Hari ini ultah adik kembarku illy dan ify sang malaikat hati kecilku datang kepadaku ibu dan ayahku. Aku tak pernah melihat malaikat hati kecilku dari kekurangan meski ku sadar suatu saat mereka akan meninggalkan kami. Masa itu usiaku sangatlah kecil untuk mengetahui hati sedih orangtuaku dan aku juga terlalu senang melihat adikku yang terlahir kembar.
Usiaku saat itu masih 8 tahun, saat aku dijemput oleh ayah untuk segera ke rumah sakit karena adik kembarku telah lahir. Aku melompat kesenangan akhirnya adikku lahir juga. Tidak sabar rasanya untuk segera sampai dan melihat adik-adikku. Tapi setelah sampai aku tak menemui adikku di kamar ibuku. Aku pun menanyakan kepada ayah dimana adikku. Lalu ayah mengajakku ke suatu ruangan tempat adik-adikku tertidur lelap di dalam sebuah tempat tidur yang bagiku hebat karena semuanya di tutup oleh kaca dan mereka punya tempat tidur sendiri-sendiri dengan cahaya lampu di dalamnya.
“Adik arya ada dua ya, Yah. Lalu siapa yah namanya? Oh iya yah kok adik punya tempat tidur sendiri-sendiri di sini bukannya kemarin ayah hanya beli satu. Ayo yah kita ajak adik pulang. Aku tak sabar ingin bermain bersama mereka.” “Kamu ingin kasih nama mereka siapa?” “Aku ingin kasih nama Zahra yah, kata ibu guru Zahra itu artinya bunga. Kan mereka perempuan jadi biar cantik seperti bunga. Boleh ya yah! Tapi yah, adik arya kan ada dua lalu satunya namanya siapa?” Ayah hanya tersenyum mendengar nama yang aku beri untuk malaikat kecil cantikku itu. Lalu ayah memberi nama depan adik-adikku dengan nama Zahra. Zahra floly dan Zahra Alisa ya itulah nama kedua adik kembarku. Aku setuju dengan nama indah itu.
Hampir seminggu ibu di rawat, hari ini ibu pulang aku sampai melompat-lompat saat ibu membuka pintu tapi ada yang kurang saat ibu pulang. Karena tanpa mengajak malaikat cantik illy dan ify. Aku sampai ingin menangis di pelukan ibu, aku ingin bertemu dengan adik kembarku. Tapi kata ibu, mereka masih tidur saat ibu mau pulang jadi ibu tidak tega kalau harus mengajak mereka jadi mereka ibu titipkan sama om dokter di sana. Aku pun tersenyum, bu, nanti kalau adik sudah bangun ajak pulang ya buk, Arya ingin bertemu mereka bu. Aku hampir setiap hari diajak Ayah untuk melihat adik-adikku yang kian bertambah lucu.
“Yah kapan adik boleh pulang yah, kasian adik yah di sana terus kan sepi gak ada Arya, gak ada ayah dan ibu di dalam kan gak ada mainan terus nanti kalau mereka lapar gimana ya?”
Lalu ayah mengajakku menemui dokter. Aku pun dengan penuh semangat bergegas ke ruang dokter yang selama ini menjaga adik. Ayo Yah cepat, kita cari om dokternya. Lalu ayah berbicara dengan dokter yang menangani kondisi illy dan ify. Arya yang tak mengerti obrolan dokter dan ayahnya hanya bisa duduk diam menunggu ayah yang akan menjelaskan kata-kata dokter tadi. Ayah hanya memberitahuku kalau adikku bisa dibawa pulang besok tanpa memberitahuku sakit yang diderita adikku.
Aku gembira sekali hari ini tak terasa sudah dua bulan, illy dan ify berada di rumah sakit. Dan kini aku dan ayah bersiap-siap menjemput adik-adikku pulang. Kini rumahku bertambah ramai dengan suara tangisan si kembar. Kulalui hari-hariku bersama adik-adikku tak lupa setiap bulan aku selalu menemani adik-adikku untuk bertemu om-dokter. Kata ayah om dokter kangen dengan adik kembarku. Aku selalu ikut karena aku tak mau om dokter mengajak Illy dan ify menginap di sana lagi..
Kini usia adikku menginjak 3 tahun, dan aku mulai merasakan ada yang berbeda dengan adik-adikku. Lalu aku tanyakan itu pada ayah, ayah hanya mampu memberitahuku kalau illy matanya sakit jadi tidak bisa melihat yang jauh-jauh sedangkan adikku ify tidak boleh bermain lama-lama nanti dia cepat capek. Oo jadi ify sama dong Yah seperti Arya, Arya juga kalau habis main kejar-kejaran pasti capek. Jadi ify gitu ya yah.
Aku selalu menceritakan apa yang aku kerjakan kepada adik-adikku setiap hari. Aku tak ingin mereka sakit lagi. Kujaga adik-adikku agar mereka tidak main terlalu capek. Kuajak mereka membaca terkadang juga menonton kartun. Kini malaikat cantikku pintar membaca.
