Hari pertama sekolah. Dengan sekolah baru, seragam baru, teman baru, emmm.. pokoknya semuanya baru deh. Masa putih biru ditinggalkan bergantikan putih abu-abu. Namaku Velicia Salsabila. Biasa disapa Salsa. Umurku 15 Tahun. Sekarang aku sedang melanjutkan pendidikanku di bangku Sekolah Menengah Atas.
Di sekolah baruku, aku hanyalah murid biasa yang tak begitu populer namun cukup dikenal banyak orang karena kepintaranku (bukan nyombongin diri yee!!). Saat pembagian kelas aku masuk kelas X IPA 1. Bergegas aku masuk menuju ruangan kelas baruku. Aku mungkin sedikit terlambat lebih tepatnya kelamaan heheee. Akibatnya aku gak kebagian tempat duduk. Kesel dehh..
“Kamu, duduk di bangku ke tiga barisan paling pojok itu masih ada bangku kosong disana,” ucap guru baruku yang belum kukenal. “I..iiya, Bu,” jawabku sedikit gugup karena ucapan guru itu yang lumayan kasar. Aku duduk di sebelah cowok yang lumayan tampan itu. Aku sih gak mau duduk bareng cowok tapi karena gak kebagian bangku lagi mau gak mau aku harus duduk disitu.
Semua siswa/i dipersilahkan memperkenalkan diri. Tibalah waktunya aku. “Hai semuanya, namaku Velicia Salsabila. Biasa di sapa Salsa,” kataku memulai perkenalan. Semuanya sudah selesai memperkenalkan diri. Barulah aku tau nama cowok yang ada di sampingku. Namanya Vernandho Christian. Katanya sih dipanggil Tian.
“Hai, nama gue Salsa,” ucapku padanya. “Udah tau kok,” jawabnya santai. “Idihh savage banget sih,” kataku lumayan marah tersulut emosi. “Suka-suka gue orang mulut, mulut gue,” jawabnya lirih. “Udah ah males gue ngomong sama manusia berwujud Harimau kayak lo,” kataku kasar. “Idiihh, Harimau pala lo. Dasar ‘kucing galak’,” katanya mengejek. “Ganteng doang kasarnya kelewatan,” kataku. “Lo juga cantik tapi sayang galaknya kayak Kucing gak kebagian Tikus,” katanya. “Harimau,” ucapku mengarahkan pandangan pada guruku yang sedang berbicara di depan kelas. “Kucing,” katanya.
Singkatnya pelajaran dimulai dengan baik. Waktu istirahat aku ingin pergi ke kantin tapi tidak ada yang kukenal untuk kuajak bersama kecuali cowok menyebalkan itu. Akhirnya semua siswa pergi mengisi perut namun aku hanya duduk sendiri di kelas. Ada niat untuk keluar tapi gak ada yang nemenin. Aku lalu mengurungkan niatku.
Tak lama kemudian, aku melihat si Tian masuk ke kelas sambil sesekali meneguk Boba yang dibawanya. Dia duduk di kursi. Tapi bukan di tempatnya yang di sebelahku. Ia duduk di depan sembari makan roti isi dan meneguk bobanya. Aku jadi merasa kelaparan dan ingin makan juga.
“Ehh, kucing gak jajan lo ke kantin? Gak kelaperan lo entar pas jam pelajaran?,” tanyanya santai sambil sesekali melemparkan pandangan padaku. “Idihh dasar harimau galak. Ini juga gue mau keluar,” jawabku. “Yaudah sana,” katanya. Aku lalu bergegas ingin keluar namun tak sengaja aku tersandung pot bunga yang tak kuperhatikan karena sedang marah diejek begitu olehnya. Brukkk… Tak sadar aku ada dipelukan Tian. Dia menolongku yang hampir jatuh di lantai itu.
“Apa-apaan sih? Modus lo ya?,” kataku segera berdiri dan melepas genggamannya. “Woii dasar kucing galak, udah ditolongin bukannya ngucepin makasih malah di omelin. Dasar kucing galaknya gak ngotak,” omel Tian. “Bomatt ahh,” kataku sembari pergi berlalu dari hadapannya. “Eggghhh,” kata Tian sembari mengepalkan tangannya.
