Lisa, 17 tahun seorang siswi tingkat akhir dan juga seorang penggemar atau disebut juga fangirl, berita yang Ia terima seminggu ini bisa dibilang sangat baik dan membuat perasaannya senang 2 kali lipat. Yang pertama, Ia berhasil terpilih untuk mewakili lomba “English Speech” yang tingkat nasional yang akan dilaksanakan di Pusat Kota.
“Hey sa!” Sapa Tanny yang baru saja balik dari kantin “Eh Tan, udah balik,” balasnya sambil mengeluarkan kotak bekal dari tas “Hm, masih kepikiran kah dan masih merasa overwhelmed sama yang akan terjadi?” Tanya Tanny sambil tersenyum geli “Ah iya pasti, masih gak nyangka. Senengnya double,” jawab Lisa dengan senyum merekahnya “Waduh kamu pokoknya nanti harus agak jaim gitu ya,” canda Tanny yang akhirnya membuat mereka tertawa. Setelah tertawa mereda, mereka segera makan istirahat.
Suasana istirahat ini, kebanyakan di kelas mereka diisi suara tawa karena biasanya mereka makan pada waktu siang nanti. Karena waktu lomba sudah semakin dekat, maka Lisa akan makan di waktu ini, sedangkan siang nanti Ia pakai untuk latihan dan untuk tidur siang hehe.
Seminggu kemudian… “Lisa semangat ya, jangan gugup, kamu pasti bisa dan selalu berdoa,” ucap Tanny kepada Lisa sebelum berangkat untuk perlombaan sambil memeluknya. Lisa membalas pelukannya dan mengucapkan terima kasih atas dukungan Tanny selama persiapan.
Ya hari ini, tepat hari senin Lisa akan mengikuti lomba. Kesukaannya pada Bahasa Inggris membuatnya bertekad untuk bereksistensi dalam bidang itu, karena Ia tau diri bahwa akademisnya mungkin kurang dan tidak bisa diandalkan. Bagi dirinya ini adalah hal yang besar, berani unjuk diri selama pendidikannya 12 tahun. Ya mungkin bagi orang lain ini biasa.
Banyak yang Ia pertimbangkan untuk mengajukan diri. Ketakutannya yang sangat besar Ia runtuhkan untuk membuktikan dirinya bahwa Ia juga mampu. Tanny adalah teman yang paling pengertian dan supportive untuk Lisa dan Lisa sangat mensyukuri hal itu. Memang jarang ditemukan teman seperti itu, hal itu lagi yang membuat Lisa sangat bersyukur.
‘Semoga dari sini Lisa bisa terus termotivasi untuk melakukan hal yang Ia senangi dan selalu diberikan semangat untuk berani unjuk diri untuk hal yang Ia mampu. Aku selalu berdoa untuk Lisa semoga ketakutannya secara perlahan berkurang dan lebih menunjukan sisi kuatnya,’ Doa Tanny dalam hati setelah kepergian Lisa ke tempat yang dituju.
Tak terasa air mata Tanny turun, terharu akan perkembangan Lisa. Ia tau bagaimana Lisa, bagaimana ketakutannya, bagaimana pikirannya yang berlebihan tentang asumsi orang lain bahkan Ia takut untuk membenarkan yang salah. Kejadian saat Lisa mengajukan diri benar-benar melekat dalam ingatan Tanny.
Di tempat perlombaan, pukul 07.30 Perlombaan akan dimulai pukul 08.30 dan sekarang Lisa sedang duduk didampingi 2 gurunya sambil sedikit persiapan lagi untuk nanti. Hmmm, ini yang membuat senangnya Lisa double. Ya, bintang tamu dari acara ini yaitu X1. Saat ini mereka sedang persiapan tampil, membuka acara ini. Lisa kali ini benar-benar teriak dalam hatinya.
Jiwa fangirl-nya benar-benar meledak. Ah ingin rasanya sing along, namun Ia harus jaga sikap. Oke, karena banyak juga yang bernyanyi, peserta maupun pendukung, akhirnya Lisa ikut bernyanyi dan sedikit menggerakan tubuhnya mengikuti koreografi point-nya. Memang saat ketemu idola tidak bisa tidak kalem hihi.
