Saat dimana diriku merasa amat bersalah dan kebinggungan karena aku sudah membuat keluargaku merasa kecewa kepadaku, dan sedih karena ulahku. Semua itu salahku seandainya pada saat itu aku tidak melakukan hal itu mungkin kejadiaan itu tidak terjadi, tapi Allah sudah berkehendak lain buat keluargaku dan diriku ini.
Kejadian itu terjadi saat bulan Ramadhan, saat dimana Aku, Ibuku, Kakakku dan Adikku, pergi ke suatu tempat untuk membeli beberapa pakaiaan baru di pusat perbelanjaan. Aku sangat senang sekali melihat keluargaku merasa bahagia saat hendak menjelang Hari Raya Idul Fitri, terlebih lagi Adikku. Dia selalu semangat saat Mama sudah bilang,
“Nanti saat menjelang hari raya kita beli baju baru ya” Kalo mama sudah bilang itu pasti Adikku sangat bergembira sekali. “Mama nanti aku beli baju barunya boleh 3 kan?” “Iya boleh sayang” “Nanti yang milih baju barunya aku aja ya ma” “Iya..” “Yeah…” Ya begitulah Adikku. Ya dimana-mana pasti sebelum Hari Raya tiba setiap orang pasti membeli sesuatu yang baru entah itu pakaian, perabotan rumah dan lain-lain. Tergantung jika dia punya rezeki pada saat itu.
Alhamdulillah Allah memberikan rezeki kepada kami untuk membeli beberapa pakaian baru. Akhirnya kamipun berangkat menuju pusat perbelanjaan yang lumanyan jauh jaraknya dari rumahku. Saat itu kami naik sepeda motor untuk menuju ke sana. Setiba saat kami sudah sampai ke pusat perbelannjaan dan hendak menuju ke tempat parkiran, Adikku sudah tidak sabaran mau melihat-lihat baju-baru yang hendak dia ingin beli. Seketika saat mamaku hendak meletakan sepeda motor di parkiran, Aku dan Adikku turun dari sepeda motor dan tanpa Aku sadari…
“Nisah Adikmu mana?.” tanya Mamaku “Itu mah dia sedang duduk di… loh kok gak ada.” jawab Aku binggung “Mana adikmu nisa?.” tanya Mamaku panik “Tadi dia duduk di bangku itu” jawab Aku binggung “Itu tuh dia tuh lari-larian tuh” kata Kakak Sari yang melihatnya “Ya Allah, Nisa cepet kamu kejar adik kamu itu.” kata mamaku “Iyah ma…”
Langsung aku mengejar adiku yang tengah lari menuju tempat pusat perbelanjaan. Dan akhirnya aku menangkap dia dan menggendongnya. “Door… ketangkap kamu.” sambil memeluk Adikku “Eh Kakak” “Kamu ini jagan berlarian sedirian di tempat ramai gini.” “Aku gak sabar kak mau lihat-lihat baju baru kak. ” “Iya tapi tunggu Kakak dong Kakak kecarian kamu tau.” “Hehehe iya kak maafin Adik Kak” “Iya, nah sekarang Kakak gedong kamu ya, hup..” sambil mengangkat Adikku untuk digendong “Wih… ayok Kak kita keliling liat baju-baju barunya” “Iya sabar ya kita tunggu Mama sama Kakak Sari dulu ya” “Tapi adek dah gak sabar Kak pengen beli baju” “Iya iya Kakak tau kok, nah itu Mama sama Kak Sari” sambil melihat Mama dan Kak Sari menuju kearahku “Kamu ini bandel ya nanti kamu diculik gimana ini kan tempat ramai” kata Kak Sari marah “hehehe..” Adiku tertawa “Sudah sudah ayok cepat kita beli bajunya tar keburu mangrib nanti” kata mamaku
“Kenapa gak buka puasa disini aja ma?” tanyaku “Eh… Bapak nanti gimana, kasian dong bapak bukak puasa sendirian di rumah” “Oh… heheh iyaya Bapak tar kesepian lagi gak ada kita” “Yaudah yuk cepat kita cari cari baju barunya” “Ayok ayok…” sorak Adikku yang tengah aku gendong
Kamipun jalan dan keliling melihat-lihat sekeliling yang ramai berjualan dari mulai perabotan rumah, restoran makan, baju-baju dan lain-lain. Seketika kami sudah sampai ke tempat dimana banyak yang berjualan baju-baju dari yang bekas, seken, kw, ori, baru, dan sampai yang termahal dan termurah. (Ya tapi dimana-mana setiap orang membeli sesuatu pasti yang murah dan terjamin kualitasnya heheh).
