Seorang gadis sedang berjalan sendirian di koridor sekolahnya. Suasana sekolah masih sepi karena baru menunjukan pukul enam pagi.
Ardella Tsabita Qiandra seorang siswa di SMA BINTANG, yang berada di Bandung. Ia biasa dipanggil Della. Della memasuki kelasnya yang masih sepi, karena biasanya teman temannya datang pukul enam lebih lima belas menit. Sambil menunggu teman-temannya datang Della menuju taman yang berada di belakang sekolahnya yang jarang sekali dikunjungi oleh siswa siswi. Namun, ia melihat seorang siswa yang sedang duduk di bangku yang ada di taman itu. Ketika Della hendak balik badan ia mendengar ada orang yang memanggilnya.
“Lo mau kemana?” Tanya cowok itu. Lantas Della balik badan dan melihat cowok itu berjalan ke arahnya. “Lo pasti mau ke taman ini kan?” Tanya cowok itu ketika ia berada di depan Della “Iya, tapi nggak jadi kok,” jawab Della “Kenapa? Karena ada gue ya? Lo heran kenapa gue ada disini?” “Kok lo tau?” “Udah ketebak kali, gue sering liat lo datang ke sini sendiri,”
Della menatap cowok itu heran kenapa dia bisa tau kalau dirinya sering datang ke taman.
“Gue tau karena gue juga sering datang ke sini. Dan waktu itu gue nggak sengaja liat lo disini, tapi gue langsung pergi, karena kayaknya lo lagi nangis gitu,” Della malu kenapa bisa ada seorang cowok yang mengetahui jika dirinya pernah menangis di taman.
“Gue nggak bakal kok ngebocorin ini ke siapa siapa,” ucap cowok itu. “Gue nggak masalahin itu kok, lo anak baru ya disini? Kok gue nggak pernah liat lo sebelumnya,” Cowok itu tersenyum. “Kenalin gue, Nathan Putra Adijaya, kelas 12,” ucap cowook itu. “Gue, Ardella Tsabita Qiandra, kelas 11,”
“Lo tadi bilang nggak pernah ketemu sama gue?” Della mengangguk. “Mungkin karna gue jarang kali ya ke kantin. Jadi mungkin gue nggak pernah ketemu sama lo, gue selalu di kelas, perpus dan taman ini,” terang Della “Lo nggak pernah ke kantin? Serius?” Tanya Nathan Della mengangguk. Nathan heran dengan Della yang tak pernah ke kantin.
“Ya udah ya kak, gue ke kelas dulu ini udah mau bel soalnya,” pamit Della Saat ia berbalik tiba tiba Nathan mememgang tangan Della. “Nanti istirahat datang ke sini ya Del, gue pengen aja ngobrol sama lo lebih banyak”, ucap Nathan. Della memgangguk, ia berjalan meinggalkan Nathan sendiri di taman. “Lo beda Del dari cewek lainnya,” ucap Nathan setelah Della pergi.
Setelah dari taman belakang sekolag Della kembali ke kelasnya, ternyata kelasnya sudah ramai. “Dari mana Del?” Tanya Lea sahabat sekaligus teman sebangku Della. “Dari taman,” jawab Della singkat.
Di sekolahnya Della hanya memiliki beberapa teman dekat salah satunya Lea. Della memang susah untuk bergaul dengan orang lain dan cenderung diam jika bertemu orang asing. Namun setelah kenal Della akan menjadi sosok yang cerewet dan asik.
“Oh iya Le, lo kenal nggak sama Kak Nathan?” Tanya Della yang sudah duduk dibangkunya. “Kak Nathan? Kelas 12?” Tanya Lea memastikan. Della mengangguk. “Ya ampun Del, kak Nathan itu kapten basket masak lo nggak tau sih, seluruh siswa juga tau. Dan banyak siswi siswi disini yang ngefans berat sama dia,” terang Lea panjang lebar. “Emang kenapa lo nanyain dia, tumben tumbenan?” Tanya Lea. “Tadi gue ketemu dia di taman, dan nanti istirahat dia ngajakin gue ketemuan,” Sontak Lea menjerit histeris. “WHAT!” Refleks Della menutup mulut teman sebangkunya itu. “Gila lo Del, setau gue kak Nathan jarang sih deket sama cewek ya selain Kak Agatha,” “Trus gue harus gimana Le, gue pergi ke taman atau enggak?” Tanya Della.
