Mungkin kalian sering dengar istilah-istilah seperti anak pertama berarti anak sulung dan anak terakhir berarti anak bungsu. Tapi, pernah nggak berpikir tentang anak tengah atau anak yang berada diantara anak pertama dan terakhir?. Pasti nggak pernah kan. Anak tengah seakan-akan dianggap nggak ada, nggak guna, nggak-nggak lainnya. Itulah yang gue alamin sebagai anak tengah. (yang senasib dengan gue sebagai anak tengah, angkat tanganmu sayang! Cielah.)
Oke, pertama-tama kenalin nama gue Cindy. Gak usah nanya nama lengkap gue (soalnya gue males ngetiknya). Seperti yang udah gue bilang, kalo gue ini terlahir sebagai anak ke 2 dari 3 bersaudara. Dengan 1 kakak perempuan dan 1 adik laki-laki. Berada di antara mereka itu nggak enak banget. Bukan karena mereka cakep-cakep sedangkan muka gue sengsara sendiri ya. FYI, dari kita bertiga, gue yang tercakep, terkece, terpinter, dan ter-ter lainnya (termasuk tersengsara). Oke, next.. disini gue nggak mau ngomongin orang-orang yang sialnya adalah saudara gue sendiri. Gue cuma akan ceritain suka duka gue sebagai anak tengah.
Selama hampir 17 tahun gue ada di dunia yang Indah. tapi, penuh cobaan (asikkee). Menjalani hidup dengan manis, pahit, asam, asin segala isinya (warung makan kali hidup gue). Tapi, gue rasa selama gue hidup lebih banyak dukanya sih a.k.a pahit, asam, ama asin doang. Dan yang paling gue benci dari menjadi anak ke-2 or tengah itu adalah punya perasaan yang peka. Selalu mikirin perasaan orang, gak tega nyakitin orang sampe-sampe gak sadar kalo gue udah nyakitin diri gue sendiri karena saking peduliannya sama orang lain.
Kembali ke 2 orang yang katanya saudara gue. Sayangkan kalo gak bahas mereka berdua. (gak sayang-sayang banget sih). Kalo bisa milih ya, dari 2 orang itu gue lebih milih kakak perempuan gue. Gue lebih suka dia, daripada adik laki-laki gue. Sumpah!! Punya adek itu gak enak banget!. Harus selalu ngalah, selalu disalahin dan juga orang yang jadi teman berantem di rumah. (Pasti kalian juga ngalamin kan?).
Dari banyaknya suka duka kehidupan sebagai anak tengah, gue memutuskan untuk mendukung program pemerintah yaitu dengan 2 anak cukup. Supaya gak lebih banyak lagi anak-anak muda di masa depan yang mengalami nasib kayak gue. 2 anak cukup!!
Cerpen Karangan: Nurul Aulya Bakri Blog / Facebook: Nurul Aulya Bakri Hanya seorang remaja yang sedang berproses.