Putus asa sudah Aku tak lagi menghubunginya, namun dikeesokan harinya di kerjaan hpku tiba-tiba berbunyi menandakan ada sms masuk. “maaf ga baru sempet bales nih, Aku semalem ngga mainan hp, maaf ya ga” waahh.. terkejutnya Aku saat itu. Sontak Aku langsung bales sms Dia. Banyak hal yang Kami bicarakan di pesan singkat tersebut, bahkan hampir setiap hari Aku berhubungan dengannya.
Tidak hanya sampai disitu saja, hubunganku pun berlanjut hingga Kami saling bertemu. Entah karena tidak sengaja, dan seringkali pertemuanku dengannya adalah hal yang Kami sengaja. Saking seringnya Kami bertemu, perasaan cinta pun tumbuh diantara Kami.
“Ita, gue mau ngomong sesuatu sama lu” ucapku di pertemuan tempat biasa Kami bertemu. “eh ya ga, ngomong aja, ngga usah malu gitu lah ga” memasang muka penasaran ia menghadapku. Spontan Aku langsung memegang tangannya dan mengatakan cinta padanya. “ta, gue rasa gue udah cinta sama lu sejak kita ketemu di pernikahan ardi waktu itu. Gue ngrasa nyaman sama lu ta. Boleh ngga kalo kita bukan hanya sekedar temen? Gue mau jadi pacar lu, lu mau gak ta?” saat itu juga ita merasa kaget dengan ucapanku. “iya ga, gue mau. Gue juga ngrasa nyaman deket sama lu ga.” “makasiiiiih ita, i love you” rasa bahagia sangat Aku rasakan saat itu. Tidak ada kata yang bisa Aku ucapkan selain kata cinta untuknya. Semenjak saat itu, Kami pun sering bertemu. Aku sering menemuinya di kantor, dan tak jarang Aku menjemputnya untuk jalan berdua..
Aku rasa ita orang yang cocok untuk Aku jadikan istri, makanya Aku tak ragu untuk mengenalkan ita pada ibuku. “sayang, mau ngga Aku kenalin ke ibuku?” “mau lah yang, ayo kesana tapi beli sesuatu ya?” “ya sayang” Aku mengantarnya untuk membeli buah dan beberapa buah tangan yang akan Dia kasih ke ibuku.
Sesampainya di rumahku.. “Assalamualaikum.. Ibu.. Aku nepatin janji bu” “waalaikumussalam, janji apa nak?” tanya ibu penasaran padaku. “ini bu, ini pacar Aku, ita namanya bu. Dia temen SMAku bu, niatnya Aku mau ngelamar Dia buat jadi istriku bu” “haaaaahhh.. ngelamar ga?” sesaat sebelum ibu menjawab terdengar kata kaget dari Ita. Tak lama setelah itu “wahh bagus itu nak, ibu sebentar lagi nimang cucu” “ahhh ibu bisa aja” “beneran yank, apa yang kamu bilang ke ibu tadi? Kamu mau ngelamar Aku?” “iya sayang, Aku mau ngelamar kamu” ita terdiam memikirkan kata-kataku. Pertemuan ibuku dengan ita tak berlangsung lama, karena Aku harus mengantar ita yang harus bekerja.
Selang satu minggu kemudian Aku pun mewujudkan keinginan ibu untuk melamar ita. Aku datang ke rumah ita bersama ibu. Mamanya ita pun menyambut Kami dengan bahagia. Banyak hal yang Kami bahas dalam pertemuan tersebut. Mulai dari pernikahan, tanggal pernikahan. Kami memutuskan untuk menikah di bulan mei 2018 mendatang.
