Suatu hari di tengah pelajaran, terdengar pengumuman dari ruang guru. Pengumuman tersebut berisi “panggilan untuk Ananda kelas B2 Segera ke ruang guru sekarang juga”, dengan cepat aku segera menuju ruang tersebut. Di sana aku melhat sesosok lelaki yang tak asing bagiku, dia adalah lelaki yang sangat kucintai, dan yang terhebat diantara sejuta lelaki, yaitu ayahku. Sudah 6 tahun silam kita tidak bertemu. Betapa gembira dan senangnya hatiku bercampur tangis yang tak kuasa kutahan, akhirnya waktu yang begitu lama kutunggu telah tiba.
Ayahku, tanpa sepengetahuanku, diam-diam datang dengan tujuan tertentu. Setelah meminta izin kepada wali kelasku, aku dan ayahku segera ke mobil dan menghabiskan waktu untuk berbincang dan bercerita banyak hal. Kita tak berhenti saling bersendagurau, tertawa bagaikan anak-anak.
Tak lama, ayah menjelaskan tentang apa tujuannya datang menjemputku. Ayah berkata “nak, ayah ingin menceritakan sesuatu yang mungkin akan mematahkan hatimu”. Katakanlah ayah, aku akan menerimanya, kataku. Baiklah ayah akan memberitahumu, lanjut ayah. “Ayah ingin mencari yang baru dan akan segera menikahinya, apakah kau setuju nak?” sejenak aku terdiam dan menangis sambil memalingkan wajah dari ayah, dalam hatiku sangat begitu tak menduga. Aku belum menerima sepenuhnya ayah dan ibuku berpisah. Lalu kujawablah pertanyaan ayahku “baiklah ayah, akan kuterima dan aku berusaha menerima keputusanmu, walaupun sebenarnya berat bagiku, tapi apapun yang membuatmu bahagia lakukanlah, maka akupun akan berbahagia untukmu”. Ayah memandangiku dengan wajah yang begitu sedih dan berkata “ya Allah, terimakasih telah menganugerahiku seorang anak perempuan yang sangat pengertian untukku, aku sangat beruntung memilikinya. Terimakasih nak, telah memberikan ayah kesempatan”. Ayah berkata sambil memelukku erat. Aku pun tak bisa berkata apa-apa lagi.
Setelah menjelaskansemuanya, kami pun melanjutkan cerita dan sendagrau kami dan melepas kerinduan yang cukup lama. Di dalam mobil tiada hentinya kami tertawa karena saling bertukar cerita. Pertemuan kali ini aku dan ayah sangat begitu singkat, padahal aku masih sangat ingin bersama dengannya. Tapi inilah kesempatan yang diberikan Allah untukku. Dengan itu, kumanfaatkan dengan baik-baik karena penantian yang begitu lama telah tiba dan harus kunikmati walaupun waktunya singkat.
Cerpen Karangan: Ananda E.K Blog / Facebook: Ananda Zhassa TTL: Timika, 15 februari 2003