untuk mengelesi anak SD yang ditemui di resto tadi. Sudah sekitar dua jam mereka belajar bersama dan akhinya pun mereka mengakhiri pembelajarannya. Setelah mereka belajar bersama Azizah berpamitan kepada keluarga anak SD tadi untuk pulang.
Saat sudah berada di rumah ia langsung menghubungi Launa tentang keadaannya sekarang. “Halo Launa… tau nggak si sekarang aku jadi guru les privat” Ucapnya senang. “Alhamdulillah memang jalan yang diberikan Allah pada kita aitu beda-beda yaa. Aku ditakdirkan terus sekolah sedangkan kamu mengajarkan ilmu yang kamu dapat pada orang yang belum faham” Ucap Launa pada Azizah. “Enggak nyangka bakal gini, bersyukur banget bisa kayak gini Alhamdulillah” Ucap Azizah dengan penuh bahagia. “Iya memang tidak ada yang bisa menebak takdir dari Allah. Tapi bersyukurlah kamu bisa jadi orang yang bermanfaat, karena aku pernah mendengar hadist: sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lainnya” Ucap Launa menyemangati. “Yaudah yaa Launa sampai sini dulu, kita sambung besok lagi” Ucap Azizah sambil mematikan telponnya.
Hari-hari terus berjalan Launa melanjutkan sekolah kedokterannya dan Azizah pun mulai banyak mencari untuk menjadi guru private IPA karena banyak anak sekolah yang menganggap bahwa pelajaran IPA itu sulit. Maka dari itu banyak orang tua yang mencari guru private IPA bagi anak-anaknya. Jika jalan Allah tidak sejalan dengan pikiran kita, tetap dijalani karena pasti ada sesuatu yang indah dibalik rencana Allah pada setiap orang.
Cerpen Karangan: Naila Rahmah nailarahmah1411[-at-]gmail.com @nai_nai_naila_rahmah