Hari ini rumah kami dihias indah karena hari ini ulang tahun adik kembarku dirayakan bersamaan dengan syukuran karena aku mendapat peringkat 1 di kelasku. Kue tart bergambar minni mouse tak lupa lilin berangka 5 kuletakkan di atas kuenya. Adik kembarku terlihat cantik dengan baju warna pink yang modelnya sama dan rambut yang diberi bando bunga oleh mama. Karena adikku kembar identik jadi mama meletakkan hiasan bando illy di sebelah kanan dan ify di sebelah kiri tak lupa kalung nama mereka masing-masing.
Aku sangat sayang kepada adik kembarku. Terkadang barang yang kupunya sering mereka minta. Tapi aku selalu berikannya. Mama memang selalu mengajarkanku untuk mengalah kepada adik-adikku namun tanpa mama ingatkan juga aku kan selalu mengalah demi melihat adikku tersenyum.
Pagi ini aku berangkat sekolah saat malaikat cantikku masih tertidur di kamarnya. Tak ada perasaan apa-apa saat ku melangkahkan kakiku untuk pergi ke sekolah namun saat aku masih di sekolah mendadak ayah menjemputku untuk segera ke rumah sakit kata ayah ify harus menginap di rumah sakit. Aku menangis di pelukan ibuku.
“Bu, maafkan Arya, ify sakit pasti karena Arya tak menjaga ify. Arya main game terus tapi gak apa-apa kok buk kalau mau dijual. Kan ify sakit juga karena Arya..” “Kok anak ibu jadi cenggeng gini sih, ify gak apa-apa kok. Lia cuma kecapekan aja besok pasti sembuh. Jangan tangis ya mending Arya berdo’a agar ify cepat sembuh.” Aku pun mengajak illy berdo’a. di akhir do’a aku pun berjanji gak kan bermain games terus dan akan menjaga adik-adikku agar mereka tiak bermain terlalu capek. Setelah berdo’a aku mengajak illy makan makanan yang belikan ayah di kantin rumah sakit. Dengan sabar aku suapi illy makan. Kini penglihatan illy semakin terganggu. Terkadang dia sulit melihat siapa yang ada di depannya.
Ternyata ify tak harus menginap di rumah sakit karena sore harinya Lia sudah boleh pulang. Dokter memberitahu ayah dan ibu tentang sakit yang diderita ify dari bayi ternyata kinerja hati ify kian memburuk sehingga setiap bulan illy harus cuci darah di rumah sakit. Tak lupa om dokter memberitahuku agar selalu menjaga adik-adikku jangan sampai mereka bermain terlalu capek kalau mereka sakit mereka bisa menginap di rumah sakit. Aku pun berjanji kepada dokter kalau aku kan selalu menjaga adik-adikku. Aku pun diminta untuk selalu mengajak Lia menemui om dokter setiap tanggal 24. Aku tak tahu untuk apa tapi aku akan selalu mengingatkan ayah dan ibu untuk mengajak ify bertemu om dokter setiap tanggal 24 agar ify tidak sakit-sakit lagi.
Ternyata kata dokter benar setiap bulan aku dan mama mengajak ify untuk bertemu dokter ify sudah jarang sakit-sakit lagi. Sudah hampir 4 tahun berlalu ify tidak pernah dirawat di rumah sakit hanya setiap bulan untuk periksa saja. Namun kini aku tahu mengapa ify harus bertemu om dokter setiap bulan ternyata ify sakit parah dan ify bisa meninggal kapan saja. Aku sampai menangis saat tahu apa yang sebenarnya terjadi kepada adikku.
Hari ini adalah pesta ulang tahunku ke 20, aku awalnya tidak mau dirayakan tetapi illy dan ify terus mendesakku, ayah dan ibu juga tak keberatan kalau ulang tahunku kali ini dirayakan. Akhirnya pesta itu pun digelar. Aku yang sibuk dengan teman-temanku hanya mampu tersenyum dari kejauhan melihat tingkat malaikat cantikku berebut menerima kado-kado yang sebenarnya untukku. Aku tahu sebenarnya merekalah yang ingin pesta itu tapi ulang tahun mereka masih 7 bulan lagi. Aku janji diulang tahun mereka kan ada banyak kado untuk mereka. Kan kutabung uang jajanku untuk membeli banyak kado untuk mereka.
Sebelum tidur kuambil kotak yang tak kuletakkan di bawah tempat tidurku. Hasil pemeriksaan dokter tentang gejala sakit yang aku rasakan selama ini. Aku mengambil hasil tes ini kemarin tapi belum sempat aku baca seharusnya orangtuakulah yang mengambil surat ini tapi kuminta kepada ayah temanku untuk mengambilnya. Setelah kukunci pintu kamar, kubaca surat itu betapa terkejutnya aku setelah ku tahu kalau aku mengidap leukemia stadium 3 dan kini ku tahu umurku tak kan sampai 1 tahun lagi. Aku hanya bisa menangis membayangkan kalau aku yang kan lebih dulu meninggalkan ayah, ibu juga illy dan ify. Tapi aku harus merahasikan ini, aku tak ini menjadi beban bagi mereka.