Lea tampak berfikir. “Datang ajalah, kan lo diajakin,” Della mengangguk.
Tet tet tet… Bel istirahat telag berbunyi namun Della masih fokus menyalin catatan yang ditulis di papan.
“Del, lo kan harus pergi ke taman. Buruan sana nanti dia nungguin,” ucap Lea. “Oh iya gue lupa, gue ke taman dulu ya Le,” Della segera menutup bukunya dan berjalan meninggalkan kelas.
Della telah sampai di taman, namun kedua matanya tak hanya melihat sosok Nathan melainkan ada seorang cewek yang duduk di sampingnya. Della tak langsung menghampriri kakak kelasnnya itu. Ia masih berdiri di dekat pohon.
“Lo ngapain deh Tha kesini?” Tanya Nathan kepada seseorang yang duduk di sampingnya. “Tha? Apa jangan jangan kak Agatha yang tadi diomongin Lea cewek satu satunya yang deket sama kak Nathan?” Pikir Della. Kedua matanya masih menatap kedua orang itu. Della ingin menghampiri Nathan namun ia takut mengganggu keduanya.
“Gak papa, gue nyariin lo tadi,” jawab Agatha. “Lo tumben deh kesini Nath, biasanya juga ke kantin kalo istirahat,” tanya Agatha. “Gue nunggu seseorang,” “Siapa?” “Kepo deh,” Della melihat kedua kakak kelasnya itu tampak akrab. Apa mereka pacaran?
Della berjalan dengan gontal di koridor yang sudah mulai sepi. Para siswa mungkin sudah di rumah mereka masing masing. Namun berbeda dengan Della yang harus memgumpulkan tugas kepada Bu Siska. Saat melewati halaman sekolah, ia melihat Nathan berjalan ke arahnya. Ia ingin menghindar namun Nathan telah berada di depannya.
“Tadi kenapa nggak dateng ke taman?” Tanya Nathan to the point. Della bingung, ia harus menjawab apa. Apa dia harua jujur? Tapi itu tak mungkin. “Anu, tadi kak gue ada urusan jadi nggak bisa dateng ke taman,” jawab Della berbohong. “Oh gitu, sebagai gantinya lo harus ikut sama gue,” “Kemana kak?” Tanya Della. Nathan tak menjawab ia menggenggam tangan Della dan membawanya ke mobilnya.
Ternyata Nathan membawa Della ke taman di daerah Bandung yang memang banyak dikunjungi oleh para remaja. Mereka menghabiskan waktu bersama, dari mengelilingi taman, membeli es krim, dan menaiki ayunan.
“Del gue boleh nanya satu hal sama lo?” Tanya Nathan. Mereka berdua memang sedang duduk di bangku yang ada di taman. “Nanya apa kak?” “Kalo gue sama lo gimna?” Della tak percaya dengan omongan Nathan, padahal tadi pagi mereka baru saja bertemu.
“Gue tau lo pasti kaget. Udah lama gue merhatiin lo dari lo masih kelas 10 dan gue kelas 11. Gue sering liat lo ke taman sekolah. Kayak yang gue udah bilang tadi pagi. Setiap hari gue selalu ke taman buat ngeliat lo. Waktu itu gue pengen ngajak lo kenalan tapi selalu aja gagal. Dan sekarang akhirnya gue bisa kenalan sama lo dan ngobrol sama lo,” terang Nathan.
“Gue nggak tau kak, perasaan gue ke kakak itu gimana,” jawab Della. Jujur ia binging dengan perasaannya. Dia merasa hatinya sakit melihat kejadian dimana Nathan dan Agatha asik mengobrol tadi pagi.
“Lo nggak perlu jawab sekarang kok, gue bakal berjuang buat dapetin lo,” ucap Nathan tersenyum. “Kita pulang yuk,”
Cerpen Karangan: Tri Ambarwati Haii, semoga suka ya sama cerpen ku maaf kalo gaje. Salam kenal