Bercerita tentang Venus Valencia Eiblin gadis usia 18 tahun ini memiliki paras yang cantik dengan segudang prestasi.
Venus sekolah di SMA swasta yang biasa dikenal dengan SMA Andromeda, sekolah ini terkenal dengan siswa dan siswinya yang berprestasi. Venus Selalu mendapat peringkat pertama di angkatannya. Venus juga menjadi primadona di sekolah, hal ini membuat banyak orang yang tahu siapa itu Venus. Ia memang beruntung dalam akademik dan pertemanan, namun siapa sangka hatinya menyimpan rahasia.
Hari ini hari Minggu jam menunjukkan pukul 11 siang, panasnya terik matahari tak membuat tidur sang primadona sekolah terusik. Ia terlalu lelah bekerja semalam menjadi pelayan kedai makanan milik kakak sahabatnya. “Venus bangun udah siang!!”. Teriak Biya sahabat Venus. Mata cantik yang tadinya tertutup rapat kini perlahan terbuka, dengan kesal Venus membalas berteriak pada Biya dibalik selimutnya “Ngapain sih, masih pagi biyaaaa!, jangan ganggu tidur gue”, teriak Venus.
Biya berlalu dari depan kamar Venus, fikirannya tertuju pada sang sahabat. Bagaimana bisa seorang yang dikenal selalu ceria dan punya banyak teman memendam luka yang besar. Ia tau sebenarnya sahabatnya itu selalu menangis setiap malam. Berbicara sendiri pada malam, dan bertanya dimana orangtua kandungnya. Ia tak habis pikir bagaimana sahabatnya menjalani hari-hari dengan lukanya. Tapi Biya tau seorang Venus tak akan pernah mau dikasihani oleh siapapun. Venus terlalu tertutup bagi Biya, ia tak akan mau menceritakan kesedihannya pada orang lain. Bahkan dengan Biya sendiri Venus jarang bercerita tentang bagaimana hari-harinya. “nggak seharusnya lo memendam sendiri kesedihan lo Venus”, batin Biya.
“Lo sebenernya kesini mau apa Biya?”, tanya Venus beberapa saat setelah ia bangun. “Lo ga mau cari tau dimana orangtua lo lagi ven? Setelah satu tahun lo kehilangan bunda Luna gue rasa lo udah menyerah buat cari orangtua lo lagi ven. Seenggaknya lo harus tau orangtua lo masih ada tau nggak”, jawab Biya. “Gue nggak tau harus mulai darimana Bi, rasanya gue mau nyerah gue nggak punya petunjuk apapun lagi selain kalung pemberian bunda luna. kata bunda hanya kalung itu yang bisa jadi petunjuk Bi”, jelas Venus. Berbicara soal Bunda Luna, beliaulah orang baik yang menemukan bayi cantik bernama Venus. Beliau merawat Venus seperti anaknya sendiri, namun sayang bunda Luna sudah meninggalkan Venus untuk selamanya sekarang. “Gue kangen bunda Bi, udah setahun bunda ninggalin gue tapi rasanya masih berat buat gue Bi”, lanjut Venus.
Biya yang biasanya tak pernah mendengar Venus bercerita tentang dirinya kini ikut merasakan secuil kesedihan dari Venus. Masih banyak lagi kesedihan Venus yang tak dibagi dengannya, tapi tak apa mendengar Venus bercerita sedikit dengannya membuat Biya merasa dihargai sebagai sahabat. Biya juga sangat menjaga privasi seorang Venus, namun bila Venus butuh teman berbagi luka Biya sangat siap menjadi teman lukanya, itu janji Biya pada Venus.
Senin pagi datang, matahari mulai menelisik dibalik jendela kamar Venus. Gadis cantik itu terlihat enggan bangun dari tidurnya, padahal biasanya ia yang paling semangat bersiap-siap untuk sekolah dan mengejar yang menjadi ambisinya. Seperti memiliki firasat akan kejadian yang menimpa dirinya pagi ini. “Oke Venus apapun yang terjadi hari ini, itu udah jalan dari Tuhan. Lo harus siap buat segala kemungkinan yang terjadi, semangat!!”, batin Venus.
Seperti biasa gadis itu akan menunggu sang sahabat menjemputnya, ia dan Biya sudah terbiasa berangkat bersama. Sebenarnya Venus merasa tidak enak jika terus menebeng pada Biya, namun jika mommy starla yang berbicara semua akan dituruti Venus. Jika bertanya siapa itu mommy Starla, beliau adalah mommy dari Biya. “Lama banget lo Bi, habis darimana si?”. Tanya Venus pada Biya. “Ven tadi gue lama karena nolongin ibu-ibu dulu, tapi ya Ven masa gue liatnya dia mirip lo deh”, jawab Biya. “Dari beberapa sisi kalau dilihat-lihat memang mirip ven”, lanjut Biya. “Ga usah ngaco lo Biya, gue ga ada kembaran, apalagi kembaran sama ibu-ibu”, tukas Venus. “Dikasi tauu juga, dah ayok masuk mobil, lo yang nyetir”, jawab Biya.
Sampainya di sekolah Venus dan Biya turun dari mobil. Tanpa sengaja ekor mata Venus melihat seseorang “Dia siapa? Kenapa beberapa bulan belakangan ini dia selalu ngeliatin gue. Terus kenapa dia lihatin gue terus?”, batin Venus. “Woii ven, lo liatin siapa siii”, tegur Biya. “Ohh itu, namanya Galen ven, lo ga tau dia karena emang dia jarang banget keluar kelas. Tapi kenapa dia liatin lo terus ya ven? Atau jangan-jangan dia naksir lo kali”, lanjut Biya sambil tertawa diakhir kalimatnya. “Ga usah halu lagi bisa ga sih Bii, udah ayo ke kelas!”, ucap Venus.