Penampilan pembukaan lainnya oleh artis lain dan bukan hanya penyanyi saja. Ya acara ini cukup besar jadi berani untuk mendatangkan banyak artis. Berharap nanti X1 akan tampil lagi. Tentang Lisa yang menyukai X1 ini karena anggotanya banyak yang sebaya dengannya, jadi ya Fresh Boys Group. Juga karena banyak yang sebaya, menjadikan inspirasi Lisa untuk mengambil kesempatan ini.
Group yang terbentuk dari acara survival, membuatnya terbangun akan mimpi yang Ia punya dan harus Ia gapai dengan apapun caranya, membuat Ia merasa harus membuat tindakan lanjut atas mimpi dan angannya yang telah tergambar indah dalam pikirannya. Ia merasa harus cepat mengambil kesempatan sebelum terlambat dari rekan-rekannya.
“Semangat Lisa, kamu pasti bisa. Jangan lupa berdoa ya, Nak!” wejangan dari gurunya. Ya, para peserta sudah dipanggil untuk bersiap untuk ke belakang panggung. “Baik bu, terima kasih. Semoga saya tidak mengecewakan,” balas Lisa dengan senyumannya.
Lisa dan peserta lainpun menuju belakang panggung untuk bersiap. Cukup gugup tapi Ia ingat kata-kata inspirasi yang Ia terima dan juga kepercayaan dari orang-orang yang mendukungnya. Setelah menunggu peserta yang lebih dulu, kini giliran Lisa. Ia berdoa dan mulai naik ke atas panggung dan kegugupannya semakin muncul namun berusaha Ia tepis untuk menunjukan diri terbaiknya.
“Hah… bersyukur aku dapat menyelesaikannya,” dalam hati Lisa diiringi senyumnya setelah selesai tampil. Wow… wow Lisa terkejut menyadari bahwa para artis juga duduk di kursi audience. Juga bisa Ia lihat disana ada X1, sungguh tidak menyangka dan senang sekali rasanya bisa ditonton oleh idola seperti ini. Oke ini seperti mimpi karena waktu itu Ia sering sekali membayangkan itu. Setelah dipersilahkan kembali, Ia turun dari panggung dan menuju backstage.
“Lisa… selamat Nak, kamu berhasil menunjukan yang terbaik,” Guru Lisa sudah ada di belakang panggung dan langsung memeluk Lisa “Iya syukur ya Bu, Saya juga sangat berterima kasih atas dukungan dan kesempatan yang ibu berikan kepada saya untuk mewakili sekolah dalam perlombaan ini,” balasnya setelah pelukan terlepas “Terima kasih juga ya Lisa telah berlatih dan berlatih. Kami akan masih terus berdoa atas hasilnya, namun tetap keputusan ini ada ditangan Tuhan,” Ini kata guru Lisa yang satu lagi. Mereka tersenyum, tentu saja senyum bangga. Lisa yang dulu pasif dan tidak terlihat eksistensinya, sekarang dapat melakukan lomba yang bergengsi ini untuk mewakili sekolah. Bersyukurlah Lisa atas keberanian mengajukan dirinya saat itu. Betul kata gurunya, untuk hasil Ia serahkan kepada Tuhan, keberaniaanya saja sudah membuatnya senang.
Pukul 12, semua peserta telah tampil semua, sekarang waktunya mereka istirahat. Setiap peserta serta guru pembimbingnya mendapatkan makan siang dan memakan di tempat yang telah disediakan. Mengapa dikatakan istirahat? Padahal sudah selesai, bisa langsung pulang, Lisa-pun bingung hihi. Hm, mungkin ada seuatu tapi bukan pengumuman, sedengarnya ini akan diumumkan minggu depan.