Kuikuti saran dokter untuk rutin memeriksakan kondisiku setiap bulan dan tidak boleh banyak beraktifitas. Namun dibalik rasa sakit ini ku tetap menyiapkan pesta ulang tahun malaikat cantikku illy dan ify. Biarlah ini kan menjadi pesta terindah bagi mereka dariku karena aku tak tahu apakah tahun depan aku bisa membuat pesta seperti ini.
Hingga hari itu pun tiba, pesta yang berkonsep taman kubuat bersama teman-temanku kini benar-benar jadi kenyataan. Banyak teman-teman dan keluarga yang datang tak lupa kado-kado yang mereka bawa juga kado yang memang kusiapkan banyak untuk mereka dan satu kado special yang hanya boleh dibuka pada usia mereka 15 tahun 5 bulan memang aneh katanya namun mereka tak tahu kalau itu adalah hari-hari terakhir aku bersama mereka.
3 bulan berlalu dari hari ulang tahun mereka dan mereka mulai merenggek kepadaku agar kado itu boleh dibuka. Tapi aku selalu katakan untuk bersabar biarlah hari itu datang dengan sendirinya tanpa mereka tunggu-tunggu.
Kini aku mulai merasakan tubuhku kian melemah dan sering pingsan tanpa sebab. Setelah 1 bulan dari ulang tahun adik kembarku, aku pun tak sadarkan diri selama seminggu kini aku terbaring lemah di sebuah kamar rumah sakit dengan serangkaian alat penolong hidupku. Aku menyampaikan inginku kepada mama kalau aku ingin bertemu illy dan ify nanti malam dan tolong dibawakan kado berbungkus pink dariku itu.
Tepat pukul 8 malam illy dan ify datang ke rumah sakit dengan diantar oleh ayah. Dengan membawa kotak kado yang berbungkus warna pink dan rapi ternyata mereka benar-benar menuruti perkataanku kemarin.
Ify memberikan kado itu kepadaku. Namun aku menolaknya aku minta ify membuka kado itu dan melihat isi kado itu. Dengan hati-hati Lia pun membuka kado itu ternyata berisi sepasang kalung yang bertuliskan “malaikat Cantik” dan selembar kertas. Ify pun membaca surat itu. “untuk Malaikat Cantik kakak, semoga kalian kan benar-benar terlihat cantik dan merasakan indahnya dunia ini”. “Maksud kak Arya apa?” Tanya ify yang sejak tadi hanya mampu melihat melalui pendengaran dan hatinya. “Nanti kalian juga kan tahu maksud kakak, mungkin hanya itu yang dapat kakak beri untuk kalian. Sekarang kalian pakai kalung itu dan jaga baik-baik. Kalian pulang ya sudah malam besok kakak juga kan pulang lagi kok ke rumah”.
Dengan diantar ayah, illy dan ify pun pulang dengan rasa senang karena mendapat hadiah kalung dari Arya. Namun mereka tak tahu kalau itu adalah malam terakhir mereka bersama Arya. Pagi harinya kondisi Arya memburuk dengan berbagai cara dokter berusaha untuk menolong Arya namun Arya dinyatakan telah meninggal dunia. Illy dan ify sengaja belum diberi tahu karena ibu takut kondisi Ify akan kian memburuk. Mereka baru tahu setelah jenazah Arya dibawa pulang, suara tangisan pun tak dapat terbendung lagi. Ify langsung memeluk tubuh Arya yang telah terbujur kaku. Dengan dibantu ayah Illy diberitahu dan diantar mendekati Arya. Suara tangis saudara kembar ini memecah keheningan duka membuat para pelayat ikut menangis, mereka tahu bagaimana Arya sangat menyayangi adik kembarnya tersebut. Illy sampai memohon kepada ayahnya agar ia dibolehkan untuk memeluk tubuh Arya untuk terakhir kalinya.
Malam setelah Arya dikebumikan. Ayah mengajak illy dan ify berkumpul ada sesuatu yang ingin ayah sampaikan mengenai pesan Arya sebelum ia meninggal. Ternyata Arya telah meminta dokter untuk mendonorkan mata dan hatinya setelah ia meninggal untuk malaikat cantiknya itu. Illy dan ify menerima keinginan Arya walau mereka sebenarnya sedikit berat untuk menerima dari orang yang paling mereka sayangi.
Setelah seminggu dari operasi, illy dan ify dibolehkan pulang namun sebelum menuju rumah mereka ke makam Arya. Illy tiba-tiba menangis di atas pusaran makam Arya. Illy yang hanya mampu melihat kakaknya sampai berumur 5 tahun merasa bangga terhadap Arya, kini berkatnya ia dapat merasakan indahnya dunia lagi dan ify dapat bermain lagi.
“Terima kasih kak, kakak memang pahlawan kami. Kini kakak bukan lagi di samping kami tapi kak Arya kan ada di setiap sorotan mataku dan kakak selalu ada di hati ify. Makasih kak untuk semuanya.”
Cerpen Karangan: Sugi Astira Blog / Facebook: Sugi Astira