Hari ini, aku merasa sakit dengan fakta ini. Suatu hari saat jam istirahat sekolah selepas aku pulang dari kantin, kedua temanku Risa dan Defa sedang mengobrol bersama tetapi mereka mengobrol melalui chatting whatsapp lalu mereka tesenyum ke arahku. Aku sempat memikirkan sesuatu “apa maksud mereka dengan mengobrol melalui whatsapp? Mengapa tidak mengobrol secara langsung? Apakah ada sesuatu?” pikirku. Setelah melihat tingkah laku mereka, aku menjadi sangat penasaran dengan apa yang dibicarakan mereka. Aku merasa seperti mereka sedang membicarakanku.
Suatu hari saat pelajaran berlangsung, Defa memintaku untuk mengantarnya ke toilet. “Tir, temani aku ke toilet yuk?” pinta Defa. “iyaa, ayoo” jawabku Saat di toilet dia menitipkan HP nya padaku. Aku sempat berpikiran jahat saat itu. “apakah aku harus membuka percakapan mereka kemarin? Tapi itu sama saja membuka privasi orang lain. Bagaimana ini aku sungguh penasaran.” Pikirku jahat.
Karena rasa penasaranku aku sempat membuka percakapan Defa dengan Risa beberapa hari yang lalu. Dan secara cepat aku membuka percakapan mereka. Dan ternyata memang benar adanya mereka berdua membicarakanku dengan sahabat dekatku Dina. Sungguh sesaat aku merasa sakit hati mengetahui fakta mereka membicarakanku di belakang, apalagi mereka juga membicarakan Dina sahabatku itu.
Tidak berselang lama dia keluar dari toilet. “ini.” Ujarku dengan singkat sambil memberikan ponselnya Kami berdua kembali ke kelas. Saat di kelas aku tidak bisa berpikir jernih, aku sungguh tidak habis pikir bagaimana bisa mereka bisa membicarakan teman dekatnya sendiri.
Setelah bunyi bel pelajaran selesai, aku bergumam “sungguh aku baru tau, ini sungguh menyakitkan dan aku sungguh tidak menyangka. Rasanya aku ingin menyindir seseorang.” Gumamku Aku mengira tidak ada yang mendengar gumamanku itu. Ternyata Dina teman dekatku itu mendengarnya. “tau apa? Siapa yang ingin kamu sindir?” tanya Dina. Aku terdiam sejenak, karena aku merasa bingung. “ohh, aku sempat terkejut mengetahui Defa dan Nisa ternyata membicarakanku dibelakang.” jawabku bingung. “sungguh? Membicarakan apa mereka? Bagaimana kamu tau?” jawab Dina dengan penasaran. “akan kuceritakan nanti.” Jawabku dengan singkat
Sebenarnya aku tidak ingin menceritakan masalah ini kepadanya. Aku tidak ingin membuat pertemanan mereka menjadi renggang. Tapi disisi lain aku tidak merasa nyaman jika melihat dia tidak mengetahi fakta ini. Sehingga dengan tidak enak aku pun berbicara pada Dina mengenai masalah tadi. “sungguh aku sangat terkejut, ternyata Defa dan Nisa membicarakanku. Tapi anehnya aku sesaat membaca namamu di dalam percakapan itu tapi aku tdak tahu apa yang mereka bicarakan.” Ujarku. “ada namaku?” jawabnya dengan gagap “ya ada namamu, tapi entah aku salah lihat atau tidak tapi sepertinya itu memang namamu.” Jelasku Terlihat dari raut wajahnya, dia terlihat marah dan bingung. Sebenarnya aku tidak ingin membicarakannya.
Sejak saat itu, Dina terlihat diam dan dia juga tidak mengobrol dengan Defa seperti biasanya. Aku sendiri merasa bersalah pada mereka, karena aku merasa kalau hubungan pertemanan mereka rusak gara-gara aku. Sampai saat ini pun aku masih merasa bersalah. Karena sampai sekarang hubungan mereka masih belum terlihat baik.
Di kelas, Defa dan Dina masih bersikap tidak akrab. Aku sungguh bingung dengan semua ini, masalah timbul karena aku. Aku dan Dina sempat membicarakan sesuatu “jika iya mereka membicarakanmu dan aku, aku sungguh tidak habis pikir.” Ujarnya dengan nada marah. “aku pun merasa seperti itu. Aku tidak menyangka mereka akan membicarakan teman dekatnya sendiri seperti itu.” Jawabku. Dan saat itu aku merasa lelah dengan semua ini, aku tidak suka dengan keadaan ini. Aku berharap keadaan kembali seperti semula tanpa masalah.
Di sekolah sedang diadakan acara pramuka kelas 12. Saat itu, aku melihat Defa dan Dina sedang mengobrol bersama. “sepertinya hungungan mereka membaik.” Batinku. Aku merasa senang melihat mereka akrab kembali, walaupun aku tau Dina masih merasa sakit dengan fakta bahwa dia membicarankannya melalui chatting whatsapp.
Aku sungguh berharap agar semua masalahku dapat terselesaikan dengan baik. Tidak ada kebencian di antara teman-teman semua. Aku yakin semua permasalahan pasti ada solusinya dan semua ini akan indah pada waktunya…
TAMAT
Cerpen Karangan: Tiara Maistri Blog / Facebook: Tiara Maistri