Aku adalah seorang gadis manja, pemalas, benci matematika dan tomboy yang duduk di kelas 1 SMA. Dalam hidupku aku memiliki seorang lelaki yang sudah menemaniku selama dua tahun, dia bernama Farly dia sekarang duduk di kelas 2 SMA, dia adalah sosok lelaki yang baik, rajin dan juga manis. Satu hal yang membuatku begitu menyayanginya yaitu kesabarannya, dia orang yang paling sabar dalam menghadapi semua sifatku.
Tapi suatu hari aku tidak sengaja bertemu dengan laki-laki yang menurutku orang itu sangat mirip dengannya, dan hal itu sering terjadi dan bahkan setiap hari ketika pulang sekolah aku selalu bertemu dengan orang itu. Dan pada akhhirnya akupun mulai penasaran dengan hal itu “siapakah nama orang itu” pertanyaan itu terus saja mengahantuiku, hingga akhirnya aku memutuskan untuk mencari tahu jawaban akan pertanyaan itu.
Suatu hari ketika sekolah aku membuka facebook di jam kosong, dan hal yang tak pernah kuduga-duga kini telah terjadi di kehidupanku. Yups laki-laki itu mengirim pesan via facebook kepadaku, dan dengan girangnya tanpa berpikir dua kali aku membalas pesan darinya. Dan kamipun mulai akrab dan terus berbincang-bincang tentang banyak hal seperti orang yang sudah saling mengenal sejak lama.
Pada hari ketujuh setelah perkenalan kami, aku memintanya untuk mengajariku tugas kimia dan kebetulan dia jago dalam bidang kimia. Ia mengajakku keluar untuk mengerjakan tugas itu bersama dan akupun menerima ajakan darinya. Selepas shalat magrib kami memutuskan untuk bertemu dan ini merupakan pertemuan pertama kami setelah kami saling mengenal.
Pada malam itu dia terlihat begitu tampan dan kurasa aku mulai menyukainya, aku terus memadangi dirinya dengan terus tersenyum melihatnya yang pada akhirnya senyumanku terhenti ketika dia melontarkan satu pertanyaan pertama dari mulutnya “kita ngerjain tugasnya dimana, di Perpusatakaan?” dan tanpa berpikir panjang akupun mengiyakan pertanyaannya itu.
Sesampai di Perpustakaan kami mencari tempat duduk yang ternyata sudah dipenuhi oleh pelajar-pelajar lainnya. Yang tersisa hanyalah tempat sepi dan gelap tanpa kursi. Kurasa kami tidak akan mungkin belajar di tempat gelap seperti ini, dan akupun ingin mengatakan hal itu kepadanya namun ia lebih dulu mengatakan hal itu “kita tidak akan mungkin belajar di tempat gelap seperti ini”, dalam benak ku berkata “woww dia alim benar” dan rasa sukaku semakin besar kepadanya, kurasa aku mulai menaruh hati padanya. Namun aku salah, dia bukan orang alim seperti yang aku bayangkan, pada malam itu dia mengajakku untuk pergi jalan-jalan karena aku rasa dia orang yang baik maka aku mengiyakan ajakannya dan ketika sampai di suatu tempat duduk dia mengajarkanku menyelesaikan tugasku, namun selepas itu dia mengecup keningku dengan sengaja dan akupun terdiam dan terkejut dengan hal itu, aku mencoba untuk menghindar namun tak bisa hingga akhirnya aku terdiam lagi.
Sungguh hal yang tidak pernah terbersit di pikiranku akan terjadi secara tiba-tiba seperti ini, dan kejadian itu menghadirkan harapan yang besar. Harapan yang akan membuat kami bersama dalam ikatan pacaran. Namun harapan itu kurasa sia-sia dan kini menjelma menjadi rasa sakit yang teramat dalam, karena setelah kejadian itu dia menghilang tanpa kabar dan aku terus mengharapkan kedatangannya yang tak kunjung datang.
Harapan itu terus mengahantuiku yang membuatku semakin merasa sakit dan gila. Dan akhirnya aku putuskan untuk berhenti berharap dan kembali serius menjalin hubungan bersama Farly.
Hari demi hari aku lalui bersama Farly dengan rasa sakit yang masih membeku di hati. Dan rasa sakit itu membuat ku menjadi seorang malaikat berhati iblis. Dan hal itu membuatku kehilangan orang yang aku sayangi sejak dulu, aku melepaskan dia karena aku tidak tahan dan kasian kepadanya jika ia terus-terusan aku sakiti yang bahkan dia tidak tahu kesalahan apa yang telah ia lakukan sehinggan aku memutuskan untuk berhenti bersamanya.
