Perkenalkan namaku Carlissa Brielle Adara. Anak perempuan pertama dari 2 bersaudara. Adikku yang adalah anak kedua bernama Levin Stephen Adara. Adikku yang merupakan anak ketiga bernama Kerrin Analise Adara. Ayahku seorang pengusaha sukses bernama Alexander Adara. Ibuku seorang pegawai negeri yang bernama Hani Adara.
Aku sekarang duduk di kelas 3 SMP. Berikut adalah kisah cintaku yang mungkin saja bertepuk sebelah tangan. Waktu pertama kali aku mengenalmu ialah dari medsos. Aku yang adalah ARMY punya banyak teman dari pelbagai daerah di Indonesia. Dari situlah aku memulai kehidupan baruku. Begini ceritanya.
Flashback On Dulu aku terbilang murid yang pendiam (maklum murid baru di sekolah menengah) namun cerdas karena sering mendapat peringkat di kelasku. Saat itu aku mengenal sebuah perasaan yang bernama Cinta. Awalnya kukira itu hanya perasaan biasa atau bisa dibilang kekaguman belaka pada sosok lelaki yang cerdas nan tampan berkulit putih bersih itu. Namun hari berganti minggu, minggu berganti bulan, kemudian bulan berganti tahun namun perasaan ini masih saja tetap ada. Lama kelamaan aku mulai menyadari akan hal itu. Namun sayangnya ia tak pernah menyadarinya. Bahkan ia mempermainkan perasaanku.
Ohya, aku hampir lupa nama sosok lelaki yang kukagumi itu adalah Ian Kendrick. Ia menyukai salah seorang gadis cantik yang adalah teman dekatku bernama Gloria Lily Reesha. Tapi sayangnya sebelum dia memacari Lily ia sangat dekat denganku. Tak heran jika kami belajar bersama, mengerjakan tugas dan juga jajan ke kantin bersama. Namun kedekatan itu mulai merenggang saat ia menaruh perasaan pada Lily. Ia melamar Lily menjadi kekasihnya pada saat Valentine Day. Tentu saja itu membuat perasaanku hancur berkeping-keping.
“Lily, maafkan aku karena aku tak bisa merangkai kata romantis sama seperti pria lainnya. Tapi ini adalah ungkapan cinta dari hatiku. Kamu seperti mentari yang datang selalu menyapaku dengan senyuman hangat dan manismu. Kau juga seperti senja yang selalu membuat mataku untuk tak berhenti menatap hingga tenggelam digantikan bulan dan bintang. Maukah kau menjadi pacarku, sahabat dan penyemangatku?” lamar Ian romantis sekaligus menyodorkan kado berbentuk hati dengan pita pink cerahnya. “Emm, y…ya!” jawab Lily dengan gugup karena dilamar pria yang selama ini ia kagumi dan tak disangka-sangka sekarang berstatus menjadi pacarnya.
Aku yang baru pulang dari kantin bersama sahabat dekatku Damarisa Nathania Emery (Risa) sontak kaget melihat orang yang kucintai telah dimiliki orang lain. Aku kaget bukan kepalang sambil sesekali mengusap dadaku mencoba untuk tetap tenang.
Mulai saat itu aku seperti phobia dengan cinta. Aku takut kalau nantinya aku mencintai seseorang dan perasaanku hanya akan dipermainkan. Sejak itu pula aku hanya bisa fokus belajar, dan sekolah sebagaimana biasanya. Mengerjakan tugas, jajan di kantin bersama sahabatku Risa dan Eunice Greenly Geela (Eunice), kerja kelompok dan juga berbagai kegiatan diluar sekolah. Flashback Off
Sejak kejadian itu, aku jadi lebih akrab dengan teman-teman sekelasku. Aku kemudian dikenalkan pada 7 sosok pria tampan dan berbakat asal Korsel, BTS. Hidupku adalah tentang kamar, sekolah, dan juga ARMY~BTS. Di sinilah terjadi kejadian dan kisah baruku.
Aku membuat sebuah grup via WhatsApp yaitu grup BTS~ARMY. Awalnya grup itu terbilang sepi. Namun kemudian entah karena apa dan siapa grup itu semakin ramai saja setiap harinya. Aku paling akrab dengan seorang gadis yang bernama Crisly Aprilia. Biasa disapa Crisly. Ia menjadi sahabat dekatku walau kami dihalang oleh jarak yang terbilang jauh. Aku berdomisili di NTT dan ia di Medan. Aku sering sekali bercanda tawa dan berbagi kisah, menanyakan kabar, dan hal lainnya pada Crisly setiap harinya. Sampai suatu ketika ia dihadapkan dengan sakit penyakitnya. Ia harus berjuang keras agar lekas sembuh. Tak lupa aku selalu mensupportnya walau kami tak bersama. Aku mengingatkannya untuk tetap menjaga kesehatan, makan tepat waktu dan selalu berdoa dengan penuh keseriusan. Ia sembuh setelah beberapa hari berada di Rumah Sakit. Kabar itu membuatku gembira bukan main. Ia kemudian tetap mengabariku lewat chattingan WhatsAppnya sore itu.
