Semuanya berawal di bulan januari dan berakhir tepat disaat bulan maret akan pergi. Masih ingatkah dia kepadaku? Seseorang yang pernah dia sebut first love dan kesayangan. Dan ku tahu, ku hanya Kesayangannya yang bersifat sementara. Entah dimana kesayangan itu sekarang? Terlupakankah? ataukah telah ia temui kesayangannya yang lain.
Dulu dia selalu mengirimiku pesan singkat disaat pagi-pagi buta, hanya bertuliskan “selamat pagi kesayangan”, dan malam hari disaat aku hendak tidur dia mengucapkan “selamat malam kesayangan”, dan dulu disaat hujan turun dengan lebatnya dia datang kekelasku bersama temannya, hanya untuk menemuiku membicarakan sesuatu yang kurasa kurang penting dan mungkin itu hanya alasannya untuk menemuiku, iya kutahu saat mungkin dia sangat merindukanku jadi dia mencari alasan untuk menemuiku, terkadang disaat jam pulang sekolahku dengannya kebetulan sama dia selalu menungguku di depan kelasku, hanya untuk menemuiku dan mengajakku pulang bersamanya, padahal rumahku dan rumahnya tak searah, dan dia yang rela menungguku berjam-jam disaat aku ada agenda untuk rapat bersama pengurus osis, hanya untuk mengantarku pulang. Masih ingatkah dia dengan semua itu? Sudahlah mungkin dia telah melupakan semuanya.
Oh iya, perkenalkan namaku ria, Aku merupakan salah satu siswi kelas 11 ipa 3 di SMA ternama di sekolahku, jabatanku disini sebagai pengurus osis, tahun lalu aku mendapat jabatan sebagai seksi bidang organisasi politik dan kepemimpinan. Sama halnya dengan dia, dulu waktu dia masih kelas 10, dia merupakan pengurus osis dan jabatannya sama sepertiku, dia juga sekbid organisasi politik dan kepemimpinan. Tapi setelah dia kelas 11 dia tak lagi menjabat sebagai pengurus osis, dikarenakan orangtua melarang.
Dia kakak kelasku, dia merupakan cowok berkacamata. Si kakak kelas ipa 5. Dia sangat baik hati, dan murah senyum. Kuakui aku menyukainya, karena dia lebih dulu menyukaiku. Ku mengenalnya diawal bulan januari 2017, dia kirimkan pesan singkat kepadaku yang bertuliskan “hai, selamat sore”, lalu kubalas “sore, maaf siapa”. Lalu dia memperkenalkan dirinya, ternyata dia kakak kelasku 11 ipa 5.
Singkat kata singkat cerita, dia mengajakku bertemu di salah satu tempat, setelah aku selesai rapat osis sepulang sekolah. Dan setelah pulang rapat osis aku menemuinya, singkat cerita aku dan dia jadian, ciyeee. Dan disaat itu juga dia memberiku sebuah kotak yang tingginya kira-kira setengah meter, dibungkus kertas yang warnanya adalah warna kesukaanku, lalu dia mengantarku pulang, Padahal hari itu dia sedang berulang tahun dan dia malah memberi sesuatu kepadaku. Sesampainya di rumah kubuka kotak pemberiannya dan aku sangat suka sesuatu itu. dan sampai sekarang aku masih menyukainya dan selalu aku letakkan di sudut tempat tidurku.
Dan waktu berjalan 2 minggu, hari itu hari ulang tahunku yang ke 16 tahun, dia tidak mengucapkan selamat ulang tahun kepadaku, dan akupun mulai murung seharian penuh, dan mulai berpikir macam-macam, dan mengira dia lupa ulang tahunku, kutahan emosiku karena aku tak ingin hubuganku rusak hanya gara-gara dia lupa hari uang tahunku. Hingga beberapa minggupun mulai terlewatkan. waktu itu hari sabtu, aku pulang bersamanya ketika sampai di depan rumah dan aku hendak turun dia menahanku untuk tidak pergi begitu saja, dia menahanku, dia memberikan kantong plastik yang didalamnya berisi sebuah kotak dan kartu ucapan, ku tersenyum melihatnya, kuakui aku sangat senang. Dan dia berkata “maaf ya dek sa, aku baru ngasih ini ke kamu, padahal ultahmu sudah lewat beberapa minggu yang lalu, pesen coklatnya butuh waktu 2 minggu dek, oh iya kadonya nyusul ya”, “terimakasih, sudahlah mas gapapa, aku fikir mas lupa ultahku, aku seneng kok” jawabku sambil tersenyum kepadanya.
