“Ibu kerja dulu ya, doain mama dapat tamu yang banyak biar bisa ngasih makan kamu dan bayar sekolahmu” ucap maria kepada anaknya Lalu pergi meninggalkan dessy di rumah sendirian
Dessy yang masih berumur 8 tahun masih belum tahu apa pekerjaan ibunya, yang dia tahu ibunya pekerja keras membanting tulang untuknya. Pernah sekali dessy tanya kenapa ibunya bekerja malam hari dan harus berdandan menor, dengan lipstik berwarna merah darah dan bedak yang terlalu putih. Ibunya hanya membentak dessy menyuruhnya diam jangan banyak tanya. Sejak saat itu dessy tidak lagi berani bertanya.
Malam ini dessy harus tidur sendiri seperti biasanya, setelah pulang mengaji yang bisa dilakukan hanya mengerjakan PR lalu tidur. Ingin rasanya dessy tidur dibacakan dongeng dan dipeluk oleh ibunya tapi rasanya tidak mungkin karena ibunya selalu kasar padanya. Terakhir kali maria menamani dessy tidur waktu lagi sakit sesudah itu dessy harus tidur sendiri lagi.
Matahari muncul mengintip dibalik awan seperti enggan memunculkan dirinya, ranting pohon berjatuhan. Pagi ini pukul 5.30 pagi dessy bangun, tiada ibu yang membangunkannya. Dessy harus rajin mengerjakan semuanya sendiri seperti menyetrika seragam atau membuat sarapan. Dessy tidak ingin membangunkan ibunya yang terlihat lesu pulang kerja jam 4 pagi.
“Bu, dessy pamit berangkat sekolah dulu” ucap dessy dengan nada pelan seperti takut membuat ibunya kaget “Ya udah sana sekolah yang pinter, belajar yang rajin kalau waktu pulang langsung pulang. Ambil uang saku 10 ribu di laci” sahut maria dengan nafas terengah-engah “Ya bu, asallamualaikum bu”, “Wallaikumsalam”
Maria selalu memberi yang terbaik untuk dessy termasuk urusan sekolah, maria sudah membuat tabungan masa depan dengan ikut asuransi. Maria tidak ingin dessy mengalami nasib sepertinya nanti, maria selalu menyuruh dessy ikut mengaji agar kelak dessy menjadi orang yang baik.
Jam 09.30 -di sekolah Dessy “Eh tahu gak kemarin aku jalan sama ibu dan bapak di pasar malam, seru banget. Kalian waktu liburan kemarin kemana?” Celoteh ana teman sebangku dessy “Kemarin aku ke dufan” sahut arif dengan suara ceria “Kalau aku kemarin di rumah aja habisin waktu sama papa dan mama seperti memasak dan berkebun” celetuk anggi memamerkan ceritanya
Dessy hanya diam seribu bahasa, dia tidak ingin ikut bercerita dengan teman-temannya dia lebih memilih untuk membaca buku pelajaran. Pasalnya apa yang bisa dessy ceritakan, karena liburan kemarin dia hanya di rumah menyaksikan ibunya yang berangkat kerja dan pulang dengan mabuk. Dessy tidak pernah menuntut lebih kepada ibunya, dia hanya ingin ibunya sayang dengannya itu sudah cukup. Dessy tidak pernah melawan perkataan maria, dia selalu jadi anak penurut. Memang sekali-sekali maria membawakan makanan enak untuk dessy, atau mengajak dessy memasak bareng itu membuat dessy sangat gembira.
Pulang sekolah seperti biasa, dessy melihat ibunya sedang tidur dengan pakaian seksi. Mulutnya masih tercium bau alkohol, dengan polosnya dessy menutupi tubuh maria dengan selimut.
Dessy tidak punya ayah ataupun nenek ataupun tante dan om. Yang dessy punya hanya ibunya, dia sangat menyayangi ibunya sekalipun maria juga menyanyangi dessy.
Ingin sekali maria berhenti dari pekerjaan hina ini, dia lelah harus berurusan dengan lelaki dengan wajah mengerikan yang tiap hari harus dia layani. Kadang dia dapat tamu yang baik tapi lebih banyak maria dapat tamu yang kasar dan hanya memandang dia sebagai alat pemuas. Pernah maria ditampar karena tidak bisa memuaskan tamunya, maria hanya bisa menangis tersungkur meratapi nasib.
Kapan dia bisa berhenti? Jika berhenti pekerjaan apa yang akan dia lakukan? Keahilan dia tak punya, sekolah pun hanya tamatan sd. Sebenarnya maria pernah sekolah smp tapi hanya sampai kelas 2 saja karena ayahnya mati terkena kecelakaan, ibunya yang jadi janda tidak kuat menanggung beban begitu berat hingga akhirnya memilih bunuh diri. Maka dari itu maria harus bekerja keras untuk masa depan dessy tak peduli harus sakit yang dia alami.
Berangkat kerja rapi dengan wajah cantik, pulang kerja dengan rambut acak acakan dan nafas penuh bau alkohol. Pernah maria sudah tidak bisa berdiri karena mabuk, dessy bangun dan maengangkat ibunya dan membersihkan wajah ibunya dengan air hangat.
Dessy sholat dan berdoa memohon agar ibunya selalu sehat dan panjang umur dan jika bisa ibunya bekerja pagi dan berangkat dengan pakaian sopan dan rapi seperti ibu temannya yang lain. Maria tahu dan mendengarnya tak kuasa dia menahan tangis setelah dessy berdoa.
“Ibu janji akan jadi ibu yang baik dan gak kasar sama dessy, terima kasih sudah mendoakan ibu. Dessy sholat yang rajin dan ngajinya gak boleh bolong ya”, ucap maria menangis sambil memeluk dessy “Iya bu, dessy janji akan jadi anak yang nurut sama ibu dan ngaji gak bolong. Tapi kapan ibu mau ikut sholat bareng dessy? Allah pasti rindu ibu sholat dan memanggil namaNya”, dengan polos dessy berkata seperti itu.
Maria tidak menjawab perkataan anaknya, dia hanya diam dan menangis. Terakhir kali dia sholat waktu masih ada ayah dan ibunya, jika diingat itu sudah 26 tahun yang lalu waktu maria masih kecil. Sebetulnya ingin sekali maria berdoa dan memohon ampun pada Allah tapi jika teringat dosa dan pekerjaan yang dia lakukan, dia mundur karena baginya dia tak pantas melakukan itu. Dia sudah kotor dan hina, apakah Tuhan mau mendengar doa Ibu seorang Pel*cur? Masih pantaskah maria menyebut nama Tuhan? Maria hanya orang berdosa dan cukup dia yang kotor dan najis, dessy anaknya haruslah menjadi kebangaan baginya.
Cerpen Karangan: Regita Kaunang Blog / Facebook: Regita Juliani Kaunang