Dan akhirnya kami menghampiri salah satu tempat penjualan baju tersebut dan masuk, melihat-lihat baju apa saja yang ada di dalamnya. Ketika kami sudah masuk ke dalam, banyak sekali pakaian-pakaian yang dipajang di patung replika manusia dan digantung-gantung dilanggit-lagit atap dan di dinding. Dan Adikku langsung turun dari pundangku dan langsung berlari dan melihat-lihat baju-baju yang ada di tempat itu.
“Wah cantik-cantik kali kak bajunya…” seru Adikku gembira “Iya..” jawabku “Ma.. aku ngambil baju yang ini ya?” Kata Kak Sari “Yang mana coba Mama lihat dulu” kata Mama menghampiri kak Sari
Mama dan kak Sari saling mengrobol tentang baju yang dipilih Kak Sari, sedangkan aku tengah menjaga Adikku yang sedikit lincah ini lagi cari-cari baju yang pas.
Tidak berapa lama aku menatap sebuah baju yang benar-benar mencuri perhatianku. Langsung aku mengambil baju itu dan bilang kepada Mama.. “Ma aku pilih ini ya” kataku “Ya kenapa Nisah?” jawab Mama “Ini Ma aku pilih baju ini yah” “Wah cantiknya pandai ya kamu memilih” kata Mamaku memuji “Enggak kok Ma aku langsung suka dari pandangan pertama saat melihat baju ini kok” kataku sambil tertwa kecil Baju yang kupilih itu bermerek bener kualitasnya ok dan made in Arab lagi, kain yang berselimut warna hitam disertai dengan pernak-pernik yang berkilauwan, halus ketika disentuh kulit sungguh baju idaman banget ini.
“Ma aku pilih ini aja ya” kataku “Yaudah coba lihat label harganya berapa?” tanya Mama Ketika aku lihat label harganya setika itu langsung denyut jantungku melemas melihat harganya yang sunggu luar biasa cukup mahal untukku. “Ha… mahal banget” sontakku terkejut “Kenapa kamu nisah?” tanya Mama “Eh.. ini mah bajunya itu harganya segini..” kataku sambil menunjukan label harganya “Ya Allah mahal kali sayang, yang lain saja yah yang kamu pilih nanti yang lain gak kebagian gak cukup uangnya”
Seketika itu yang punya toko baju ini datang menghampiriku dan Mama “Ada apa buk” tanya Si penjual “Eh ini buk anak saya milih baju ini tapi mahal kali ya buk apa harganya memang segitu” “Iya buk harganya memang segitu tidak ditambah ataupun tidak bisa ditawar lagi, memang dari pabriknya buk. Baju ini buatan Arab buk kualitasnya juga bagus buk merknya ternama lagi. Harga tak menipu kualitas buk. Percayalah” kata Si Penjual sedikit menggoda
Harga baju itu Rp. 499.999,99 mahal kali kan, biasanya aku beli yang harga dibawah atau diatasan dikit Rp100.000, ini kok mahal kali ya. Disitu aku langsung cemberut dan langsung pergi dan cari baju-baju lain. Tak berapa lama aku menemukan baju yang menurutku cocok samaku, dan akupun mengambilnya dan melihat baju tersebut.