Selesai makan di kantin, aku kembali masuk ke kelas. Tak sengaja aku berpapasan dengan sahabat lamaku sewaktu SMP. “Kania,” kataku tak percaya. “Salsa,” balasnya. Kami lalu berpelukan. “Kenapa gak bilang kalo kamu sekolah disini juga?,” tanyaku padanya. “Waktu itu aku mau bilang cuman hpku rusak jadi gak punya nomor telepon kamu,” jelasnya. “Ohh gitu. Btw, kamu di kelas mana?” Tanyaku lagi. “Kelas X IPA 2,” jawabnya. “Tetanggaan dong ya?” Kataku senang. “Kamu di kelas X IPA 1?,” tanyanya lagi. “Iya,” jawabku. Kami lalu berbincang-bincang sebentar.
Tak lama kemudian bel berbunyi tanda waktu istirahat selesai. “Aku masuk dulu ya,” kataku. “Yaudah sampai jumpa lagi,” jawabnya. Aku lalu masuk kelas tak terasa pelajaran selesai dan waktunya pulang.
Aku berdiri di depan gerbang menunggu taksi yang kupesan datang. Singkat cerita aku sampai dirumahku dengan selamat. Aku lalu makan dan istirahat sebentar. Sorenya aku membantu ibuku dengan menyiram tanaman, mencuci piring kotor dan menyiapkan makan malam. Walau keluargaku orang yang cukup kaya dan berada namun orangtuaku memilih tidak menyewa pembantu rumah tangga agar kami tidak keenakan dan bermalas-malasan. Setelah membantu menyelesaikan pekerjaan rumah aku lalu mandi dan kemudian mengambil ponselku dan memutar lagu BTS sembari duduk memngerjakan tugas sekolah ditemani keripik singkong pedas sebagai cemilan.
Keesokan harinya aku melalukan kegiatanku seperti biasanya. Sarapan pagi, mandi dan bergegas ke sekolah. Hariku di sekolah terasa membosankan dan mengesalkan karena harus duduk sebangku dengan cowok super menyebalkan itu. Kalau dilihat dia cukup pintar, tampan tapi tetap saja mengesalkan dengan sikapnya yang begitu dingin dan terkenal savage. Banyak cewek-cewek yang klepek-klepek lihat dia karena ketampanannya. Mereka berkata aku beruntung bisa duduk sebangku dengannya. Tapi aku biasa saja dan tak pernah ada rasa tertarik dengannya.
Aku sering curhat semua masalahku pada Kania saat istirahat. Dia juga menanggapinya dan memberi saran. Pernah sekali dia berkata awas nanti benci jadi cinta lohh. Aku dibuat kesal dengan ucapannya itu karena realitanya aku sama sekali tidak tertarik dengan seorang Vernandho Christian.
Hari berganti bulan, bulan berganti tahun dan seterusnya waktu begitu cepat berjalan. Aku terus belajar dengan fokus tanpa menghiraukan teman-temanku yang menyuruhku untuk mempererat hubungan dengan Tian. Kata mereka kami cocok. Namun aku tak merasa begitu sama sekali tidak. Gosip itu sampai terdengar di telinga Tian cs yang membuat semua teman satu gengnya mengejek Tian soal kedekatan kami. Padahal aku tak dekat dengannya dan bahkan kami jarang untuk sekedar bertegur sapa sebagai teman sebangku. Aku jadi marah dan kesal karena sering di bilang pacarnya Tian. Vera yang naksir sama Tian pun tak segan-segan mencegatku dan mengancamku untuk berdekatan dengan Tian.
Vera adalah siswi yang terkenal populer dan savage. Rumornya, Tian sama sekali tidak tertarik dengan Vera. Sampai Vera di buat kesal dan percaya bahwa aku yang menggoda dan menghasut Tian agar menjauh darinya. Padahal aku tak tau apa-apa dan tidak melakukan apapun.
Sepulang sekolah aku ingin menenangkan diri. Aku menelepon mamaku dan mengabarkan bahwa aku akan pulang sedikit terlambat karena aku ingin makan siang diluar. Mama pun setuju dengan itu.
Aku lalu memesan taksi online dan segera meluncur ke cafe tempat makan dan bersantai favoritku sejak masa Putih biru. Aku duduk dipojok sambil menunggu pesanan. 10 menit kemudian, segelas mochacino dan juga makanan pesananku datang. Aku lalu makan dan minum sambil bersantai sembari menikmati pemandangan kotaku yang ramai itu.
Sudah 1 jam aku duduk di cafe itu. Tak lama sebuah pesan masuk. Setelah mengeceknya, ternyata itu pesan dari mama yang memintaku untuk pulang karena ada hal penting yang harus dibicarakan.
Penasaran hal penting apa itu?? Tunggu di partt selanjutnya ya guys..
Cerpen Karangan: Gravity Grace Blog / Facebook: Gbby Tnis Terimakasih telah singgah di cerpenku!!