Ketika Kimy masih kecil setiap malam setelah membacakan dongeng sebelum tidur, ibunya selalu memberikan nasihat yang bijak. Kimy masih ingat banyak nasihat dari ibunya dan beberapa dia tulis di buku hariannya. Namun, nasehat ibunya yang membuat Kimy menjadi pribadi yang tangguh adalah, “Orang yang sering melewati hujan badai, dia tidak akan takut hanya dengan gerimis,” kata ibunya dulu. Kimy kecil bertanya, “Kimy tidak mengerti apa artinya, Bu?” ibunya menjawab, “Mungkin ibu terlalu cepat memberimu nasehat seperti ini. Tapi ibu yakin suatu saat kamu akan mengerti apa maksud dari semua nasehat ibu. Sekarang waktunya tidur sayang. Besok kamu pergi ke sekolah”
Begitu banyak tahun berlalu. Kimy sekarang berusia 25 tahun dan bekerja sebagai editor naskah di sebuah penerbit buku. Bagi Kimy, menjadi dewasa bukanlah hal yang mudah. Ibunya sekarang sudah tua. Rambutnya beruban dan dia sudah lama berada di rumah sakit karena kanker. Kimy juga tidak pernah merasakan perhatian penuh kasih sayang dari seorang ayah, karena ayahnya meninggal saat Kimy masih dalam kandungan.
Takdir hidup terkadang brutal. Tapi, dengan mengalir Kimy menjalani setiap proses kehidupan dan selalu percaya bahwa setiap masalah yang datang selalu satu paket dengan solusi. “Memang benar apa yang ibu katakan bahwa seseorang yang sering melewati hujan badai, tidak akan takut hanya dengan hujan gerimis. Baru sekarang aku mengerti apa maksud nasihat ibu,” kata Kimy
Dulu ibunya yang membacakan dongeng untuk Kimy, kini Kimy sendiri yang membacakan cerita perjalanan hidup kepada ibunya setiap malam hingga ibunya tertidur. “Meskipun dia sudah tua dan memiliki banyak uban, ibu tetap cantik dan senyumnya tetap manis.” Kimy berkata untuk sedikit mencairkan suasana.
Pada hari Selasa tanggal 28 Desember. Keesokan paginya, Kimy membersihkan rumah, tugasnya sebagai anak untuk mengunjungi dan memberi makan ibunya sebelum pergi bekerja ke kantor.
Pagi itu sangat mendung. Langit terlihat suram dan tidak bahagia. Cuacanya juga dingin, jadi Kimy yang tidak terbiasa memakai sweater harus memakainya. Dari kejauhan, Anda bisa mendengar jeritan kelelawar yang berkerumun di sekitar pohon beringin besar. Para petani yang biasa melewati jalan di depan rumah juga tidak terlihat.
“Melihat ke langit sepertinya akan hujan deras pagi ini” gumam hati Kimy
Kimy pergi ke rumah sakit untuk mengunjungi dan memberi makan ibunya terlebih dahulu. Sesampainya di rumah sakit, wajah ibunya semakin pucat dan tubuhnya semakin kurus. Sungguh membuat hati Kimy tak berdaya dan bagi Kimy perasaan pagi itu sedikit berbeda dari pagi sebelumnya. Saat dia sedang sibuk memberi makan ibunya, ibunya berkata dengan suara terbata-bata, “Kamu sudah besar dan cantik, sayang.” “Siapa dulu, ibunya juga cantik dan tangguh,” jawab Kimy dengan nada ceria. “Sudah waktunya bagi kamu untuk menemukan pasangan hidup, Nak. Ibu sudah tua dan sakit-sakitan seperti ini, mungkin tidak akan lama lagi ibu bisa melihat wajah cantikmu ini” kata ibu sambil mengusap pipi Kimy “Setelah ibu kembali sehat, Kimy berjanji akan mencari pasangan hidup. Makanya ibu cepat sembuh ya?” Kimy menjawab, menyembunyikan kesedihan di hatinya
Akhirnya, setelah Kimy selesai menyuapi ibunya, Kimy berangkat kerja dengan tidak lupa mencium kening ibunya. Selama beberapa minggu terakhir, Kimy bekerja tidak terlalu fokus, tetapi rekan-rekan dan atasannya sangat mengerti melihat kondisi Kimy yang tinggal sendiri merawat ibunya yang sudah lama sakit.
Di pagi yang mendung itu segala macam perasaan yang berbeda dari hari-hari sebelumnya terjawab ketika Kimy sedang bekerja menerima telepon dari rumah sakit bahwa ibunya telah meninggal. Kimy menangis, tak kuasa menahan air mata yang berusaha ia tahan. Akhirnya, tanpa banyak berpikir dan tanpa meminta izin, Kimy langsung pergi ke rumah sakit untuk menjenguk ibunya yang sudah terbaring kaku.
Seminggu berlalu, setelah Kimy menerima beberapa tamu dari rekan dan beberapa kerabat jauh untuk berkunjung dan menyampaikan belasungkawa. Untuk mengenang ibunya, Kimy membuka kembali buku hariannya yang penuh dengan kumpulan nasehat ibunya ketika Kimy masih kecil.
Perlahan-lahan, Kimy membuka dan membaca setiap nasihat dari ibunya yang Kimy tulis sendiri dan menemukan nasihat dari mendiang ibunya seperti ini, “Selamat tinggal dan rasa kehilangan hanya untuk mereka yang mencintainya dengan matanya, tetapi untuk mereka yang mencintainya dengan hatinya, tidak akan ada perpisahan baginya”
Setelah membuka dan membacakan kumpulan nasehat dari ibunya, dengan nada setengah hati dan bibir yang sedikit tersenyum Kimy berkata, “Sampai jumpa lagi di Surga, ibu”
Cerpen Karangan: Wahyu Nugraha Facebook: facebook.com/profile.php?id=100046175318877