Hidup memberi banyak pengalaman.. Pengalaman yang paling tidak bisa dilupakan bahkan diterima sekalipun adalah pengalaman ketika harus menerima kenyataan yang sebenarnya dan melewati itu dengan cara kita sendiri. Kenyataan tentang orangtua tentunya, Orangtua yang dulunya penuh dengan kasih sayang, penuh dengan pengorbanan.. Apalagi ketika yang membesarkan hanyalah ibu, ibu yang berperan ganda sebagai seorang ayah, Namun ketika keegoisan mulai timbul di benak ibu, apalah daya seorang anak untuk bisa mencegah hal itu terjadi, apalagi usiaku waktu itu masih dikatagorikan sebagai anak anak..
Ketika ibu mengambil keputusan untuk menikah lagi, dengan sok dewasa aku hanya bilang “Biarlah mungkin mama bahagia” Tetapi seiring berjalannya waktu, aku semakin bertambah besar dan semakin mengerti akan keputusan ibu waktu menikah lagi.. Akupun mencoba buat menerima kenyataan pahit bahwa aku anak yang dulunya mati matian dicariin nafkah oleh ibu sekarang malah disangkalin karena kehadiran anak barunya dengan suami barunya..
Oh tuhan, banyak yang berubah dari ibu.. Mulai dari perhatiannya, Mulai dari cara bicaranya, Dan masih banyak hal lagi yang berubah.
Keadaan ini membuatku benar benar tidak tahan lagi, maka keputusan yang kuambil ketika usiaku 18 tahun adalah menikah.. Mungkin dengan pernikahanku membuat ibuku puas dan menikmati rumah tangga barunya..
Sayang sekali, kebahagian tidaklah berpihak buatku, waktu yang terlalu cepat untuk mengambil keputusan, dan orang yang salah mendampingiku, membuat batin ini lebih tersiksa lagi.
Ohh ibu.. Dimana perhatianmu yang dulu..? Hilang kemana bu? Tau gak bu? Aku sering loh nulis surat buat tuhan, agar ibu bisa perhatiin aku lagi, Tapi kenapa sekarang lebih parah sifatnya ibu.
Mentalku goyah bu saat aku dengar sendiri pengakuan ibu ke orang orang kalau aku hanya ponakan ibu? Sakit hatiku bu ketika perhatiannya ibu lebih terfokus ke ade ade tiriku.. Apa ibu pantas aku sebut dengan sebutan ibu lagi? Hanya tuhan yang tau seberapa sakitnya hatiku bu
Hingga saat ini tak lagi banyak yang bisa kuperbuat selain berdoa dan berserah kepada yang kuasa
Cerpen Karangan: Jenet Blog / Facebook: Jeanet sekewael