“Selamat pagi semua…!” Sapaan dari kepsek, Matahari menyambut pagi Ajaran baruku dengan cerah. Kini aku memasuki Tahun ajaran baru kelas 2 SMP. Yang dimana adanya peningkatan pembelajaran dari pada waktu kelas 1 dulu. Semua barisan tersusun rapi dan terpampang muka berseri-seri bagi adik-adik kelas yang memasuki Sekolah menengah pertama.
Apel pun berlangsung dengan lancar dan pembagian kelas pun diumumkan. Kemudian Kepsek menyuruh untuk masuk ke kelas masing-masing yang telah ditentukan, Aku masuk kelas VIII-5 yang dimana pada masa kami, bisa dibilang Yah.. termasuk kelas buangan tapi aku senang karena mendapatkan teman-teman kelas yang cukup ramah dan menyenangkan.
1 bulan berlalu berjalan, aku berusia 15 tahun dimana remaja yang menduduki masa pubernya. Ini sangat berbeda waktu kelas 1 dulu aku berumur 14 tahun, yang dulunya hanya fokus belajar dan memikirkan bagaimana aku berusaha untuk menjadi siswi yang terbaik di kelasku dulu.
Tidak sengaja, teman sekelasku menabrak sepedaku yang kuparkirkan. Aku berteriak histeris..! “Woiiiii….!!!” “Kalo bawa sepeda tuh hati-hati Napa!” “Jangan kaya orang gila, tuh kan.. sepedaku rusak!” Sanking santainya ia menjawab “yaelah sorry lah, lagian aku ga sengaja” sambil merapikan rambutnya yang acakan lalu pergi begitu saja. Lalu aku terdiam dengan memendam segala emosi yang ada di kepalaku.
Aku segera berlari melihat sepedaku yang oleng karena dia. Lalu aku kembali ke Kelas dan menghampiri dia. Sebelumnya aku mau deskripsikan siapa dia yang aku maksud. Teman sekelasku yang menabrak sepedaku adalah cowok, dia dipanggil Jino yang terkenal Jutek dan cuek sama semua cewek-cewek di kelas maupun di sekolah. Yahhh… menurutku sih dia memiliki tampang yang lumayan lah, tapi walaupun dia terkenal Jutek dan cuek tapi dibalik itu dia orang yang humoris.
Aku berada tepat di depannya, Aku berkata berkali-kali biar dia mau memperbaiki sepedaku tapi dia tetap tidak mau dan hanya memilih untuk diam. Lalu aku kembali duduk di tempatku, selang beberapa jam kemudian lonceng jam pulang pun berbunyi. Akupun bersiap merapikan semua bukuku dan kuletakkan semuanya di dalam ranselku.
Setelah itu, ku cek petugas kebersihan hari ini. ternyata sial..! Waktu tugas kebersihan kelas jadwal kami (aku dan Jino) ternyata bersamaan. Mau gak mau yah.. mau gimana lagi sudah jadwalnya, aku segera mengambil sapu dan tiba-tiba saja Jino datang dan mengambil sapu yang sudah aku pegang duluan. Sontak aku kaget! “Haduhhh Jino!!! Tolong yah jangan menambah beban pikiranku lagi, kenapa mesti sapu ini sih yang kamu pilih!” “mau gimana lagi sapunya cuma satu lagi?” “kan, ga mesti kamu nyapu lah?!” Jawabku, “Kamu kan bisa angkat kursi tuh.. sana!” Lalu dia dengan coolnya pergi gitu aja sambil melakukan pekerjaannya.
“Huhhh…. dan akhirnya selesai juga!” Aku segera ke parkiran untuk mengambil sepedaku dan bersiap untuk pulang tapi sialnya sepedaku susah jalan, karena kejadian tadi pagi. Jino pun bergegas pulang tapi aku berusaha untuk memanggil Jino karena tinggal kami berdualah di sekolah, semua pada pulang.
Lalu Jino pun berbalik badan, “haaaa?!” “Kenapa sih Nomi! Ada apa…?! Orang mau pulang, ada aja penghalang!!!” Dengan nada kesal. Tapi aku ga peduli, dengan nada tinggi “ini semua gara-gara kamu yah Jino sepedaku jadi gini kan susah jalan, gimana aku mau pulang kaya gini!?” “Aku ga mau tau yah kamu harus tanggungjawab bagaimana pun caranya aku ga mau kalo jalan kaki cuma gara-gara kamu..!!!”
