Kalau dibilang bunga, saat-saat ini adalah masanya bermekaran. Begitupun dengan remaja. Seiring bertambahnya usia, semakin berkembang dan tumbuh menjadi dewasa. Tak puput itu, tingkahnya pun semakin membabi buta, apa lagi kalau berurusan dengan yang namanya ‘cinta’.
Panggil saja dia Dona, anak berkaca mata dengan buku yang menghiasi hari-harinya. Satu detik pun akan dia manfaatkan untuk selalu membaca, mencari dan memperoleh informasi maupun kabar berita. Akan tetapi, akhir-akhir ini ada banyak sekali yang mengganjal. Gimana enggak coba! Dona yang dulunya selalu menghabiskan uang tabungannya untuk membeli buku atau novel terbaru, kini malah ludes kemakan bensin handphone (pulsa), Dona yang dulunya selalu membolak-balik lembaran kertas, kini sibuk pencet-pencet handphone, Dona yang dulunya tanggap ketika diajak berbicara, kini hanya angin lalu sambil terus tertawa sama handphone, dan yang paling parah dulu sesibuk apapun Dona ketika membaca, dia masih sempat merapikan tempat tidurnya, sekarang dia acuh tak acuh. Sungguh Dona berubah 180 derajat, itu yang dirasakan Ibunya.
Hal ini pastinya tidak hanya Dona saja yang mengalami, beribu-ribu anak jaman sekarang pastinya mudah terpengaruh oleh arus internet. Banyak jejaring sosial yang selalu menyibukan para remaja untuk selalu menghabiskan waktunya bermain-main disitu. Disinilah peranan seorang Ibu untuk selalu siaga, berhati-hati dalam menjaga anak-anaknya. Dan pada saat itu, ketika malam membelenggu, jam dinding menunjukan pukul 20.00 WIB, Dona berjalan menyusuri ruang tamu dan hendak pergi. Kebetulan pada saat itu malam Minggu.
“Ngendap-ngendap kaya gitu mau kemana Don?” suara bergema menggelegar dari ruang keluarga. “Keluar Bu, satu jam kedepan dah nyampe rumah” tanpa mendengarkan jawaban Ibunya, Dona pun menancap gas. Emang nakal ya!
Dua jam kemudian, belum ada tanda-tanda kemunculannya. Tiga jam kemudian, bagasi mobil masih kosong. Empat jam kemudian, tin-tiiiiin, suara mobilnya tepat tengah malam. Nggak wajar kan. Astagfirullah.
Perubahan lainnya yang dialami Dona adalah telat makan. Tanpa Dona sadari, tertawa sendiri dengan handphone, membuatnya berjarak dengan keluarga, apalagi pada saat momen makan malam. Sering sekali Ibunya mendapati Dona sedang makan pada waktu tengah malam. Bagi kesehatan kebiasaan ini kurang baik. Selain antara jarak makan dan tidur berdekatan, hal ini juga memicu kepada berat badan seseorang.
Yang paling parah dari sikap-sikap Dona yaitu ketika dinasehati Ibunya dia sering menjawab dan memberikan perilaku yang kurang sopan. “Don, Ibu itu sayang sama kamu, Ibu harap kamu bisa nurut dan mengerti apa mau Ibu, kamu itu anak perempuan Ibu satu-satunya.” “Iya, berisik!” lalu dia kembali ke kamar, membanting pintu dan menguncinya. “Ya Allah nak, apa yang membuat kamu berubah? Sebenarnya apa yang ada di handphonemu itu? Mengapa di usiamu yang ke tujuh belas kamu begini? Siapa yang mempengaruhimu?” ungkapan isi hati Ibu bersama lamunan-lamunan kesedihannya.
Cerpen Karangan: Rina Dewi Blog / Facebook: Rina Dee Putri Rosemihati