Fazrel Areksa tengah berdiri di gerbang sekolah. Menyidang beberapa murid yang lewat memeriksa apakah semua sudah rapi sesuai aturan sekolah. Tata tertib tetap harus dilakukan. Sampai kedatangan dari Tari.
“Kenapa rok kamu kependekan, mau saya gunting?” “Jangan tambah pendek dong malu!” ucap Tari menatap ketos bertuliskan name tag Fazrel Areksa. Keren juga tapi galak bukan main. “Gak saya gak akan suruh kamu masuk, sekarang berdiri di sini saya akan laporkan ini ke guru.” “Jangan dong gue baru aja masuk, udah kena masalah lagi?” “Memangnya kamu pindah karena apa?” Tanya Fazrel berusaha ingin tahu. “Habis jambak rambut senior gue namanya Abella dia ngambil cowok gue Fano.” Cuma masalah cowok, kemudian berakhir pindah dari sekolah dasar gadis tidak tahu diuntung. Banyak orang sudah bersekolah, dia seenaknya berbuat ulah. Tari berdiri hingga kesemutan melihat anak murid menertawakan tingkahnya yang bermain tik-tok tidak jelas sembari memperlihatkan paha yang super seksi.
Akhirnya Fazrel mengambil cara lain menurunnya pakai celana training olahraga, mengantar ke toilet. Setelah selesai gadis itu sudah tak lagi jadi tontonan. “Makasih, tapi di sekolah lama gue bebas pakai gaya apa saja.” Tari memberangut kesal. “Disini berbeda!” Fazrel berjalan menjauh segera meninggalkan Tari yang terdiam melongo.
Di hari berikutnya Fazrel duduk di kantin sehabis mengikuti ulangan harian. Peluh di keringatnya, tenggerokan juga terasa kering dan ingin minum yang segar-segar.
Fazrel Areksa sangat susah jatuh cinta. Sampai kedatangan murid baru dikenal Badgirl badung ia dipindahkan karena berbuat ulah berkelahi sama seniornya.
Fazrel melangkah ke sebuah ruangan perpustakaan mencari buku. Ia bertemu gadis itu lagi. “Ngapain mau hukum karena rok gue kependekan? Atau udah terpesona sama kecantikan gue yang paripurna.” jawab gadis disapa Tari. “Gak Tari, saya gak akan suka sama anak nakal seperti kamu!” Ketua Osis sok ganteng galak pula, Tari mendumel dalam hati. Pikirannya cuma satu berharap cowok itu mendapatkan masalah agar Tari puas.
“Tari Evelyn Zamila..” Panggil cowok bernama Kai bisa dibilang cogan di sekolah SMA Pembuka. Semua kenal sebagai cowok tampan berhati baik, dan sempurna karena selalu bisa membuat cewek meleleh dengan kelakuan manisnya. “Tari gue denger lo pindahan dari SMA Bujangga.” “Wah lo tau SMA gue?” Berdecak kagum menatap ketampanan Kai. Sungguh indah ciptaan Tuhan yang satu ini. Bagaimana Tari susah berpaling? “Sepupu gue Citra sekolah di sana dia cerita katanya lo famous dan punya banyak teman cowok.” “Iya biasa aja sih.” jawab Tari menggaruk kepala.
Di hari berikutnya Tari sering bertemu Kai dan memutuskan jalan bareng berdua. Mereka ke bioskop nonton film yang sedang tayang. Tapi sepulang dari sana saat hendak makan di food court bertemu dengan Fazrel. Fazrel menyebalkan sekali mengganggunya dan ikut bergabung. Jadilah acara pembahasan tentang rencana baksos. Dan Tari merasa terganggu, akibat gagal membahas hal romantis malah jadi garing begini. Belum lagi ketika Tari disuruh kerja kelompok sama Fazrel mereka berdua mengerjakan makalah. Terpaksa Tari pergi ke rumah cowok itu sampai di sana. Bertemu sama Bu Risma yang cerewet minta ampun beda dengan Fazrel galak, cuek, cold, dan sedikit pendiam, pokoknya kata perfect kurang darinya.
“Tari kamu anak baik, Tante mau kasih brownis buatan Tante nanti follow Ig Tante share suruh mereka coba The Risma Cake.” ucap Bu Risma memberikan senyum. Mencoba kue lalu seketika merasakan sensasi aneh di mulut benar-benar terkejut. Rasanya enak di tenggerokan sampai nambah tujuh kali. Gemuk-gemuk deh sekalian.
Sepulang dari sana Tari sempat mendapatkan pesan dari cowok itu. “Maafin kelakuan nyokap kalau gak suka bilang aja ke saya?” Selalu pakai kata saya formal terus, bikin bosan saja tapi kuenya enak. “Gak kok kuenya enak btw nanti gue pesan,” Mendengar hal tersebut senyuman tersungging di wajah Fazrel. Hatinya seperti berbunga-bunga. Mendadak memejamkan mata membayangkan menari di rerumputan hijau ditemani alunan lagu Mozart atau Beethoven. Indah merasuk ke dalam sukma.
Tapi pada suatu ketika Kai menyatakan cinta dan Tari menerimanya. Mereka resmi jadian patah hati dirasakan Fazrel. Sudahlah tidak usah berharap lagi. Menunduk dengan muka masam.
Mereka kelihatan serasi di kantin di mana saja selalu bersama. Tiada hari tanpa menemukan kemesraan mereka. Iri menjalari sekujur tubuh Fazrel. Takdir kenapa begitu menyakitkan? Andai saja waktu berputar kembali mungkin Fazrel mau berada di posisi Kai.
Hujan membasahi seluruh sekolah Fazrel merenung sembari menatap rintik jatuh. “Kalau saya tidak berjodoh dengannya, saya akan belajar berdamai dengan kata ikhlas.” kalimat bernada penuh semangat terlontar benar-benar mencari cara untuk move-on dalam waktu singkat.
Namun kejadian berpihak padanya, Kai selingkuh sama Gitta. Lalu Tari datang menemuinya dan berkata, “gue bodoh terlalu percaya semua mulut manis dia,” Tari luruh dalam dekapan Fazrel. Tanpa bisa disangka bibirnya mengeluarkan kalimat. “Saya sayang kamu, meskipun tak terbalas saya sayang kamu dari sebelum kita kenal di gerbang sekolah.” Suara Fazrel begitu lembut namun Tari belum bisa membalasnya. Sisa luka masih ada tersimpan dan perlu waktu menghilangkan rasa sakit ini.
Selesai
Cerpen Karangan: Hardianti Kahar Blog / Facebook: TitinKaharz Blog / Facebook: TitinKaharz IG: titinghai25 Twitter: H Kaharz Nama panjang: Hardianti Kahar Nama pendek: Titin Umur: 26 Tahun Agama: Islam Akun wp: @titinstory (@titinghey) akun wp lama tidak bisa terbuka dan login jadi kalau mau berkunjung yang satunya aja Hobi: Menulis, membaca novel remaja, makan, nonton drakor, desain baju, nyanyi Cita-cita: Penulis terkenal mengisnpirasi