Oh iya, setelah opening tadi, belum ada lagi bintang yang tampil. Selanjutnya hanya diteruskan perlombaan tanpa jeda. “Baik, jika sudah selesai makan siang silahkan ke kursi audience! Ditunggu sampai jam 1 nanti ya,” perintah coordinator acara. ‘Hm mungkinkah penampilan guest star?’ dalam hati Lisa
Lisa sudah selesai makan dan hanya menunggu gurunya selesai. Selagi menunggu, Ia mengabari Tanny bahwa Ia sudah menyelesaikannya. Sekaligus menceritakan bagaimana perasaannya bertema idola dan mendeskripsikan ketampanan dan kerennya penampilan idola-nya tersebut haha, Lisa jadi tersenyum sendiri. Tanny membalas dengan ucapan selamatnya, diikuti balasan candaan Lisa.
Di sisi lain. “Yeehaw dibekelin ayam goreng,” senyum Tanny mengembang sambil menyusuli temannya untuk bergabung makan bersama Pukul 12.00, waktu istirahat semua murid untuk makan siang, “Bagaimana kabarnya Lisa, Tan?” Tanya seorang teman “Belum ada kabar tadi sih, aku belum cek handphone-ku lagi,” “Semoga lancar ya dan Lisa bisa menyelesaikannya,” Harap temannya yang lain “Aamiin, ayo makan sekarang yeay,” Seru Tanny
Mereka makan dengan lahap, sesekali diiringi canda tawa. Saling berbagi lauk pauk juga. Setelah selesi makan, mereka membereskan meja, lalu ada yang bersenda gurau dan main handphone. Tanny memeriksa ponsel genggamnya untuk menanyakan kabar Lisa, wah ternyata Lisa sudah terlebih dahulu memberi kabar padanya.
“WAH HEBAT SEKALI HAHAHA,” teriak Tanny sambil terbahak-bahak “Wah ada apa sih Tan?” Tanya temannya tertawa karena melihat Tanny “Ada kabar dari Lisa, Dia sedang istirahat sekarang dan semuanya lancar tadi saat Dia tampil. Tau tidak? Saat tampil, para pengisi acara duduk di kursi audience dan menyaksikan peserta tampil,” jelas Tanny dengan excited “Wah betul-betul beruntung,” kata salah satu temannya yang membuat lainnya tertawa “Iya, apalagi di grup idolanya Lisa itu, banyak yang seumuran dengan kami kan?” “Iya betul,” “Wah bisa menambah motivasinya tuh hihi,” kata temannya yang lainnya
Begitulah tanggapan teman-teman Lisa, mereka turut berbahagia. Huh, Tanny jadi emosional jika membicaran “hal ini” tentang Lisa. Bagaimana Ia memikirkan betapa beraninya Lisa untuk semua ini, terdengar berlebihan memang, bagi orang awam terdengar biasa tapi tidak bagi Tanny yang mengetahui kisahnya.
Lisa dan guru pembimbingnya sudah berada di kursi audience, ternyata penampilan penutup dari para guest star. Sudah tau pasti siapa yang ditunggu Lisa. Semuanya menikmati penampilan penghibur untuk penutup. Setelah selesai, semua dibawa lagi ke belakang panggung yang ternyata ada sesi foto untuk para peserta dan bintang tamu. Luar Biasa! Malam hari yang indah, berbaring sambil mengingat kejadian hari ini. Begitu kedaan yang menggambarkan keadaan Lisa sekarang ini. Hatinya merasa tenang dan lega. Semoga hasil yang Ia terima memuaskan, “Itu harapanku. Harapan bisa tercapai juga tidak bisa, yang penting optimis dan terus berjuang! SEMANGAT LISA,” katanya meninggikan suaranya sambil mengangkat kepalan tangan.
Hati yang lega ternyata tidak menjamin bisa untuk tertidur. Karena pikirannya saat ini sedang melayang saat Ia berani memutuskan itu. Lisa sejujurnya masih takut karena di kelasnya ada yang lebih handal, namun entah mengapa Ia yang berhasil terpilih mewakili sekolahnya. Pikiran itu juga membawa Lisa ke masa-masa 2 tahun terakhir, masa dimana dirinya muram dan merasa kelam. Walaupun Tanny bisa dihandalkan untuk berbagi perasaannya namun banyak yang masih Lisa simpan sendiri.
