Cerita ini berkisah tentang kehidupan Putri Rengganis yang hidup di tempat pertapaan bersama dengan ayahnya. Mereka hidup di Tanah Parahyangan.
Putri Rengganis merupakan gadis cantik dengan kemampuan terbang. Suatu hari, Putri Rengganis terbang dan memetik bunga di Taman Banjarsari, milik Raden Iman Suwangsa. Raden Iman Suwangsa ini merupakan calon pewaris tahta adipati.
Merasa bunganya dicuri oleh Putri Rengganis, ia merasa kesal. Raden Iman Suwangsa pun memantrai taman bunganya agar bunganya tidak mudah diambil oleh orang lain. Setelah mengamati beberapa waktu, Raden Iman Suwangsa memerintahkan prajurit dan patihnya menangkap orang yang mencuri bunganya.
Sayembara pun dilakukan. Siapa yang berhasil memberikan informasi tentang pencuri bunganya akan mendapatkan hadiah. Naasnya, Putri Rengganis tidak tahu kalau dirinya sedang diincar. Sahabat Putri Rengganis, Si Belang pun buka mulut hingga akhirnya Putri Rengganis tertangkap basah.
Putri Rengganis menangis dan air matanya kemudian berubah menjadi air bah yang tinggi. Air mata tersebut mulai membuat genangan di sekitar tubuhnya sendiri hingga terbentuklah air bah yang tinggi. Raden Iman Suwangsa pun merasa heran dengan kejadian tersebut dan menyesal karena sudah menangkap Putri Rengganis.