Hari-hari bahagia Kami jalani berdua. Tak ada waktu yang tidak Kami habiskan berdua. Kami sangat bahagia. Namun ternyata kebahagiaanku tidak bisa berlangsung lama saat Aku harus menemui masalah diantara Kami. Aku yang menginginkan untuk mengajaknya tinggal di rumah tidak disetujui olehnya. Kami bertengkar hebat. Hingga akhirnya kata putus pun keluar dari mulutku. “Aku pikir ini semua bisa diselesaikan baik-baik, tapi kenapa kamu ngga bisa ngerti sih? Aku punya ibu sendirian ta, makanya Aku pengin punya istri yang bisa diajak ke rumah buat jagain ibu” “maaf ga, Aku ngga bisa. Aku ngga bisa ninggalin rumah, karena Aku punya butik yang harus Aku jaga. Bahkan nanti setelah Aku menikah, Aku penginnya kamu disini buat berjuang bersama untuk mengembangkan bisnis ini” “maaf ta, Aku ngga bisa, lebih baik kita sudahin saja rencana pernikahan kita ini” Pupus sudah harapanku, setelah sekian lama Kami membahas pernikahan ternyata ada hal yang membuat Kami tidak cocok. Ibuku pun memaklumi ini semua. Aku kembali menjadi jomblo dan kembali mencari pujaan hatiku.
“bu maaf ya bu, Aku belum bisa cari yang terbaik untuk ibu” “nggapapa nak” Tak lama setelah Aku putus dengan ita, Aku mendengar ita menikah. Entahlah dengan siapa ita menikah yang jelas Aku sudah tak peduli dengannya. Meskipun di hati ini masih belum bisa MOVE ON dan karena Dia yang ISTIMEWA tapi Aku yakin Aku bisa melupakannya.
Mendengar kabar bahwa ita sudah menikah semangatku untuk mencari pujaan hati yang tepat pun semakin berkobar. Namun entah mengapa Aku kembali teringat dengan Refi mantan kekasihku yang dulu. Aku kembali mencari informasi mengenai refi dan kembali menghubunginya.
“Hy ref, apa kabar? Aku kangen nih” tak ada balasan satupun darinya. Aku coba menghubunginya melalui sms, wa, bbm dan berbagai media sosial lainnya. Aku pikir Dia sudah lupa denganku karena tak ada balasan satu pun darinya. Namun selang beberapa saat Aku meninggalkan handphoneku, terdengar dering hp. Aku kira itu hanyalah sms atau pemberitahuan dari operator tapi ternyata bunyi sms itu berbeda. “siapa ya” ternyata itu balasan dari refi untukku. “Ref, ini Aku Rega, lama ya Aku ngga menghubungi kamu” “oh kamu ga, ada apa? Iya, tumben amat kamu menghubungiku” “maaf ref, nggapapa, kangen aja sama sosok lembutnya kamu” “Ah kamu ga, bikin Aku baper aja hehe” percakapanku tak berakhir sampai disitu, Aku dengannya kembali berhubungan dan kembali menjalin pertemanan dengannya.
Aku dengannya kini semakin akrab seperti semula, bahkan kini semakin banyak topik yang Kami bicarakan melalui seluler. Mungkin itu karena lamanya Kami tidak berhubungan. Makanya banyak sekali hal yang perlu diceritakan selama Kami berpisah. Tepatnya 26 april lalu Aku menghubungi refi untuk pertama kalinya setelah tidak berhubungan selama 6 bulan. Dari hubungan yang kedua inilah yang menjadikanku dengannya semakin akrab, bahkan Aku dengannya kini lebih akrab dari hubungan yang pernah Kami jalin.
“Kita sudah lama berhubungan, kita balikan aja ya ref, Aku mau jadi pacar kamu lagi, kamu mau kan ref” kata-kata awal yang Aku ucapkan untuk memulai percakapanku. “iya ga, Aku juga semakin nyaman sama kamu, Aku juga mau ga jadi pacar kamu lagi” akhirnyaaaa.. hari itu Kami resmi juga menjalin hubungan kekasih. Ya, tepatnya 23 mei 2017.