Istirahat tiba, tak biasanya Venus merasa malas ke kantin, langkahnya malah membawa Venus ke taman belakang sekolah. Bagian dari sekolah yang kata anak-anak sini sedikit angker, tapi bagi Venus ini adalah tempat yang tepat untuk menikmati waktu istirahat. Kenapa baru sekarang Venus mampir kesini, sesal Venus. Angin menerpa kulit wajah Venus, membuat rasa kantuk datang. Entah sadar atau tidak Venus tertidur dengan posisi duduk bersandar di bangku taman.
Saat Venus tertidur, seseorang datang dan duduk disamping Venus yang tertidur. Jika kalian menebak dia Galen, jawabanya tepat sekali. Pria itu Galen, tak tau mengapa langkahnya menuntun ia menghampiri gadis cantik ini. Padahal niat awal Galen ke belakang sekolah ini karena ingin membolos. “Venus, gue tau nama lo, bahkan gue tau lo sedang mencari apa. Venus gue harap lo bisa segera menemukan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang selalu lo ucapin tiap malam pada Tuhan ven.”, ucap Galen pada Venus yang masih pulas tertidur.
Venus terbangun dari tidurnya. Ahh, ternyata ia sudah terlambat masuk kelas, biarkan saja sesekali anak pintar seperti Venus ingin merasakan bolos pelajaran hehe. Venus menoleh, alangkah terkejutnya Venus melihat Galen yang juga tertidur disampingnya. Seingat Venus tadi dia sendiri disini kenapa tiba-tiba ada Galen. Venus berniat bangkit dari tidurnya, namun sedikit pergerakan dari Venus membuat Galen terbangun. “Lo mau kemana? Udah telat masuk kelas juga?”. Tanya Galen pada Venus. “Gue nggak kenal lo, kenapa lo ada disini?”, jawab Venus. “Ini tempat umum, gue Galen”, ujar Galen. “Gue Venus”, lanjut Venus. “Gue udah tau siapa lo, anak Andromeda mana yang nggak tau sang primadona sekolah dengan segala kepintarannya”, jawab Galen sambil terkekeh. Akhirnya Venus duduk di bangku lagi.
Sedang asik menikmati angin tiba-tiba Galen berbicara yang membuat Venus kaget dengan ucapan Galen. “Ven, kalau gue bilang gue tau dimana orangtua lo, apa lo bakalan percaya?”, tanya Galen. “Dari mana lo tau kalau gue nyari orangtua gue Gal, bahkan kita baru kenalan hari ini, lo jangan mengada-ngada Galen”, ucap Venus. “Gue nggak ngada-ngada ven, gue udah merhatiin lo dari lo masuk sekolah ini, tujuan gue daftar sekolah ini karena lo juga. Bahkan lo ga tau ya kalau kita satu SMP dulu”, jawab Galen. “Gue tau kalung yang lo pake mirip milik seseorang yang gue kenal ven, kalung itu nggak semua orang punya, kalung itu seperti dibuat khusus, lihat saja ada inisial W dibalik liontin kalungnya. Apa lo ga sadar ada inisial itu, dan gue yakin banget kalung itu ada pasangannya, terlihat potongan liontin itu nggak sempurna ven”, lanjut Galen.
“Gue bahkan tau maksud lo bersikap ambis selama ini, lo ingin terlihat kan ven, agar lo lebih mudah mencari tau dimana orangtua lo. Lo berhasil Venus, semua usaha lo berhasil hanya saja ada beberapa hal yang nggak harus lo tau sekarang ven”, ucap Galen lagi, Venus hanya bisa terdiam mendengarkan Galen berbicara. “Lo harus ikut gue Venus! Semua usaha lo akan segera terwujud, lo harus percaya gue ven”, terang Galen lagi. “Gue ga tau harus ngomong apa Galen. Setelah gue mulai menyerah dengan keadaan gue, lo malah datang membawa harapan itu lagi. Setelah kehilangan bunda taun lalu, gue mulai berhenti cari orangtua gue Galen. Kata Biya dia tadi pagi liat perempuan mirip sama gue Gal, apa lo juga tau yang dimaksud Biya siapa?”, ujar Venus, sambil melihat Venus Galen bisa melihat jika mata Venus sudah memerah hendak menangis. “Gue tau dia siapa Venus, lo akan tau titik terang dari jawaban lo habis ketemu dia. Semua ambisi prestasi udah lo dapetin Venus, tinggal dimana orangtua lo yang harus lo tau setelah ketemu dia”, jawab Galen.
Sambil menangis Venus menjawab pernyataan Galen “Lo harus anter gue ketemu dia Galen, gue ga peduli kita baru kenal atau nggak, tapi gue rasa lo orang yang tau segalanya tentang gue”, ujar venus “Ayo gue anter sekarang ven, bilang sama Biya lo akan aman sama gue”, ajak Galen. Walaupun hari membolos dari pelajaran, tak apa pikir Venus asal ia mendapat jawaban dari pertanyaannya selama ini.
Cerpen Karangan: Leonya Agustus Blog / Facebook: Namasaya (LeonyaAgustus)