“Ini baju agak mirip desainnya sama yang tadi, cuma kainnya agak sedikit kasar. Harganya brapa ya… Alhamdulillah Cuma Rp. 125.000 made in Indonesia.” kataku dalam hati “Ma aku pilih ini aja ya” kataku “Mana coba Mama liat, bagus kok yaudah harganya berapa?” tanya mamaku “Cuma Rp.125.000 kok Ma” jawabku “Alhadullilah yaudah kamu samperin ibu penjual baju itu biar dibungkusnya” “Iya ma…”
Akhirnya aku sudah mendapatkan baju baru Hari Rayaku dan sekarang Adikku yang tengah masih bingung-bingung memilih baju yang pas untuknya. Dan tak beberapa lama dia menatap sebuah baju bercorak keemasan dibalut kerlap-kerlip cahaya yang dipancarkan manik-manik yang ada di baju itu. Namun sayangnya…
“Kak kak aku mau yang ini kak” tunjuk Adikku ke baju yang iya pilih “Loh ini kan baju dewasa, mana bisa untukmu, kebesaranlah” kataku sambil tertawa “Kenapa sayang” kata Mamaku ke Adikku “Ma Ma ini Ma aku mau yang ini tapi kata kakak itu bajunya kedeaan samaku” kata Adikku gemesin “Iyalah ini kan baju ukuran orang dewasa, sama kamu mana bisa, kebesaran sama kamu sayang.” “Tapi aku suka sama kermelap-kermelip baju itu Ma” “Yaudah coba kita tanya sama ibu penjualnya siapa tau ada ukuran untuk anak-anak”
Mamaku menghampiri Si Penjual baju dan bertanya kepadanya “Ya buk ada apa?” tanya Si penjual “Ini buk baju ini ada gak ukuran untuk anak-anak, soalnya anak saya suka sama baju ini.” tanya Mama “Oh maaf buk baju itu cuma ada ukuran dewasa saja” jawab Si Penjual “Oh gitu ya terimakasih ya buk”
“Yah… padahal aku suka baju itu” “Ya mau gimana dik cari yang lain aja ya” kataku sambil mengelus kepalanya “Yaudah deh kak” katanya cemberut
Saat semua sudah selesai akhirnya Mamaku membayar baju yang telah kami pilih. Namun kami harus mencari baju untuk Adikku ini. Dia masih belum mendapatkan baju yang cocok untuknya. Tak berberapa lama usai membayar, kamipun keluar dari toko baju itu dan mencari ke toko yang lain. Di sebrang sebelah kanan kami menghampiri sebuah toko yang bener-bener munjual pakaian khusus untuk anak-anak. Kamipun masuk dan melihat-lihat. Adikku sama mama tengah mencari baju yang hendak dipilih adikku sedangkan kakakku mencari makanan yang berada di dekat toko baju ini, kalo aku sedang duduk menunggu mereka selesai.
Sudah mulai ada rasa bosan ku menunggu mereka, akhirnya aku menghampiri Mama dan meminta hp ku yang aku titipkan di dompet mamaku. Saat itu Mama tengah berbicang tawar menawar dengan si penjual baju mengenai baju yang di pilih Adikku. “Ma..” “Ya kenapa Nisah” “Dompet mama mana aku mau ngambil Hpku” “Oh ini” Aku mengambil dompet mamaku dan membukanya, aku menggambil hp ku dan aku melihat ternyata dompet mama isinya uang semua dan nilainya cukup besar juga. Akhirnya aku meletakan dompet mama di meja dekat mama duduk. “Ma ini dompetnya aku tarok di meja samping mama” “Oh iya iya”
Akupun akhirnya duduk di tempat aku duduki tadi dan memainkan hpku. Tak berapa lama Mama sama Adikku keluar dari toko itu dan akupun ikut, Kakaku sudah diluar dari tadi. Di sepanjang tempat pusat perbelanjaan untuk mecari toko baju lagi karena harga baju Adikku tadi tidak bisa ditawar, tiba-tiba Mamaku kebingungan dan berkata… “Loh dompetnya mana, nisah dompet Mama mana?” tanya Mama kepadaku “Tapi nisa letak di meja samping mama duduk tadi” jawabku sambil memainkan hp “Ya ampun Mama lupa mengambilnya, kenapa enggak kamu pegang saja tadi, udah tau Mama orangnnya pelupaan.” jawab Mamaku marah “Tapi kan Nisah udah bilang sama Mama tadi” jawabku binggung “Udah udah udah, cepet kita kesana ke toko baju tadi. Keburu hilang nanti” sontak kakaku langsung lari menuju ke toko baju tersebut.
