Malam itu Adi, Nuril, Zainul, dan Dwi serta teman-teman seangkatan akan liburan ke Jawa Tengah dengan naik bus.
Rombongan berangkat dari Tulungagung sekitar pukul 22.00 WIB. Sebelum bus berangkat ke tempat tujuan.
Pak Budi yang ditugaskan sebagai guru pendamping meminta kepada anak-anak yang ingin kencing supaya kencing dulu.
Beberapa anak mengikuti instruksi dari Pak Budi. Tapi tidak dengan keempat ini. Bukannya menuruti instruksi dari Pak Budi. Adi, Nuril, Zainul, dan Dwi justru asyik meracik minuman berenergi pada botol minuman yang mereka bawa.
Singkat kata, sekitar pukul 22.15 WIB bus mulai berangkat menuju Jawa Tengah. Sekitar satu jam awal suasana di dalam bus masih sangat ramai.
Beberapa cerita tentang rencana oleh-oleh apa yang akan mereka beli. Sebagian lagi asyik bernyanyi karaoke.
Adi, Nuril, Zainul, dan Dwi mulanya juga ikut-ikutan nyanyi. Namun, karena sudah bosan keempat anak ini melakukan perlombaan kecil-kecilan.
Adapun perlombaan yang mereka lakukan adalah siapa yang tidurnya paling akhir. Maka dialah yang akan menjadi pemenangnya.
Siapapun yang menjadi pemenang dalam perlombaan ini akan ditraktir makan sepuasnya. Semua yang ikut perlombaan ini berusaha mati-matian untuk mengusir kantuk dari dalam dirinya.
Salah satu cara paling ganjil yang dilakukan keempat anak itu seperti yang dilakukan oleh Nuril. Ia meminum banyak-banyak air berenergi sebanyak-banyaknya.
Nuril berharap dengan meminum air berenergi itu akan membuatnya akan menjadi pemenang dalam perlombaan ini.
Beberapa saat kemudian di luar hujan turun dengan derasnya. Udara di dalam bus pun turut menjadi lebih dingin dari sebelumnya.
Bersamaan dengan ini operator bus memutar lagu-lagu pop yang menenangkan. Alhasil hal ini membuat banyak penumpang bus terlelap seketika.
Adi, Nuril, Zainul, dan Dwi pun ikut terlelap. sekitar pukul 00.15 WIB Nuril yang terlalu banyak minum-minuman berenergi bangun dari tidurnya.
Ia kebelet kencing, tetapi ia malu mengatakan kepada sopir. Nuril memutar akal. Ia melihat ada botol minuman kosong tergeletak di samping tempat duduknya.
Ia kemudian kencing di botol tersebut. Setelah selesai. Nuril meletakkan botol minuman itu di dekat pintu belakang. Rencananya botol itu akan dibuang saat bus berhenti.
Selesai kencing Nuril melanjutkan tidurnya. Sekitar setengah jam kemudian, giliran Zainul yang terbangun.
Zainul terbangun bukan karena kebelet kencing. Zainul bangun karena kehausan. Ia mencari botol minumnya tapi tak kunjung ketemu.
Sialnya pada waktu itu lampu di dalam bis sudah dimatikan. Zainul malu untuk meminta tolong agar lampu dinyalakan.
Zainul kemudian melihat sesuatu di pintu belakang. Dengan bantuan cahaya dari lampu jalan Zainul melihat air yang ada di dalam botol itu berwarna kuning.
Ia teringat bahwa tadi dirinya membuat minuman energi. Zainul langsung mengira bahwa botol itu adalah miliknya yang kemudian terjatuh.
Zainul segera meraih botol itu dan membukanya. Tapi, Zainul merasa janggal. Sebab, saat dibuka botol itu mengeluarkan aroma tak seperti biasanya.
Saat Zainul memastikan lagi dengan mencium aroma isi dari botol tersebut. Tiba-tiba sopir bus mengerem mendadak karena menghindari kendaraan.
Apesnya isi dari botol itu tumpah dan mengenai muka Zainul. Betapa marahnya Zainul saat tahu bahwa yang tumpah di wajahnya adalah air kencing.
Tetapi Zainul tidak tahu itu botol milik siapa. Jadi, dia hanya bisa menggerutu sendiri. Sementara Nuril, Adi, dan Dwi yang saat itu sebenarnya bangun. Hanya bisa cekikian saja melihat musibah yang dialami Zainul.