Tanpa terasa air matanya mengalir. Air mata kesedihan untuk kelemahannya juga air mata haru untuk hari ini. Setelah kejadian ini, tidak menjamin Lisa dapat menghilangkan rasa takutnya. Ia malah merasa lebih tertekan. Setiap orang yang telah melakukan sesuatu pasti kebanggaan dirinya akan sedikit lebih terangkat. Di sini perjuangan baru Lisa, harus menurunkan itu.
Pagi harinya … “Huaaa… kembali sekolah lagi,” katanya setelah mematikan alarmnya Lisa bersiap –siap untuk pergi sekolah. Tidak membutuhkan waktu lama baginya, karena Ia tidak pandai merias diri namun jika Ia ingin terkadang Ia beri sedikit polesan pada bibir dan pipinya. Setelah selesai Ia berangkat menggunakan ojek online. Dikatakan bahwa Ibu dan Ayahnya berkarir, jadi salah satu dari mereka tidak ada yang bisa mengantarkan ke sekolah.
Hari ini kembali dengan aktivitas biasa. Bagaimana rasanya menjadi seseorang yang bisa di semua subjek? Lisa tidak tau karena bukan Ia orangnya. Waktunya di sekolah, tersisa sekitar 8 bulan, sempat menyesalkan dirinya yang kurang berkembang di sekolah selama 2 tahun, merasa tertinggal dan tidak dapat menerima pelajaran dengan baik.
Namun, Lisa berpikir tentang 8 bulan yang tersisa. Daripada menyesali 2 tahun kebelakang, lebih baik berubah untuk 8 bulan yang tersisa. Setidaknya Ia berusaha memahaminya dan mencari ke sumber lain yang mungkin dapat lebih dipahami, untuk bisa atau tidaknya itu balik lagi pada batasan kemampuan diri yang diberikan Tuhan. Kata-kata klasik namun berarti bagi yang terlalu memaksakan diri.
“Pagi,” sapa Lisa saat duduk di kursinya “Pagi Lisa,” sapa Tanny balik sambil senyum “Hari ini tidak ada tugas kan ya?” Tanya Lisa “Ada tau,” “Masa sih?” panik Lisa. Lisa langsung mengeluarkan bukunya dan memeriksanya “Iya halaman 117, 3 soal.” Jelas Tanny Lisa segera memeriksa bukunya di dalam tas, “Oh yaampun, ternyata aku sudah hihi. Tapi kok aku tumben ya rajin dan aku juga lupa kapan mengerjakannya,” terang Lisa dengan cengirannya. “Hih emang kamu rajin ya! Siapa yang waktu itu ngerjain sendirian catatan Bahasa Indonesia yang sampai 2 lembar hm?” “Hehe, ya itu aku lagi ingin mengerjakan saja dan gabut juga,” jelas Lisa “Ya ya gabutnya nyatet 2 lembar, sangat berfaedah ya,” kata-kata Tanny yang membuat Lisa maupun Tanny tertawa
Begitulah carita Lisa, cerita dari langkah awal keberaniannya. Langkah awal dari ketakutan yang Ia sadari ada sejak 2 tahun terakhir yang membuatnya sulit melangkah. Rasa minder yang membuatnya merasa tidak layak untuk menunjukan apa yang menjadi kelebihannya. Lisa merasa sangat berterima kasih pada siapapun yang mendukungnya terutama Tanny, sahabatnya yang telah mendengarkan berbagai keluh kesah dan memberikan semangat. Lisa tau, tidak ada orang yang semurni seperti yang kita lihat namun setidaknya Tanny pandai menjaga semua yang Lisa ceritakan. Begitupun Lisa, sebisa mungkin menjaga segala yang telah Tanny percayakan.
“Terima kasih telah menunjukan padaku bahwa kamu masih memiliki semangat,” Peluk Tanny dengan sangat erat kepada Lisa. Lisa kaget awalnya namun Ia membalas pelukan Tanny sama eratnya. Didengarnya suara isakan Tanny, “Aku juga berterima kasih Tanny, kamu yang terbaik. Kamu juga telah membangun semangatku dan menunjukan bahwa aku masih nyata,” Ucapnya dengan air mata yang mengalir.
Cerpen Karangan: Indi Nuraini