Akhirnya kamipun bergegas menuju toko baju tersebut dan pada akhirnya kami kehilangan dompet Mama yang isinya uang semua untuk kebutuhan kami. Kami sudah mencari di berbagai sisi bawah kolong meja, atas meja semua hampir setiap sisi kami cari dan hasilnya nihil. Kamipun juga bertanya kepada penjual katanya dia tidak melihatnya. Namun kakaku menanyakan terus kepada si penjual dan seolah-olah Kakakku tengah menuduh bahwa si penjual yang telah mengambil dompet Mamaku. Namun sayangnya itu percuma saja tanpa didasari bukti-bukti yang ada.
Dan akhirnya kami keluar dari toko itu dengan raut wajah yang sudah tidak bisa lagi dibilang bahagia. Penuh dengan kesedih rasa kecewa karena tengah kehilanggan sesuatu dari kami. Kamipun duduk di parkiran dan saling tatap-menatap. Kakak ku marah kepadaku karena tidak menjaga barang yang sangat penting.
“Kamu ini lebih mementingkan hpmu ketimbang dompet Mama yang isinya uang semua” kata Kakakku penuh emosi “Aku udah bilang sama Mama loh kak, tapi mama…” kataku tegas “Udahlah gapapa mungkin ini ujian dari Allah, mungkin kita kurang beramal kepadanya, makanya dia memberikan cobaan untuk kita.” kata mamaku memotong pembicaraanku dengan raut wajahnya yang sedih
Kamipun semua terdiam sedih saat mengalami kejadian ini. Bagaimana lagi sudah terjadi dan seandainya aku tidak menggambil hp di dompet Mamaku, mungkin tidak akan terjadi. Dan kenapa juga ini salahku padahal aku sudah bilang sama Mama dan ya aku tidak tau Mama sampai lupa mengambil dompetnya. Apakah ini benar-benar salahku?. Dan tak berapa lama kamipun akhirnya pulang ke rumah dengan raut wajah yang penuh kesedihan dan penuh kekecewaan.
Setelah kejadian itu terjadi setibanya di rumah Mamaku termenung dan memingat kembali kejadian itu yang menimpa kami. Aku pun tak sampai hati dan langsung memeluk Mama dan berkata… “Maafkan Nisah ya ma, Nisah sangat menyesal. Nisah terlalu lalai dan ceroboh” kataku bercucuran air mata “Tidak apa apa anakku sayang, rezeki tu tidak kemana-mana kok sayang, jika kamu punya barang yang hilang dan sudah milik insyaallah bakalan diganti sama Allah, bahkan lebih besar dari apa yang telah hilang.” Kata ibuku sambil tersenyum
Selesai
Cerpen Karangan: Rohid Zulfikar Blog / Facebook: rohid.zulfikar.7
Rohid Zulfikar Ashari Follo me: Instagram: @rohid.za / @rohid.uu Facebook: rohid.zulfikar.7 / rohid zulfikar
Terimakasih telah membaca cerpen karangan saya. Ini adalah cerpen yang di ambil dari pengalaman pribadi sahabat saya. Ide ceritanya dari Khairun Nisah. Follow Khairun Nisah:
Instagram: @khairunnisah_tanjung29 / @khairunnisah_tanjung Facebook: Khairun Nisah