Sambil menghela napas Jino pun datang, “oke-oke aku minta maaf tadi pagi gak sengaja nabrak sepeda kamu, jadi sekarang kamu maunya gimana?” Dengan sabar aku menahan emosiku lalu menjawab.. “Yaudah aku maafin, Aku mau kamu perbaiki sepedaku apapun caranya!” “Oke tapi kan dari sekolah, bengkel sepeda jauh dari sini, gimana dong?” “Kok tanya aku?! Pikir sendiri lah!” Jawabku kesal. “Gimana kalo kita jalan kaki dari sini sampai ketemu bengkel?” dengan santai memberi solusi. Aku Udah pasrah… dari pada berlama-lama di sekolah Udah mau sore juga, jadi kita sepakat jalan kaki hingga sampai di bengkel.
Singkat cerita, Udah mau memasuki semester 2 kelas 2 SMP Udah banyak waktu yang telah kita lalui dan udah banyak banget juga cerita serta kisah menarik yang terjadi sebelum memasuki semester 2 yang sangat dinantikan.
Semester 2, dimana semua tugas menumpuk karena semester akhir kenaikan kelas. Banyak tugas yang harus dikerjakan berkelompok, entah kenapa 4 kali berturut-turut aku dan Jino tetap kelompoknya bersamaan agak kesal karena harus bareng kelompok sama si cowok kepala batu.
Hari ini, ada pratek di lapangan tentang olahraga, Terik matahari sangat panas sehingga kuputuskan untuk masuk ke kelas untuk beristirahat dan minum air karena kehausan. Tiba-tiba hp ku berbunyi, di sekolahku tidak mengizinkan membawa hp di sekolah tapi karena praktek, kami diperbolehkan untuk mengambil dokumentasi praktek di lapangan.
Aku melihat hpku, ada pesan dari nomor yang tidak dikenal “hy.. boleh kenalan?” (Isi pesan), tapi aku bodo amat gak mau bales, lagian aku gak kenal itu siapa. Tingg… berdering lagi, “eh sombong banget gak dibales ni ye” isi pesan. Sambil aku menarik napasku, berkata “apa-apaan sih ini, gak kenalpun” tapi aku tetap positif thinking siapa tau orang yang aku kenal. Jadi, aku memutuskan untuk membalas chatnya “Iyah, ini dengan siapa yah?” Dengan tidak lama kemudian dia membalas “hayo coba tebak aku siapa?” Aku semakin emosi ditambah capeknya lagi tadi panas dan siap praktek. karena dia, gak mau to the point langsung ngasi tau siapa dia. Akhirnya aku menonaktifkan hpku. Seperti biasa aku pulang ke rumah karena waktu telah menunjukkan jam pulang sekolah.
Malam hari, seperti biasa rutinitasku mengerjakan tugas-tugas sekolah yang udah lumayan menumpuk. Tiba-tiba hp ku berdering lagi tapi bukan pesan chat, ini panggilan dengan nomor yang sama tadi di sekolah. Langsung aku angkat karena merasa penasaran juga siapa sih ini orang yang sukak gangguin orang malam-malam?!
“Halo.. ini siapa ya?” “iyah, halo.. masa kamu ga tau?” “udahlah gak usah banyak basa-basi, kamu kasi tau kamu siapa dan ada urusan apa telpon aku malam malam kaya gini?! Kayak ga ada kerjaan aja!” “kamu ga bisa tanda suaraku?” Ini Nomi kan?” “iyah Aku Nomi, dan aku ga peduli juga mau nandain atau enggak suara kamu, bodo amat!” “hehhehe… oke oke dari pada kamu marah-marah, ya udah aku jujur deh ini aku Jino” “hah..?! Jino?!? Yang betul aja lah, jangan main-main yah! Kok bisa tau nomorku, kamu ambil dari mana?!” “selooo lah… atuh buk, ini aku ambil sama kawan sekelas kita, kamu tau kan Rina?” “oh.. iya iya aku tau, ada apa yah Jino?!” “enggak kok pengen ngobrol aja”
Percakapan pun berlangsung 1 jam 20 menit 3 detik dengan semua topik yah bisa dibilang menarik, ternyata anaknya juga asik diajak ngobrol, walaupun Udah terlanjur kesel duluan sih hehehe… karena sanking batunya, eh tapi bisa cair juga ternyata.