Namun dia tidak menerima keputusanku, dia terus bersikeras untuk tetap bertahan bersamaku walaupun ia terus aku sakiti, tapi aku rasa aku sudah tidak bisa lagi melanjutkan hubungan ini aku ingin menyendiri untuk menghilangkan rasa sakit ini tanpa ada seorang lelaki yang menemaniku. Dan iapun mengalah karena ia tidak mau membuatku terluka dengan tidak menuruti keinginanku.
6 bulan kemudian… Lama sudah aku menyendiri tapi rasa sakit itu masih saja menghantui, banyak lelaki yang datang menghampiri namun tidak ada satupun yang bisa memikat hati. Aku rasa aku sudah mati rasa karena sakit ini sudah menguasaiku selalu menjadi racun di pikiranku, hingga seorang lelaki berbadan tinggi yang terkenal pintar matematika datang lagi di kehidupanku dan sungguh ia menjadi obat penawar bagi segala rasa pilu, laki-laki itu bernama Asri.
Dia laki-laki berbadan tinggi yang satu tahun lebih tua dariku dan dia laki-laki yang di segani banyak perempuan seumuran aku dan bahkan yang lebih tua darinya. Awalyna dia laki-laki biasa menurutku walaupun dia pintar dan disegani banyak perempuan tapi di mataku dia biasa-biasa saja, karena pada saat itu aku masih dikusai rasa sakit hingga pada akhirnya dia mampu memikat hatiku lagi dengan kesederhanaannya itu. Tapi aku tidak mau menaruh hati pada orang yang salah lagi dan aku berpikir untuk membuang jauh jauh rasa yang mulai timbul lagi di hatiku.
Aku menjalani hari-hariku seperti biasanya, sekolah, pulang sekolah main HP, tidur makan shalat itu saja terus karena memang aku sangat malas. Sore itu tepat di hari jum’at Asri megajakku untuk bertemu yang kebetulan pada sore itu aku hendak pergi kerumah Nana teman kelasku sejak SMP dan akupun mengiyakan ajakannya, dan sore itu menjadi pertemuan pertama kami.
Pertemuan itu membuatku terus saja memikirkannya sambil senyum-senyum sendiri seperti orang gila, mungkinkah aku jatuh cinta lagi setalah sekian lama dari kejadian itu? Dan aku rasa ya, aku jatuh cinta padanya. Aku suka dia yang sederhana.
Pada sore minggu aku mendapatkan pesan dari sahabatku yang tempatku curhat segala macam tentang kisahku termasuk tentang perasaanku yang mulai timbul kepada Asri. Dan isi pesan itu bagaikan berita duka bagiku. Pesan itu membuat diriku terpukul untuk yang kedua kalinya, pesan itu berisi tentang kabar Asri jadian bersama teman sekolahku. Sungguh aku mulai enggan dengan semua kisah pilu dalam hidupku.
Malamnya aku mencoba untuk menghubungi Asri untuk memastikan bahwa berita itu salah, dan harapanku salah lagi berita itu memang benar adanya. Dan akupun mengucapkan selamat kepadanya seakan-akan tidak terjadi apa-apa padahal di dalam hati terbersit luka yang pasti.
Mungkin salahku juga yang tidak ingin mengakui kalau aku suka padanya, karena aku takut aku terluka lagi dan benar memang saat ini aku merasa terluka lagi, tapi kali ini karena salahku sendiri yang tidak ingin mengakui kalau aku jatuh cinta kepadanya, dan aku kembali menyendiri dengan angan-angan yang tak pasti.
Hari ini ada yang tidak beres ada hal yang membuatku tersenyum simpul dan hampir bahagia. Aku melihat timeline mereka kalau mereka sedang berantem dan entah mengapa hal itu membuaku tersenyum. Ehh dasar aku ini memang malaikat berhati iblis bisa-bisanya aku bahagia di atas penderitaan orang lain, tapi terserahlah yang penting aku bahagia.
Entah sejak kapan aku menjadi stalker handal, setiap hari aku selalu saja menstalking timeline mereka seakan-akan itu adalah sumber kebahagiaanku, melihat mereka berantem setiap hari bagaikan alasan dibalik senyumanku. Tapi aku kasihan juga melihat Asri yang berantem terus dengan pacar barunya dan akhirnya aku memutuskan untuk menghubunginya menanyakan kabarnya dan sesekali menanyakan tentang pacar barunya. Sejak saat itu aku menjadi pendengar baiknya, dia selalu bercerita tentang hubungannya yang kurang harmonis tanpa dia tahu kalau aku ingin sekali menggantikan posisi wanita itu di hatinya.