Dia memberiku sebuah kotak yang berisi coklat yang bertuliskan “HBD fitriya I love you”, berwarna putih kombinnasi warna merah muda, sangat cantik. Lalu tak lama kemudian dia pamit hendak pulang, dan tak lupa kuucapkan terimaksih dan hati-hati. Kulihat dia mulai mengendarai motornya dan mulai menjauh dan menghilang dari pengeliahatanku. Aku memasuki rumah dengan hati yang sangat senang, beberapa hari kemudian dia memberikan sesuatu yang terbungkus plastik berwarna kuning yang di dalamnya terdapat sepasang mukena berwarna kesukaanku, dan sampai sekarang aku masih sangat suka memakai kain tersebut untuk ibadahku.
Singkat cerita, hubungan kita berjalan 1 bulan lebih, suasana tetap hangat dan semakin hari dia semakin menyenangkan, aku berhasil menjadi prioritasnya, dan sesibuk apapun dia selalu mengabariku, dan beberapa hari sekali dia meneleponku, dan sering menemuiku disaat jam istirahat. Teman-temanku sampai merasa iri kepadaku dan banyak yang bilang bahwa aku dan dia banyak kesamaan, mulai dari wajah, bulan lahir, tahun lahir, jabatan di osis, dan lain-lain.
Tetapi semuanya tak berlangsung lama, itu semua hanya diawal, waktu tak banyak memberikan kesempatan untuk kami bersama, hubunganku mulai renggang, malam-malam mulai rutin dengan kesendirian, komunikasi kami tidak terjalin dengan baik lagi. Dan hingga akhirnya waktupun jarang mempertemukan kami, dia tak lagi datang ke kelasku untuk mengajakku pulang bersama ataupun menemuiku untuk sebatas membicarakan sesuatu. Pernah beberapa kali aku bertemu dengannya, dia hanya sekilas melihat kearahku, tanpa senyum juga tanpa sapa! Ada apa dengannya?
Hubunganku dengannya kembali membaik hanya untuk beberapa hari, komunikasi kembali terjalin, percakapan kami sangat-sangat dingin, dan hanya terlontarkan lewat pesan singkat. Dan akupun mulai pasrah terhadap waktu, aku tak lagi memikirkan perubahan sikapnya yang mulai dingin kepadaku, ku mulai pasrah pada waktu. Entah semakin lama akan membaik, atau semakin memburuk, ku pasrah.
Hingga suatu hari ku bertemu degannya di lobby sekolah, dia bersama teman-temannya hendak menuju tempat parkir, dia berada tepat di depanku, tetapi kuacuhkan keberadaannya, aku mulai muak dengan sikapnya, setelah dia berlalu, kumulai berpikir untuk mengakhiri hubungan ini, tapi sebelumnya aku ingin bertanya kepadanya mengapa sikapnya sangat dingin kepadaku, lalu ku berlari menuju tempat parkir, dan kudapati dia sudah memakai helm dan hendak keluar dari gerbang sekolah. Kupanggil dia, tapi dia tak mendengarkanku, ku terus berusaha memanggilnya tapi tiada respon darinya. Dan perlahan dia mulai mengendarai motornya dan pergi meninggalkanku. Ku tak tau apakah dia mengetahui keberadaanku di tempat parkir itu ataukah tidak, dan yang pasti dia sudah pergi.
Lalu aku pergi menuju kelasku dan mengambil ponselku dan mengetik nomornya lalu meneleponnya, tetapi tak ada respon, kulakukan berulang-ulang sampai 15 kali, lalu yang ke 16 kalinya ia respon teleponku dan kita berbicara sangat singkat. “halo, assalamualaikum”, “waalaikum salam, ada apa?” “nggak ada apa-apa”, “oh”, dan dia langsung menutup teleponku. Lalu kukirimkan pesan singkat
“kenapa dimatikan teleponnya” “memang ada apa” responnya singkat. “aku pengen ngomong”, jawabku.
Lalu kutunggu respon darinya sekitar 15 menit lalu dia membalas pesanku “aku mau hubungan kita sebagai pacar cukup sampai disini dan untuk seterusnya kita berteman saja”, jawabnya. Aku terdiam kubaca balasannya berulang-ulang, benarkah ini? Lalu 3 jam kemudian kubalas “iya gaapapa, tapi kuharap ini yang terbaik dan aku minta tolong, awal kita kenal baik, dan berakhirnya juga harus baik, jangan lupa menyapa kalau bertemu denganku”, responku. “y” responnya. Sangat dingin..!!!
5 bulan berlalu dan aku berhasil melupakan segalanya, hubungan kami kembali membaik tetapi hanya untuk sebatas kakak dan adik kelas. Terkadang dia menyapaku dengan sapaan yang sama dengan kata “dek fit”, dan terkadang aku berharap dia kembali kepadaku suatu saat nanti, tetapi, tidak dengan membuat luka yang sama untuk kedua kalinya.
Cerpen Karangan: Annisa Fitriyani Blog / Facebook: Annisa Fitriyani