“Hai nona!” sapanya. “Halo juga nona,” jawabku. “Nona apa kabar?” “Baik kok. Nona sendiri gimana?” “Syukurlah. Aku juga baik. Ohya, hari ini aku udah dibolehin pulang sama dokternya,” “Syukurlah nona. Jaga kesehatannya ya, jangan lupa makannya tepat waktu, istirahat cukup juga jan lupa doanya,” kataku mengingatkan. “Iya nona. Kamu juga jan suka khawatiran sama aku. Yang ada aku takut kamunya sakit juga.” “Gimana aku gak khawatir coba? Kalo yang sakit itu sunshinenya aku,” “Iya iya, ohya nona udah makan?” “Emm, belum nona hehee,” “Yaudah sana makan. Ntar lambungnya kambuh kan kasian,” “Iya nona aku offline dulu ya. See you,” “Nee”
Aku senang karena kehadiran dirinya. Hari-hari ku lalui dengan senyuman dan tawa karena dirinya. Aku bersyukur Tuhan sudah mengizinkan dia ada dan mengukir pelangi indah dalam hidupku. Sampai suatu ketika lagi, ia diberi cobaan oleh Tuhan. Ia harus masuk ke ruang ICU diakibatkan ulah temannya yang entah sengaja atau tidak mendorongnya hingga terjatuh dari tangga. Aku tidak tahu tentang hal itu namun yang memberi kabar padaku adalah sahabatnya. Entah darimana ia mendapat nomorku. Mungkinkah dari Crisly? Ahh, sudahlah tak penting yang terpenting sekarang adalah bagaimana keadaan Crisly.
“P” “P” “P” “P” “Lissa, online dong pleasee!!” “Hai” “Hallo” “Gue cuman mau bilang kalo sahabat lo Crisly sedang kritis. Sekarang dia ada di ruang ICU” Kaget. Pesan terakhir itu membuat jantu gku serasa mau copot. Aku lalu membalas. “Hah?” “Ruang ICU?” “Emng dia kenapa sih kok bisa gitu,” “Dia didorong ama temannya,” jawab lelaki itu. “Yaampun.. kok bisa?” “Gak tau juga sih pnybbnya,” “Tapi dia sekarang udah siuman belum?” “Belum. Tapi ada secarik surat. Tak tahu ini ditujukan untuk siapa,” “Denger dong,” “Untuk kamu yang selalu ada. Jangan lupa makan tepat waktu, selalu berdoa dan jangan lupa tebarkan senyummu. Jangan menangis itu hanya akan membuang-buang air mata berhargamu. Karena air matamu adalah air mataku juga,” “Itu isinya,” “Yaampun,” balasku haru. “Oh ya lo siapanya Crisly?” tanyaku “Gue sahabatnya. Kenali gue Rayhan Wiliam. Panggil aja Ray,” katanya memperkenalkan diri. “Oh. Gue Carlissa Brielle Adara. Panggil aja Lissa,” “Iya udah tau kok,” “Kok bisa?” “Iya udah banyak yang diceritain Crisly soal lo,” “Oh hehee,” “Iya yaudah gue mau lihat Crisly dulu ya. Nanti kalau ada apa-apa gue kabarin,” “Iya. Makasih.”
Kabar itu membuatku sontak terkaget namun aku berusaha tetap tegar dan kuat dengan selalu berdoa kepada Tuhan agar mau menyembuhkan sahabat tercintaku. Walau berbeda agama dan kepercayaan, namun tak membuat kami saling menghina. Justru perbedaan itulah yang menyatukan kami. Dia beragama Islam. Sedangkan aku Kristen. Aku selalu mengingatkannya tentang kewajibannya yakni sholat. Aku juga sering ditanya setiap malam minggu olehnya.
“Nona, besok ke gereja gak?” “Iya nona. Emang kenapa?” “Nggak kok nona. Soalnya nona belum tidur jadi aku nanya. Takutnya besok telat,” “Ohh. Makasih udah ngingetin ya Ly. Aku pamit mau bobo,” “Iya. Selamat malam nona. Mimpi indah. Jan lupa doanya.” “Iya nona. Kamu juga”
Aku senang karena belum pernah aku memiliki sahabat seperti dirinya. Aku punya banyak teman namun berbeda jauh dengan dirinya. Aku ingin sekali bertemu dengannya. Walau mungkin suatu saat nanti.
Efek jatuh dari tangga membuat Crisly harus hilang ingatan. Tentu saja hal itu membuatku kaget bukan main. Namun aku tak menyerah dan putus asa begitu saja. Aku selalu berusaha membuatnya ingat padaki. Berkat kerja kerasku dan dorongan dari Ray, Crisly secara perlahan mulai mengingatku. Kemajuan itu membuatku bersyukur karena ia tak melupakanku sebegitu cepatnya.
Hal yang membuatku terpukul adalah ketika ia dan saudara perempuannya diusir dari rumah. Walau ia anak kandung. Sedih benar nasibnya. Namun untungnya ia sangat dekat dengan Ray sehingga orangtua Ray merasa iba kemudian menampung Crisly dan Vanny, adiknya tinggal bersama keluarga Ray. Aku senang karena walau aku tak bisa membantunya secara langsung, Tuhan mengirimkan malaikatnya lewat Ray sehingga dapat mengijinkan Crisly dan Vanny tinggal bersama.
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Crisly semakin normal ingatannya tentang aku dan lingkungan sekitarnya. Syukurlah. Aku bisa chattingan dengannya sama seperti dulu. Tanpa aku sadari aku juga mulai dekat dengan Ray. Ia menjadi orang pertama dan satu-satunya lelaki yang mau bersahabat bahkan menganggapku sebagai adiknya. Aku senang sekali. Lama kelamaan perasaanku berubah menjadi cinta. Aku merasa nyaman saat ada Ray. Sehari tak chattingan dengannya rasanya ada yang kurang. Aku tak percaya bisa sedekat ini dengan kedua orang berhati malaikat seperti mereka berdua.
Next part.. Jan bosan baca cerpen-cerpen karyaku ya!! Gamsahabnida ^_^
Cerpen Karangan: Gravity Grace Blog / Facebook: Gbby Tnis
Annyeonghaseyoo!! Apa kabarnya? Semoga sehat selalu ammiinnn^_^ Terimakasih untuk kamu yang udh mampir dan baca cerpenku. Maaf kalo jelek masih pemula.