Malam minggu, malam yang sangat ditunggu-tunggu oleh orang yang memiliki pacar nggak kayak aku yang kerjaanya cuma tidur sambil dengar musik di kamar. Musik Hpku terhenti dan aku hendak pergi untuk mengecasnya tapi ternyata itu bukan karena bateraiku yang low-bat tapi karena ada sebuah pesan, dan akupun segera membuka pesan itu karena tumben-tumbenan aku dapat pesan di malam minggu yang mengatakan “malam ini sibuk nggak, bisa temenin nonton basket?” dan orang yang mengirim pesan itu tak lain lagi selain Asri. Dan akupun membalas pesan darinya “nggak kok, bisa kalau mau langsung aja jemput”.
Dan malam itu adalah malam minggu pertamaku bersamanya. Dia laki-laki yang sederhana dan juga romantis dari caranya memperlakukanku membuat perasaanku semakin tumbuh kepadanya. Tapi aku sadar aku hanya sekedar teman curhat dan bahkan adik baginya, namun pola pikirku diubah oleh satu kalimat yang terlontar di mulutnya ketika kami sedang makan “sayang mau kakak suapin?” dan sungguh kata itu membuatku mabuk kepayang dan aku menjawab “boleh” dan iapun menyuapiku makanan itu. Hatiku semakin berdegup kencang dibuat olehnya, di sisi lain aku terus berkata dalam hati “sadar, sadar aku hanya teman nggak lebih”. Apalah dayaku yang suka ke pacar orang.
Jam sudah menunjukkan 21:00 yang menandakan kami harus segera pulang. Sesampai di rumah aku langsung beristirahat. 04:45 I promise any tell you call me it’s matter where i’am… (panggilan masuk) “Halo ada apa?” dengan suara orang baru bangun tidur “bangun sayang shalat subuh supaya nggak telat terus berangkat sekolahnya” “iya..” sambil menekan tombol merah untnuk mematikan panggilan
Kayak ada yang nggak beres, kok barusan kayak ada yang manggil sayang (sambil memeriksa HP melihat panggilan masuk) dan ternyata yang barusan nelepon adalah Asri. Mataku langsung melotot dan semua rasa ngantukku telah hilang dan akhirnya aku langsung mengambil air wudhu dan segera shalat. Sejak saat itu aku mulai rajin bangun pagi untuk shalat subuh dan bahkan shalat tengah malam dan tidak telat berangkat sekolah lagi karena setiap pagi dia selalu nelpon untuk shalat.
Sejak saat itu aku mulai merasa banyak perubahan pada diriku, dan satu lagi perasaanku semakin besar kepadanya. Tepat di tanggal 20 mei aku mendapatkan pesan yang aneh darinya yang baru pertama kali kulihat. “Jujur, aku sayang sama kamu sejak lama, dan jika aku mengajakmu pacaran, apakah kamu mau?” “Aku juga sayang sama kamu, sudah sangat lama sejak pertemuan pertama kita. Namun aku pendam dan akhirnya kamu jadian sama teman sekolahku” “Iya sudah kalau begitu tunggu aku” Dan akhirnya aku memutuskan untuk menunggunya karena aku benar-benar menyayanginya.
Lama sudah dari kejadian itu, tapi orang yang kutunggu-tunggu tak kunjung datang walaupun ia sudah lama berhenti dengan pacarnya. Dan pada saat itu aku hampir menyerah, karena dibalik menunggu ada rasa takut, takut kalau itu semua cuma perkataan saja dan berakhir sia-sia.
Namun semua itu salah, dia benar-benar datang padaku dan menyatakan semua perasaannya padaku. Sungguh hari yang kutunggu-tunggu kini sudah datang menghampiriku, ini semua terasa mimpi bagiku.
Dan dia benar-benar laki-laki yang kutunggu-tunggu. Laki-laki yang mampu merubah perempuan malas bangun pagi jadi rajin bangun pagi, laki-laki yang mampu merubah perempuan yang benci dan bahkan tidak bisa matematika jadi suka dan bisa matematika karena dia yang langsung mengajariku dan bagiku dia adalah guru private matematikaku, laki-laki yang mampu merubah perempuan tomboy menjadi perempuan islami. Aku mengalami banyak perubahan semenjak ia datang ke kehidupanku, gadis yang terkenal malas menjadi sering ikut lomba di dalam sekolah maupun diluar sekolah dan tak jarang aku memenangkan lomba-lomba itu, hingga akhirnya aku diberi penghargaan sebagai siswi berprestasi. Karena memang aku menjadi sangat rajin semenjak dia hadir dan merubah hidupku. Dan sungguh dialah lelaki yang ku nanti.
Cerpen Karangan: Siti Rayyan Umami Blog / Facebook: Rayyan