Di hubungan kedua yang Aku jalin dengan refi, lagi-lagi Aku tak berani mengatakan ini pada ibuku. Aku masih ragu untuk menceritakan semuanya pada ibu. Entahlah, itu karena rasa traumaku saat Aku mengenalkan ita pada ibu, atau karena memang status refi yang sudah memiliki anak 2. Lagi-lagi Aku masih diam jika ditanya mengenai siapa calon istriku.
“Nak, kapan kamu menikah? Lihat ita, Dia sekarang sudah menikah. Apa kamu masih mau sendiri saja? Siapa pasanganmu nak, coba kenalkan pada ibu” “Ah ibu, Aku belum punya wanita lagi bu, Aku belum cari lagi. Nanti kalo Aku udah punya wanita, pasti Aku kenalkan pada ibu ya” Dan lagi-lagi ibu yang tidak sabar ingin memiliki cucu menanyakan calon ibu padaku. Entahlah, Aku bingung jika ibu bertanya seperti itu padaku, tapi ya Aku belum bisa jawab dengan jujur pada ibu.
Suatu hari.. “Rega” panggil ibu. “Iya bu, ada apa bu?” jawabku. Aku yang kelelahan setelah bekerja, hilang seketika ketika ibu memanggilku. Rasa takut, rasa bingung bercampur jadi satu. Karena ibu jarang memanggilku di waktu yang seperti ini. Aku mendekati ibu, dan bersalaman dengannya. Namun ibu memintaku untuk duduk di dekatnya.
“rega, ibu rasa ibu sudah terlalu tua. Ibu sudah sepantasnya memiliki seorang cucu dan menantu yang bisa menemani ibu” Aku meneguk ludah kala Aku mendengar kata cucu dan menantu. Entah apa yang akan dikatakan ibu padaku lagi, namun Aku tetap duduk dan mendengarkannya. “ibu pengin kamu cepet-cepet nikah ga, ibu pengin kamu cepet mencari seorang wanita yang bisa jadi pendamping hidupmu dan menjadi ibu untuk cucu-cucu ibu. Sudah seringkali ibu bertanya padamu nak mengenai ini, tapi kamu masih menjawab dengan jawaban yang sama. Untuk itu, ibu mau memperkenalkanmu dengan wanita pilihan ibu” “apa bu” sontak Aku kaget mendengar ibu ingin memperkenalkanku dengan seorang wanita. Lalu muncul di benakku bertanya-tanya “wanita seperti apa yang akan ibu jodohkan denganku” “apa tidak ada pilihan lain bu, Aku tidak bisa bu kalo harus dijodohkan dengan wanita yang tidak Aku kenal” tolakku kala itu. “nanti kalo udah dikenalkan kan pasti kenal ga, kamu juga nanti akan lebih mengenali dirinya ketika kamu bersama dengan Dia ga” rasanya penolakanku pada ibu sia-sia. Ibu bersikeras untuk tetap mengenalkan Aku dengan seorang wanita. Entah wanita seperti apa yang akan diperkenalkan ibu, tapi yang jelas pikiranku semakin kacau mendengar itu semua. “ya sudah bu, Aku pikir-pikir dulu ya bu, Aku mau istirahat, ibu juga istirahat ya” Aku mengakhiri percakapanku dengan ibu.
Malam itu, rasanya waktu tidak lagi berputar. Semuanya terasa sangat lamban bahkan semakin lamban begitu nama refi terlintas di pikiranku. Entah apa yang akan Aku katakan pada refi, Aku yang memulai hubungan ini justru Aku juga yang mengakhirinya. Aku bingung untuk menyampaikannya. Tapi cepat atau lambat refi memang harus tau ini semua.
Malamku berakhir begitu saja dengan pikiran yang kalut. Pikiranku semakin tidak karuan ketika ada di kantor. Tapi Aku harus menjalaninya dan bertindak seolah-olah tidak ada apa-apa.
