Manik masih menunggu ibunya yang sedari tadi mencangkul di ladang. Hari mulai terasa panas mentari tepat diatas kepala tetapi ibu manik masih terus bekerja, sedangkan bapak manik telah meninggal satu tahun silam. Manik sangat terpukul dengan kepergian sang bapak tetapi ibunya selalu menguatkannya.
Sekarang manik baru masuk SMA dengan kesederhanaan mereka mampu hidup bahagia. Manik selalu membantu ibunya di ladang, meski tubuhnya kecil dan kurus dia mampu bekerja selayaknya orang dewasa.
“Bu.. ayo pulang” teriak manik sambil mengipas wajahnya dengan daun jati “sebentar lagi selesai manik” mendengar jawaban dari ibunya manik kembali duduk di pondok kayu dekat ladangnya. Pondok kayu itu dibuat oleh manik, saat itu cuaca sangat panas sedangkan pekerjaan diladang masih banyak, manik melihat ibunya yang sedang kelelahan. Manik terus berfikir dan akhirnya dia memutuskan untuk membangun sebuah pondok kayu didekat ladangnya. Manik langsung bergegas pergi untuk mencari bambu dan bahan-bahan yang dibutuhkannya “manik! mau kemana!” teriak ibunya tetapi manik tidak meresponnya dia berlari dengan cepat, sontak ibunya bingung dengan kelakuan manik.
Hari mulai sore tapi manik belum kunjung pulang ibunya sangat khawatir anak semata wayangnya tiba-tiba menghilang. “uh capek” ucap manik ketika sampai di ladang dengan membawa beberapa bambu. Manik dengan ketangkasannya mampu menyulap bambu itu menjadi tiang hingga terbangun pondok kayu yang mungil dan cantik, atapnya terbuat dari daun kelapa kering dia susun hingga menjadi unik.
Tanpa dirasa hari semakin malam ayam jantan berkokok pertanda fajar kian datang, manik sangat kelelahan akhirnya dia memutuskan untuk beristirahat di pondok kayu itu, sedangkan ibu manik terus khawatir sampai menjelang pagi anaknya tidak kunjung datang “manik kemana kau nak” ujarnya bermondar-mandir di depan rumahnya sambil berharap anaknya kembali “aku harus mencari manik” ibu manik bingung harus mencari anaknya kemana lalu dia teringat sesuatu “jangan-jangan manik ada di ladang nungguin aku, dulu waktu kecil dia sempet hilang aku sama bapak mencari ke seluruh desa tapi nggak ketemu tak taunya dia di ladang mau liat rama-rama terbang menjelang pagi” lalu ibu manik bergegas pergi ke ladang.
“manik! manik! dimana kau nak!” suara teriakan ibunya mampu membangunkan manik yang tertidur di pondok kayunya mata bulatnya terbuka sangat indah hingga segerombolan kupu-kupu mengelilingi diatasnya “manik disini bu” ucapnya sembari bangun “ya ampun manik, ngapain tidur disini?, tunggu! pondok kayu ini siapa yang buat?” nyerocos ibunya sambil memeluk manik dan memeriksa bahwa manik baik-baik saja “manik lah bu” ucap manik semangat “hah kamu manik bagaimana bisa?” heran ibunya “manik kan anak kuat bu, pinter lagi banyak ide cermelangnya” mendengar jawaban dari manik ibunya semakin mengeratkan pelukannya dia bersyukur diberi anak sebaik manik dan manik bersyukur diberi ibu yang sangat baik hati.
Cerpen Karangan: Dina Akmila Lutfiah Blog / Facebook: Alieka Aira Zahra
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 10 Juni 2022 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com