Selang beberapa menit, ingin mengakhiri pembicaraan di telepon. Dia tiba-tiba bilang gini “Nom.. aku ga tau deh ada yang beda saat aku kenal sama kamu” “beda apa yah Jino?” bingung “Iyah beda, karena kamu udah bisa buat aku nyaman!” “hahahaha.. yaelah pakek acara nyaman segala!” “aku serius Loh, kamu merasakan hal yang sama gak?!” Gugup “ummm….a paan sih, aku biasa aja kok!”
“Nom..” “Iya Jino..?” “boleh aku jujur ga sama kamu?” “Iyah… boleh” jawab santai “kalo aku sebenarnya dari awal suka sama kamu!” Seketika mukaku memerah kala itu “apaan sih!! Norak tau candaannya!” “aku ga bercanda Nom, aku berkata jujur ini” Percakapan kami pun berlangsung dengan panjang lebar yang dimana akhirnya karena aku ga bisa jawab perasaan dia jadi dia kasih aku waktu 2 hari untuk menjawab.
Singkat cerita, pagi hari aku ke sekolah dan Jino udah mulai care sama aku.. gak kaya biasanya yang jelas dingin banget dan kawan-kawan sekelas pun kaget seorang Jino care sama cewek, Tapi aku santai aja nanggapinya dan berusaha terlihat santai. Dia ngajak aku ke kantin, lalu kami ke kantin berdua. Tiba-tiba dia bisikin gini “aku tunggu ya jawabanmu” Langsung aku terdiam dan tidak berkata apa-apa. Tapi pertemanan kami tetap berjalan baik-baik saja. Dan mulai suka bareng kalo pulang, karena arah rumah kita searah.
Kini tiba hari dimana aku harus kasi jawaban ke dia, tentang perasaan dia yang dia sampaikan melalui telepon kemarin. Aku diajak ke taman belakang sekolah, Lalu dengan pelan-pelan berkata “gimana Nom kamu Nerima aku, jadi pacar kamu?” Kemudian aku jelasin semua perasaan aku juga ke dia dimana kami sama-sama memiliki perasaan yang sama yaitu saling jatuh cinta dan saling suka.
Mulai hari itu Aku dan Jino menjalin hubungan pacaran, walaupun sering cekcok hanya gara-gara masalah sepele yah namanya aja “cinta monyet”. Tapi Dia cinta pertamaku dan pacar pertamaku.
Hubungan pacaran kami bertahan 7 bulan setelah itu kami putus karena dia pada saat kenaikan kelas, papa mamanya memutuskan ia pindah keluar kota, ngikut papanya pindah kerja keluar kota otomatis, sekeluarga mereka pindah. Jujur sih kata putus tidak pernah ada dalam hubungan kami tapi semakin lama hubungan kami renggang dan tidak ada komunikasi sama sekali bahkan Kontaknya pun tidak pernah tersimpan lagi, karena nomor Jino gak aktif lagi.
Kini cinta monyetku berakhir di akhir kenaikan kelasku. Sedih sih rasanya apalagi kita sering ngerjain tugas bareng, ke kantin bareng, apalagi pulang bareng, kebanyakan bareng-bareng. Tapi mau gimana lagi seorang remaja tidak bisa mempertahankan masa cinta monyetnya dengan hanya status pacaran, tanpa komitmen, hehehe mau gimana komitmen, kita pun sering berantem waktu itu. Lucu juga si.., kalo diingat-ingat masa itu, Kini Aku fokus sekolah dan belajar akhirnya bisa kuliah di PTN yang aku tuju.
Siapa yang tau waktu, waktu mempertemukan kami kembali. Rupanya dia kuliah di kampus yang sama lagi denganku. Tapi dengan status kami udah punya pacar masing-masing dan puji Tuhan sampai sekarang Hubungan silaturahmi kami tetap terjalin baik meskipun hubungan cinta monyet kami SMP tidak ada kejelasan. Dan sempet ngakak bareng-bareng juga pas kami ingat masa SMP kami dulu.
Sekian dan terimakasih.
Cerpen Karangan: Novi Liyani Zalukhu Blog / Facebook: Nono panoma Ingin menjadi penulis yang hebat “tidak masalah mencoba apa yang menurut kita terbaik buat diri sendiri walaupun berkali-kali jatuh bangun itu biasa, karena orang hebat berasal dari orang-orang yang pernah gagal berkali-kali bahkan berjuta-juta kali”
Cerpen ini dimoderasi oleh Moderator N Cerpenmu pada 5 Agustus 2021 dan dipublikasikan di situs Cerpenmu.com