“Ga.. ngelamun aja lu” sontak saja Aku kaget karena kehadiran irzi yang tiba-tiba. “eh lu zi, berisik amat lu, gue lagi bingung malah di kagetin” “hahah.. lagian jaman sekarang masih ada aja yang lu galauin ga” “heheh ngga kok zi” “cerita dong ga, lu kenapa” “ngga papa zi” lagi lagi Aku menutupi ini semua dari orang-orang disekitarku. Dan Aku memilih untuk pergi.
Hari pun waktu berjalan sangat lamban dari biasanya. Namun setelah ditunggu, akhirnya jam pulangpun tiba. Aku segera bergegas pulang.
Sesampainya di rumah, Aku langsung masuk ke kamar. Aku tiduran dan memikirkan bagaimana caranya Aku menyampaikan ini semua pada refi. Karena Aku dua hari ini menjauhi refi. Banyak sekali pesan di handphoneku dari dirinya. “ga, kamu kenapa ga. Kenapa kamu ngejauh dari Aku. Apa salah Aku ga?” banyak pesan yang diberikan refi untukku. Dan Aku pikir inilah saat yang tepat untukku menceritakan ini semua. “maaf ya ref, Aku ngga bisa lagi menjalin hubungan ini dengan kamu. Aku sudah dijodohkan dengan seorang wanita oleh ibuku. Aku sudah menolak untuk dijodohkan ref, tapi bagaimana lagi rasa sayangku pada ibuku mengalahkan penolakanku. Maaf Aku baru sempat mengatakan ini semua padamu. Karena jujur Aku tak sanggup untuk mengatakan ini. Aku takut akan menyakitimu untuk yang kedua kalinya. Makanya Aku menghindar darimu dalam 2 hari ini. Sekali lagi Aku minta maaf ref, karena ini semua Aku lakukan untuk ibuku. Kamu tau itu kan ref” Aku mengatakan ini semua pada refi.
Dan selang beberapa saat, ada balasan dari refi untukku. “kenapa kamu baru bilang sekarang ga, apa kamu ngga mikir, kalo kamu menjauh gini malah nyakitin Aku? Apa kamu ngga mikir ini semua ga? Aku kecewa ga sama kamu. Aku benci sama kamu” Kata-kata refi yang membalas pesanku membuatku semakin lemah dan tak bisa melepaskan dirinya. Tapi Aku sudah tak berdaya lagi, dan jalan satu-satunya yang bisa Aku lakukan untuk melupakan refi dengan cepat adalah memblokir semua akun miliknya.
Aku pikir dengan mengatakan semuanya pada refi semua akan terbebas, namun Aku lagi-lagi dibuat penasaran dengan wanita yang akan dijodohkan denganku. Dan ternyata ibuku menjodohkanku dengan anak dari teman ayahku. Namanya Ayu, ya aku akui dia memang gadis yang cantik sesuai dengan namanya, umurnya lebih tua 3 tahun dariku dan dia pun berprofesi sebagai guru smp negeri di kotaku dan memenuhi semua kriteria yang inginkan oleh ibu. Akhirnya tepat di akhir pekan di saat aku libur kerja ibu mengajakku untuk kerumahnya dan memperkenalkan kami serta membahas tentang perjodohan kami.
Singkat cerita setibanya di rumah Ayu kami disambut baik oleh keluarnya dan ibu pun memperkenalkan kami, “ga ini ayu gadis yang ibu ceritakan kemarin yang akan jadi calon istrimu”, aku pun berjabat tangan dengannya dan tersipu melihat parasnya serta kedewasaannya. akhirnya kami berdua pun setuju untuk dijodohkan. Dan aku pun kini harus belajar melupakan refi dan berusaha untuk mencintai ayu walaupun berat rasanya harus melupakan refi dan menyakitinya lagi padahal dia begitu baik kepadaku. Tapi semua ini harus aku lakukan karena memang kami berencana akan segera menikah di awal tahun 2018. Mungkin hanya dengan cara seperi inilah aku bisa membahagiakan ibuku. karena hanya ibulah segala-galanya bagiku di dunia ini.
Cerpen Karangan: Sri Mularsih Facebook: facebook.com/client.y.naura